Jihyo hanya bisa mengatupkan kedua bibir ketika Jungkook saat ini membawanya entah ke mana kala jalur ke rumah sudah lain arah. Pertemuan yang terjadi pun karena Jungkook yang tiba-tiba datang ke Kafe Ryu untuk membahas keperluan Black Dragon. Mana tahu, Jungkook menemukan sebuah pengakuan dari Jihyo mengenai pekerjaan part time-ya.
Baik Jihyo maupun Jungkook tidak ada yang bersuara. Mereka lebih memilih untuk diam hingga motor sport Jungkook berhenti melaju di area sebuah pantai.
Jihyo lantas menggaruk kepala yang sama sekali tidak merasa gatal sesaat ia tidak mengenakan helm. Perlahan, ia turun dari motor dengan ekspresi kebingungan.
"Kenapa kita ke pantai?" Jihyo akhirnya memilih bersuara. Kebingungannya sudah overdosis. Ia butuh penjelasan, tetapi Jungkook tidak langsung melakukannya. Ia terlebih dahulu melepas helm, kemudian menoleh pada Jihyo.
"Kita akan bersenang-senang, sebelum aku mengajakmu pulang. Tidak akan lama. Ini juga baru mau malam," balas Jungkook lantas menunjuk sesuatu di langit. "Lihat sunset yang perlahan menghilang itu, indah bukan?"
Dengan cekatan, Jihyo mengarahkan pandangan pada telunjuk Jungkook. Benar saja, sunset masih terlihat walau perlahan menghilang. Kepalanya mengangguk. Tampak Jungkook yang tersenyum tipis lalu menggenggam jemari Jihyo. Ia menuntun untuk menarik langkah--memasuki area pantai dan berjalan di bagian pinggir.
"Ya, aku tahu, tetapi kenapa tiba-tiba ke sini? Aku kira tadi kita akan langsung pulang," cicit Jihyo.
"Entahlah, aku hanya ingin ke sini dan membawamu juga." Hanya itu yang Jungkook katakan, tetapi berhasil membuat Jihyo menoleh kepadanya.
Ia mengamati sekilas, kemudian helaan napas kasar menguar bersama udara malam. "Untuk tadi, maaf. Aku tidak mengatakan apapun soal pekerjaan. Aku pun terkejut ketika tahu itu adalah milik Ryu. Aku hanya mendapatkan info lowongan, tidak dicantumkan jika pemiliknya adalah Ryu," jelas Jihyo walau Jungkook tidak meminta. Naluri Jihyo hanya ingin mengatakannya.
Hal itu sontak menghentikan langkah Jungkook. Tidak langsung membalas, ia menuntun untuk duduk di pinggir pantai--cukup jauh agar tidak terkena desiran air ombak yang bisa membuat mereka basah. Akan tetapi, mereka bisa melihat pemandangan sunset dan pantai begitu menakjubkan.
"Tidak apa-apa, Baby. Tetapi, seharusnya kau memberitahuku. Aku punya banyak relasi. Sederhananya jika kau ingin bekerja, kau bisa bekerja denganku. Membersihkan apartemenku tidak rumit, aku hanya membutuhkan tenaga itu ketika akhir pekan tetapi mendapatkan gaji seperti pekerja pada umumnya," ucap Jungkook.
Tentu saja, Jihyo membulatkan kedua mata kala mendengar hal itu. "Hanya membersihkan?"
Jungkook tampak berpikir. "Sebenarnya iya, tetapi akan sedikit ditambah untuk membuatkan sarapan, makan malam dan--"
"Tidakkah kau bilang saja tengah membutuhkan asisten rumah tangga?" tanya Jihyo yang memangkas perkataan Jungkook, membuat sang empu tertawa renyah.
"Aku tidak bilang begitu. Hanya beberapa pekerjaan saja dan itupun seperti kau bekerja di Kafe Ryu. Kau bisa saja mendadak harus berada di posisi kasir atau bahkan chef-nya bukan?" balas Jungkook yang membuat Jihyo bungkam.
Lantas, Jungkook menoleh pada Jihyo dengan tawa yang masih terlihat. "Jika tidak mau di apartemenku, kau bisa berada di basecamp. Hanya pekerjaan ringan saja. Membersihkan dan--"
"Jung, sudahlah! Aku juga besok akan bekerja. Kau harusnya mendukungku saja biar semua yang kujalani terasa ringan," kata Jihyo yang sekali lagi memangkas perkataan Jungkook yang belum usai. Ia jengah karena Jungkook yang terus membahas soal relasi tempat dirinya seharusnya bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...