Tangannya dituntun Jungkook untuk mengamati setiap tenda yang sudah berdiri. Jihyo terpukau atas apa yang telah disiapkan oleh anggota Black Dragon. Sementara ia sendiri, tidak ikut berkontribusi dan hanya menikmati hasilnya. Jaket yang ia kenapa pun ia semakin rapatkan, berusaha mengusir hawa dingin yang mencoba untuk menusuk tubuh.
Sejak mereka berjalan, kedua bibir Jungkook terus saja berujar--memberikan banyak penjelasan pada Jihyo yang hanya mengangguk saja.
Anggota Black Dragon yang ikut terdapat tujuh belas orang dengan empat di antaranya membawa sang pujaan hati--hitungan sudah termasuk ia dengan Jungkook.
"Lalu, kau akan berbagi tenda dengan para gadis. Hanya semalam. Besok sore, kita akan kembali. Mengingat, hanya dua hari kesempatan untuk libur," jelas Jungkook dengan tangannya yang terus digenggam, kini mendekat ke arah mobil van.
"Sisil, aku titip kekasihku dulu. Kalian harus menjaganya. Aku tidak menerima jika kekasihku lecet sedikit pun," ucap Jungkook pada seorang gadis berambut pendek dengan warna merah muda.
Gadis itu mulanya merapikan beberapa makanan, sontak berhenti dan mendekat ke arah Jungkook. Ia tersenyum lebar. "Woah, siap. Aku dan yang lainnya jelas akan menikmati waktu bersama. Kau tenang saja," balas Sisil.
Amatan Jungkook lantas mengarah pada Jihyo yang terlihat kebingungan. Tangannya mengulur untuk memberikan kehangatan pada pipi tembem itu. "Aku akan kembali, Baby. Hanya ingin memeriksa beberapa hal dulu. Sisil akan menemani ketika aku tidak bersamamu beberapa saat," ucap Jungkook dengan lembut.
Ia seperti tidak rela. Namun, Jihyo tidak bisa terus menahan Jungkook untuk bersamanya. Terasa sangat tidak etis. Ia akan terlihat seperti terus ingin bersamanya. Walau ia sebelumnya tidak berminat untuk melakukan kegiatan seperti ini, ia mencoba untuk mengalah pada keadaan dan menikmati kesempatan yang diberikan.
"Pergilah. Aku akan baik-baik saja." Seraya ia mengangguk kepala.
"Oh iya, aku lupa. Biar aku menyimpan ransel ditendamu. Ada di sana dan bergabunglah dengan mereka," ucap Jungkook lagi seraya meraih ransel milik Jihyo yang berada di puncaknya.
Jihyo pribadi tidak menolak ketika Jungkook meraih lalu lekas pergi. Ia bergeming. Hal itu ditambah kepergian Jungkook yang memberikan kecupan dipucuk rambut. Sisil yang berada di samping--memilih mengamati sejenak sontak menyenggol lengan Jihyo.
"Kalian sungguh romantis sekali. Dia begitu perhatian denganmu. Aku setuju dengan Jhon yang mengatakan Jungkook overdosis cintamu, Jihyo. Bagus sekali! Terus sebar racun cintamu," ucap Sisil seraya menuntun Jihyo untuk mendekat ke arah teman lainnya.
"Entahlah, dan Jhon? Apa dia pacarmu?"
Sisil mengangguk. "Kau benar sekali. Kami sudah berjalan empat tahun. Keren'kan?" Tanpa sadar, Jihyo mengangguk.
Tentu saja, Jihyo tidak melupakan soal Jhon. Lelaki yang secara terang-terangan tidak suka akan keberadaannya. Namun, di lain sisi, ia melihat pasangan lelaki itu, Sisil yang begitu ramah dengan dirinya. Sangat berbanding terbalik. Terlebih, Jungkook mempercayai Sisil untuk menjaga kekasihnya.
Err .... Jihyo merasa ngeri dengan pemikirannya satu ini. Ia seperti sudah menerima kondisi jika Jungkook adalah kekasihnya. Bahkan, ia tidak mempermasalahkan Sisil yang berkata Jungkook begitu romantis. Jika dipikir-pikir, perkataan Sisil ada benarnya juga!
"Tuhkan, kenapa aku kembali berpikir seperti ini? Stop Jihyo!" pekik Jihyo dalam hati.
Ketika berusaha untuk menyadarkan diri, ia malah disentak akan kenyataan saat berpapasangan dengan dua gadis lainnya.
"Jihyo, ini Chayoung dan setelahnya Misun. Lalu, ini Jihyo! Kekasih Jungkook, teman baru," ucap Sisil yang menjadi penengah dalam perkenalan yang tengah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...