Bab XXXXI : Bertemu

187 36 11
                                    

Pihak kepolisian telah memegang semua bukti dan telah melakukan  pemeriksaan saksi. Zealany Garfield pun telah diputuskan menjadi tersangka yang akan didakwa pada pengadilan yang telah didaftarkan. Sementara waktu, Zea akan berada di dalam jeruji besi. Walau pihak keluarga Zea meminta keringanan dan tidak akan membawa kabur Zea, pihak kepolisian pusat Seoul tetap menahan Zea.

Jihyo sendiri paham bagaimana kekesalan dan amarah dari keluarga Zea. Akan tetapi, Jihyo sudah berada di jalan yang benar. Jihyo berharap, Zea bisa memahami dan menyadari akan kesalahannya. Bukan malah melimpahkan semua pada dirinya.

Karena hal-hal yang dibutuhkan pihak kepolisian telah lengkap, menjadi alasan Jungkook dan Jihyo meninggalkan tempat itu, daripada berlama-lama yang dapat memicu adanya perdebatan antar keluarga. Namun, Jihyo tidak menyangka jika Jungkook membawanya kembali ke apartemen.

Matanya menyipit, menatap begitu lekat pada pada Jungkook yang mematikan mesin mobil, bersiap untuk keluar ketika ia telah melepas sabuk pengaman. "Ayo kita keluar. Kita makan dulu, sebelum aku mengantarmu ke Kafe atau ambil libur saja?"

Dengan cekatan, Jihyo menggeleng. "Ayo makan. Tidak mungkin aku mengambil libur, aku baru bekerja beberapa hari ini." Seraya ia keluar dari mobil. Kini, berjalan beriringan dengan Jungkook yang menggenggam jemari Jihyo dengan erat--seakan tidak boleh lepas dari genggamannya.

Senyum tipis terbentang karena itu. "Takut sekali. Aku bisa membuat Kafe untukmu--"

"Hush! Diam!" Jihyo menghentikan percakapan itu dengan paksa. Jari telunjuknya langsung mengarahkan pada bibir Jungkook. Dengan usil, Jungkook melahap jari Jihyo, membuang sang empu mendelik.

"Jungkook!" Kemudian, Jungkook menarik langkah cepat ketika Jihyo memukul punggungnya. Hal itu terjadi hingga mereka tiba di depan pintu apartemen Jungkook. Mereka bercengkeramah, tertawa dan Jihyo berakhir melampiaskan rasa kesalnya dengan memukul pelan tubuh Jungkook, hingga pintu terbuka dan menampakkan kehadiran seorang wanita yang menatap mereka dengan lekat.

"Jack!"

Alhasil, membuat pergerakan Jungkook dan Jihyo berhenti. Mereka lantas menoleh pada sumber suara. Seorang wanita yang masih terlihat awet muda dengan pakaian berkelas, tersenyum lebar dan menghamburkan diri pada Jungkook. Jihyo dibuat bergeming.

"Astaga, Jack. Ada apa dengan dirimu? Wajahmu kenapa berubah seperti ini? Katakan, siapa yang melukaimu ketika kaulah yang bisa menciptakan luka seperti ini. Jack, ibu--"

Jungkook menuntun kedua tangannya di pundak wanita yang tidak lain adalah ibunya, Ailan Garfield. "Ibu, i'm okay. Ini bukanlah luka besar. Lagi pula, kapan ibu sampai? Kenapa sama sekali tidak memberikan kabar?"

Serbuan pertanyaan itu, membuat Ailan mengembuskan napas kasar. "Ini tidak baik-baik saja. Soal itu, satu jam yang lalu dan yeah, ini kejutan walau ibu sendiri tidak menyangka berada di Seoul dengan alasan seperti ini," katanya dengan nada serius.

Jihyo memilih mendengar. Ia tidak tahu harus berkata apa, menyapa bahkan terasa sungkan. Alhasil, yang ia lakukan hanya memilin ujung jasnya. Namun, itu dapat menghentikan amatan Ailan. Segera, ia menoleh pada sosok Jihyo yang tampak lugu di hadapannya.

Langkah kakinya yang berbalut siletto mendekat, kini tidak lagi berhadapan dengan Jungkook yang membuat Jungkook merasakan jantungnya berdetak tidak karuan. Berharap, semuanya akan baik-baik saja.

"Hai. Ini kali pertamanya kita bertemu. Saya, Ailan Garfield, Choi Ailan. Aku sudah bisa menebak, kau Jihyo bukan? Aku memang tidak tahu apa-apa, hanya sekilas dari putra sulungku, karena anak bungsuku tidak mengatakan apapun. Tetapi, aku turut bersedih dan minta maaf atas apa yang terjadi," katanya dengan senyum lebar--persis dengan senyum yang ia lihat di wajah Jungkook. Jika memang di amati, Jungkook mengambil postur wajah dan senyum ibunya.

What's Wrong With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang