Sidang terbuka untuk umum. Ketegangan terasa begitu jelas di masing-masing orang yang ada. Termasuk, Jihyo di samping Jungkook--menyaksikan Zea yang kini duduk di depan Hakim dan dua anggota hakim yang berada di sisinya. Tidak lupa, ada panitera yang siap untuk mencatat apapun yang terlihat dan terdengar selama persidangan terjadi.
"Nona Zealany Garfierld, apakah kau sadar atas apa yang kau lakukan? Semua rentetan dari apa yang kau perbuat. Penabrakan lalu pergi meninggalkan seorang pria berusia 41 tahun yang tengah sekarat, bahkan, kau juga membayar seseorang untuk menghapus rekaman CCTV. Apakah ada yang ingin anda sampaikan atas pernyataan itu?" tanya Pengacara Cha.
Mereka kini menjadi pusat perhatian dari penonton yang hadir. Terdapat pihak Zea seperti ayah, kakaknya dan sang pengacara. Lalu, di sisi lain, pihak Jihyo, terdapat Jungkook dan kedua orangtuanya serta Pengacara Cha. Sidang itu dilaksanakan pagi hari, hendak menjelang siang.
Zea menunduk. Saat ini ia dalam kondisi yang tertekan. Pipinya mendadak tirus--agak kurus dari beberapa hari yang lalu, padahal ia baru sekitar dua hari ditahan sementara. Kedua matanya ingin menangis ketika jemarinya tertaut--memilin pakaian ala tahanan ia gunakan.
"Nona Zealany, silakan menjawab pertanyaan dari Pengacara pihak penggugat. Sesuai sumpah saksi, anda harus memberikan keterangan yang sebenarnya tidak lain daripada sebenarnya," ucap Hakim yang tengah mengamati dan akan memberikan keadilan sebagaimana mestinya.
"Mohon maaf menginterupsi, Yang Mulia. Akan tetapi, pengacara penggugat mengintimidasi klien saya. Pertanyaan yang seharusnya tidak dijabarkan seperti itu," kata Pengacara pihak Zea.
Hakim yang mendengar itu, sontak mengamati dengan lekat Pengacara pihak Zea. "Ditolak. Pengacara pihak tergugat harap menyimak dan Nona Zealany, silakan menjawab pertanyaan tadi," kata Hakim itu lagi.
Ada raut kekecewaan di wajah sang pengacara pihak Zea yang kembali pada duduknya di antara Winter dan River.
Zea yang mendengar adanya sedikit kegaduhan, mengangkat kepala dengan lemas. Ia mengamati sang hakim yang menuntut jawaban, hingga kepalanya memberikan anggukan sebagai jawaban. "Saya melakukannya dalam keadaan sadar dan ... panik. Saya tidak bermaksud seperti itu, saya hanyalah remaja yang baru kembali dari pertukaran pelajar. Saya, saya, tidak sengaja!" katanya dengan air mata yang hendak membasahi kedua pipi.
Pengacara Cha yang berdiri di samping Zea, mengangguk sebagai jawaban. Ia mengamati sekilas lembaran pertanyaan yang telah ia buat setelah kasus telah dipahami oleh ketiga hakim. "Baik. Anda melakukannya dalam keadaan sadar. Anda juga telah memiliki Tanda Pengenal berkewarganegaraan Las Vegas. Berumur legal, tetapi tidakkah perbuatan anda dengan pergi begitu saja dan bahkan menggunakan kuasa untuk menghapus rekaman CCTV itu baik dilakukan?" tanyanya.
Zea merapatkan kedua bibir. Rasanya sulit untuk menjawab pertanyaan yang begitu mudah. Satu hal yang Zea takuti. Apa yang ia ucapkan, bisa saja menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.
"Saya salah. Saya takut, panik dan cemas. Saya sudah menabrak dan takut dia meninggal sewaktu itu. Ya, saya salah karena malah mengambil tindakan bodoh. Akan tetapi, saya hanya memikirkan masa depan saya yang berada di ujung tanduk. Saya ... saya ingin menyelamatkan diri saya," kata Zea dengan tangisan lirih, mengarah pada hakim dan didengar oleh semua yang hadir di pengadilan.
Jihyo mendengar setiap kata yang terlontar. Namun, hal tersebut langsung mengingatkannya pada rekaman itu. Jihyo tidak kuasa. Bahkan, terkadang berharap akan sebuah keajaiban dan terdapat mesin waktu untuk mengubah banyak kejadian agar tidak terjadi.
Sesi pengadilan pagi ini terus berlanjut. Pada tahap ini, pihak penggugat yang tidak lain adalah Jungkook dan Jihyo yang menjadi dominan dan banyak mengeluarkan penegasan soal hukuman yang harus diterima oleh Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Novela JuvenilBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...