Jihyo mengamati Jungkook dan anggota lainnya yang tengah menanti kondisi Ryu setelah diambil alih oleh dokter beberapa saat lalu. Semua mendadak tegang, karena Ryu langsung tidak sadarkan diri kala mereka baru saja ingin meninggalkan tempat itu.
Hembusan napas dikeluarkan Jihyo secara perlahan. Jujur dalam lubuk terdalam, ia sebenarnya ingin pulang. Jika bisa, sekalian bersama dengan Arin yang telah kembali diantar oleh Jay. Hanya saja, Jungkook malah membawanya ke tempat ini. Padahal, ia sama sekali tidak memiliki keterkaitan apapun.
"Sangat menjengkelkan!" batin Jihyo. Bertepatan dengan pintu ruang gawat darurat terbuka--menampilkan eksistensi seorang dokter dan perawat.
Jimmy dan Alexio bergegas mendekat. "Bagaimana dengan keadaan pasien, dok?" tanya Jimmy yang mewakili semua orang yang sedang cemas.
Dokter itu tersenyum tipis seraya menepuk bahu Jimmy dengan pelan. "Beruntung kalian membawanya dengan segera. Ada sedikit pendarahan di kepala dan beberapa bagian tubuh yang jika dibiarkan lama akan terinfeksi. Akan tetapi, semuanya baik-baik saja. Pasien tidak sadarkan diri karena bius, tidak lama lagi akan bangun dan juga akan dipindahkan ke ruang inap-"
"Berikan ruangan eksklusif, dokter. VIP teratas jika perlu. Saya yang akan mengurusnya," sahut Jungkook dengan tenang mendekat.
Dokter itu mengangguk paham. Melihat wajah Jungkook membuatnya langsung tertunduk--sebagai rasa hormat karena Jungkook adalah anak bungsu dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. Alhasil, dokter beserta perawat itu bergegas meninggalkan mereka--menyisakan Jungkook, Jimmy, Alexio dan Jihyo yang berdiri cukup jauh dari mereka.
Mendengar perkataan Jungkook, membuat Jihyo sedikit terkejut. Ia hanya mencoba untuk membayangkan, seberapa banyak sebenarnya harta kekayaan milik Jungkook? Namun, imajinasi itu harus diruntuhkan dengan Jungkook yang kini ada di hadapannya.
"Aku akan mengantarmu pulang," ucapnya dengan dingin. Auranya begitu beda saat pertama kali memaksa untuk berangkat bersama.
Jihyo tidak memberikan respon lebih. Ia mengangguk saja--mengekori Jungkook setelah berpamitan dengan teman-temannya yang akan berjaga di rumah sakit hingga Ryu sadar.
Jika seperti ini, Jihyo tidak bisa menerka-nerka kepribadian yang Jungkook miliki. Terkadang sangat antusias, bahagia dan dingin tak tersentuh seperti sekarang. Dengan cepat Jihyo menggelengkan kepala, ia tidak peduli soal Jungkook dan tidak ingin melakukannya. Membuang waktu saja. Bahkan hingga saat ini, Jungkook selalu saja membuang waktunya yang sangat berharga. Jihyo hanya menantikan waktu yang tepat untuk menendang Jungkook jika kesabarannya telah habis.
"Akan tetapi, ini menakjubkan!" Jihyo berseru dalam hati kala keduanya telah berada di atas motor. Walau kekesalan Jihyo pada Jungkook, tetapi Jihyo tidak bisa bohong menikmati perjalanan di atas motor--nostalgia sewaktu berada di Busan di mana kakek selalu membawanya keliling desa. Hanya saat Jungkook melaju dengan pelan, seperti saat ini.
Jihyo mengamati sekitar. Hari sudah begitu gelap. Bintang-bintang mulai menampakkan diri begitu indah dan berkilau, serasa Jihyo ingin mengambil bintang-bintang itu. Jihyo terlihat menikmati waktu perjalanan, hingga tidak menyadari jika telah tiba di depan rumah.
Dengan pelan, Jihyo turun seraya memegang pundak Jungkook. Lantas, berdiri di hadapan lelaki itu. "Terima kasih."
Jungkook hanya menatap lekat Jihyo, kemudian menganggukkan kepala. Sangat singkat, tidak seperti biasanya lalu melenggang begitu saja. Jika biasanya, Jihyo yang akan meninggalkan Jungkook, kini Jungkook yang melakukannya. Menimbulkan keheranan dibenak Jihyo.
Ia memegang kepala dengan bingung. "Dia saja hanya berbicara saat hendak mengantarku pulang. Benar-benar aneh sekali manusia ini," ucapnya. Tidak ingin begitu lama di luar, ia bergegas masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...