Sampai hari ini, Jungkook tidak ada kabar. Anggota Black Dragon, terutama Jimmy dibuat kelimpungan. Ia sulit untuk mengarahkan, tetapi harus bergerak cepat tatkala mendapati Jhon yang saat ini sekarat di rumah sakit. Apa yang dituai, jelas harus menerima akibatnya. Itulah yang Black Dragon pegang ketika musuh mengusik mereka.
Jihyo sendiri pun tidak tahu harus membantu seperti apa. Jungkook tidak memberikan kabar barang sekali saja, bertanya soal dirinya baik-baik saja atau tidak pun, Jungkook tidak lakukan. Awalnya, Jihyo ingin marah dan memukul Jungkook, tetapi mendengar terus terang Alexio, urung ia lakukan.
Malahan, rasa khawatir Jihyo kini begitu dalam. Walau Jungkook tangguh dan perkasa, tetap saja Jungkook adalah manusia biasa. "Kau di mana, Jung? Kembalilah, aku tidak akan marah, serius!" kata Jihyo dalam hati menapaki lantai berbatuan menuju perpustakaan sebelum memasuki kelas.
Jihyo mendapat perintah dari Miss Chu melalui forum untuk mengambil tumpukan buku tugas yang ada di sana. Walau melelahkan, Jihyo melakukannya hingga tidak sengaja berpapasan dengan Zea yang menatapnya dengan tatapan kosong--tidak terlihat senyum di wajah cantik itu.
Langkah kaki Jihyo lantas berhenti. Ia mengingat kejadian kemarin. Walau sepenuhnya buka kesalahannya, ia tetap harus meminta maaf. Alhasil, ia menarik langkah untuk mendekat seraya mengulurkan tangan. "Aku minta maaf. Aku tidak sengaja melakukannya. Aku memang payah dalam olahraga, imun-ku cepat sekali menurun dan baru sempat menemuimu setelah apa yang terjadi," ucapnya dengan tulus. Semenyebalkan apapun Zea, ia tetap dengan lapang dada mengatakannya.
Zea tampak menatap begitu lekat ke arah Jihyo. Senyum kembali terbit begitu saja dengan uluran tangannya yang dibalas. "Tentu, aku memaklumi dan kau pasti lupa karena sedang bersama dengan Jungkook dan menghabiskan waktu bersama."
Namun, Jihyo dengan cepat menggelengkan kepala. "Setelah membawamu ke Unit Kesehatan, Jungkook tidak lagi menampakkan diri sampai saat ini. Kami belum bertemu dan para Geng Black Dragon dibuat kewalahan, mereka membutuhkan Jungkook. Walau aku malas mengatakan ini kepadamu, tetapi katakanlah jika kau melihat Jungkook. Aku permisi dulu," kata Jihyo dengan jelas dan panjang lebar, kemudian melenggang begitu saja menuju tempat yang seharusnya.
Zea yang mendengar perkataan Jihyo, membuat kedua bibirnya mengatup rapat dan kepalanya yang berkelana ke mana-mana. Entah bagaimana terjadi, jelas ini adalah kabar buruk. Jungkook menghilang?!
***
Jihyo dan Alexio kembali pulang bersama. Namun, kali ini mereka pulang begitu cepat, karena adanya pengumuman dari sekolah mengenai sekolah yang akan mengadakan Workshop bagi para guru yang ada, padahal waktu yang bahkan baru ingin memasuki jam istirahat.
Ini sebenarnya berita tidak baik. Mengingat, Jihyo tidak memiliki kesibukan apapun dikala jam seperti itu. Alhasil, ia memilih ke Kafe dan Alexio kembali mengantar. Masalah pertemuan antar anggota Black Dragon, akan diadakan nanti malam, sehingga masih banyak waktu yang tersisa. Dan soal Jungkook, Jihyo benar-benar dibuat frustrasi! Jungkook sangatlah menyebalkan dengan kepribadian seperti ini. Sisi kedewasaan yang Jungkook munculkan sebelumnya, perlahan lenyap.
Jihyo hanya bisa berharap semuanya akan baik-baik saja. Namun nyatanya, itu harus ditelan habis-habisan ketika Alexio harus berhenti ketika ponselnya terus bernyanyi--mengalun pertanda seseorang ingin berbicara dan terjadi dua kali. Dengan malas, Jihyo melihat Alexio menekan ikon hijau, bersiap berbicara dengan Jimmy yang ternyata menjadi dalang mereka harus berhenti di pinggir jalan.
"Jim, ada apa? Aku harus mengantar Jihyo ke Kafe Ryu--"
"Cepat kau ke sini, Alex! Masalah tambah serius dan mendadak, Hanlim dikepung oleh Wolves Geng! Pergilah ke lapangan kosong, sebelah barat Puncak Hui! Aku, Jay dan sekitar lima anggota berada di sini. Cepatlah!" Lalu panggilan dimatikan sepihak oleh Jimmy. Alexio kesal dibuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...