Bab III : Melakukan Pertentangan

304 56 8
                                    

“Dia adalah Choi Jungkook, Jihyo. Lelaki yang disegani dan ditakuti di sekolah ini.”
 
Tentu, Jihyo memberikan amatannya pada lelaki yang masuk ke dalam kelas kala ada guru tanpa sopan santun. Lucunya, lelaki itu langsung beranjak ke tempat duduk setelah Miss Sohee memberikan fokus kepadanya. Sang guru tidak memberikan teguran—hanya diam saja, membuat Jihyo bingung.
 
“Kenapa dia tidak beradab sekali?” ucap Jihyo dengan suara yang teramat kecil, tetapi Hyena masih bisa mendengarnya.
 
Dengan cepat, ia menyenggol. “Jangan mengatakan hal buruk tentangnya, Jihyo. Nanti celaka!” Hyena berujar, tetapi Jihyo tidak peduli.
 
Choi Jungkook? Lelaki yang sepertinya suka berbuat ulah dan menindas, itu bisa dilihat dari seragam dan juga ekspresi Miss Sohee. Entah kenapa, lelaki itu tidak di berikan sanksi.
 
Perlahan, Jihyo menoleh ke arah belakang. Ia bisa melihat lelaki itu yang duduk di bagian 3 dari belakang dan pojok—membuatnya bisa mengakses pandangan dari jendela dan lelaki itu duduk sendirian dibangkunya. Niat awal hanya ingin melihat sekilas, tatapan mereka malah bertemu—Jihyo melihat mata cokelat itu yang menatapnya tanpa ekspresi. Namun, Jihyo buru-buru memutuskan kontak mata kala suara Miss Sohee menggelegar.
 
“Baik, murid-murid sekalian! Kita kembali pada pelajaran sebelumnya.”
 
Semua murid langsung mengembalikan fokus. Hanya saja, Jihyo masih terfokus pada kejadian beberapa saat yang lalu, ditambah Hyena yang mendekat ke arahnya.
 
“Akan kuceritakan beberapa hal saat jam istirahat nanti.”
 
Pelajaran Miss Sohee berjalan hampir dua jam lamanya. Ada beberapa murid yang sudah terlelap di bangku belakang tetapi ada juga yang masih mencoba untuk fokus pada materi yang dijabarkan. Tepat bel berbunyi, semua orang berteriak bahagia, tetapi mereka melupakan satu hal mengenai akan ada mata pelajaran lain sebelum memasuki jam istirahat. Lucunya, itu adalah matematika wajib.
 
Walau menjadi kelas unggul, tetap saja beberapa murid juga senang jika lebih baik terdapat jam kosong atau apalah itu. Akan tetapi, bagi Jihyo itu membuang waktu saja. Terlebih, sekolah yang ia tekuni adalah sekolah mahal—itu berarti ia harus menggunakan waktu begitu baik.
 
Hanya saja, tidak disangka, setelah mata pelajaran Miss Sohee selesai, mata pelajaran matematika wajib yang diajari oleh Mr. Hunki tidak bisa hadir karena sekarang diadakan rapat mengenai pembenahan kurikulum. Bahkan, yang membuat semua orang berbahagia adalah Mr. Hunki yang tidak memberikan tugas. Sehingga, beberapa murid telah melongos keluar dari kelas walau belum saatnya dan yang lainnya memilih untuk di dalam kelas.
 
Jihyo yang mengamati sekeliling hanya tersenyum kecut, terlebih kala lelaki bernama Jungkook ikut berlalu meninggalkan kelas setelah memberikan  tatapan dan aura dinginnya. ‘Oh, Tuhan, dia seperti kulkas berjalan saja!’ Jihyo bergumam dalam hati.
 
Kali ini, Jihyo hanya akan di dalam kelas, melakukan beberapa hal yang berguna seperti mempelajari materi matematika wajib yang ia lewati.  Akan tetapi, kegiatannya itu harus dihentikan dengan Hyena yang menutup buku dengan kasar.
 
“Jihyo akan kuceritakan sesuatu yang tadinya membuatmu penasaran. Terlebih kala yang akan diceritakan telah meninggalkan kelas!” seru Hyena.
 
“Aku tidak ingin—“
 
“Ini penting, Jihyo! Kau harus dengar dan memahaminya, oke?” ucap Hyena lagi. Jihyo memang penasaran, tetapi sekarang enggan untuk membicarakan Jungkook. Sepertinya ia lebih baik menghindar, tetapi ia pada akhirnya mengangguk ingin mendengarkan.
 
Hyena pun tersenyum lebar. “Aku sudah mengatakan sebelumnya bukan soal Jungkook? Ya, dia itu ditakuti di sekolah ini dan kau membaca nama bagian punggung jaketnya?” Hyena bertanya. Sejenak Jihyo mengingat hal itu, yang membuat amatannya teralihkan.
 
“Black Dragon?”
 
Hyena mengangguk. “Black Dragon adalah sebuah geng motor yang suka sekali tawuran dengan geng sekolah lain. Choi Jungkook adalah ketua dari geng itu. Mereka memiliki beberapa anggota bernama Kim Jimmy, Jay Kim, Alexio Barbara dan Ryu Mitsuya. Mereka memiliki kedudukan di geng itu tetapi aku sama sekali tidak paham. Sebelum lanjut, kau harus menjauhinya Jihyo! Jangan berbuat ulah atau setidaknya mending membuat jarak saja. Itu lebih baik,” jelas Hyena yang berharap Jihyo bisa paham.
 
Akan tetapi, Jihyo seperti tidak mengerti kenapa harus dititahkan seperti itu. “Kenapa harus takut dengan mereka? Mana mau mereka berhadapan dengan para gadis? Hanya lelaki pengecut dan bajingan yang mempermainkan gadis, Hyena!” Lalu Jihyo tertawa renyah setelahnya.
 
Mendadak Hyena takut setelah mendengar ucapan Jihyo yang malah tidak takut. “Jihyo, aku berkata jujur! Kau bisa lihatkan tadi bagaimana respon Miss Sohee kala Jungkook terlambat?”
 
Mengingat itu, Jihyo benar-benar penasaran. “Kenapa memangnya?”
 
Sebelum bercerita, Hyena menoleh ke sekelilingnya lalu kembali fokus pada Jihyo. “Dulu pernah terdengar kasus mengenai Jungkook yang hampir membunuh salah seorang murid perempuan di sini. Akan tetapi, murid itu sudah pindah sehingga tidak ada kejelasan. Lalu, setelah kejadian itu, tiba-tiba saja Royal G yang tidak lain adalah perusahaan milik ayah Jungkook yang berada di Las Vegas, memiliki 60% kepemilikan atas Universe School. Kasus itu dengan mudah dibungkam dan jika melihat seenak jidatnya Jungkook bertingkah, karena dia memiliki kekuasaan yang membuat semua orang bertekuk lutut!” ucap Hyena yang menjelaskan secara rinci, tidak ada yang ia ubah atau tambahkan.
 
Jihyo membeku mendengar itu. Entah kenapa, ia malah merinding dibuatnya. “Tetapi aku salah seorang yang tidak mau bertekuk lutut!” Walaupun ada rasa takut, Jihyo pada dasarnya memiliki sifat yang keras kepala dan itu membuat Hyena tercengang.
 
“Jihyo, tidak! Kau tidak boleh terlalu dekat, bagaimana jika dia melukaimu?” ucap Hyena yang tentu saja khawatir.
 
Mendengar itu, Jihyo langsung menyipitkan mata. “Dia tidak akan bisa melukaiku, pun jika dia melakukannya, aku tentu akan membalasnya! Lagipula, pengecut sekali ingin melawan seorang gadis!”
 
Hyena pun benar-benar tidak habis pikir setelah mendengar itu.
 
***
 
Bel yang menandakan jam istirahat telah tiba. Hyena dan Jihyo baru saja ingin ke kantin setelah mereka melalui perdebatan panjang. Jihyo kali ini membawa bekal, awalnya ingin memakannya di kelas tetapi Hyena memaksa untuk menemaninya ke kantin sehingga mereka saat ini berada di tempat tersebut.
 
Jihyo duduk di tempat kosong, menanti Hyena memesan makanannya. Hal tersebut tidak berlangsung lama, karena setelahnya, Hyena telah berada di sampingnya dengan membawa beberapa makanan seperti kimbab, kimchi dan lemon tea. Alhasil, keduanya kini menikmati makanan masing-masing sebelum bel kembali berbunyi. Mengingat jam istirahat hanya sekitar 30 menit.
 
Namun, Hyena baru mengingat satu hal sehingga kembali mengamati Jihyo. “Ji, apa kau sudah ke tata usaha untuk meminta username dan password?”
 
Langsung saja, Jihyo menghentikan sesi makannya lalu mengamati Hyena dengan bingung. “Untuk apa?”
 
“Berarti belum,” ucapnya lalu meminum terlebih dahulu minumannya. “Untuk masuk di aplikasi Universe Story. Di sana, biasanya para guru memberikan informasi atau menyuruh mengirimkan tugas. Selain itu, disitu juga tempat kita bisa bertukar pesan dan mengupload keseharian seperti sosial media yang lainnya.”
 
Mendengar itu, Jihyo mengangguk. “Oke, nanti aku ambil—“
 
“Tolong, maafkan aku! Aku tidak sengaja melakukannya kemarin! Aku ... aku tidak akan mengulanginya lagi,” ucap seorang gadis yang kini bertekuk lutut di hadapan seorang pria. Jihyo memicingkan mata, untuk melihat lebih jelas tetapi ia tidak mengenalinya.
 
“Seperti gadis itu tidak sengaja membuat masalah dengan Black Dragon. Lelaki yang di depan gadis itu adalah Kim Jimmy, dia berada di Sosial I tingkat III!” ucap Hyena yang kembali menjelaskan. Adegan yang terjadi menjadi sorotan para murid dan tidak ada yang berniat untuk melakukan apapun.
 
“Jung, mau kau apakan gadis ini?” Seorang lelaki kembali berujar, yang dilihat Jihyo itu bukan Jimmy. Lelaki tinggi dengan mata sipit.
 
“Itu adalah Alexio Barbara, Sains II tingkat II. Lalu yang di samping Alexio, lelaki yang mengenakan kalung salib dengan tinggi yang hampir sama dengan Alexio adalah Jay Kim, lucunya mereka berada di kelas yang sama.” Hyena kembali menjelaskan untuk memberikan pencerahan pada Jihyo yang bingung dari tatapannya.
 
Kembali, di sana suasana semakin tegang. Jungkook yang hanya duduk dengan kaki menyilang di atas meja memberikan isyarat melalui jemarinya. “Lakukan yang seharusnya gadis itu dapatkan!” perintah yang membuat gadis itu bergetar.
 
“Dan kau lihat pria dengan tatapan teduh dan selalu tenang itu. Di samping Jungkook.” Hyena menunjuk melalui ekor matanya membuat Jihyo langsung mengarah ke sana. “Itu adalah Ryu Mitsuya, dia berada di Sosial I tingkat III, setidaknya dia yang paling waras menurutku.”
 
Akan tetapi, bagi Jihyo tidak ada yang waras di geng itu. Semuanya sakit jiwa—terlebih untuk ketua geng yang menormalisasikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggotanya. Jihyo heran, dan terkejut ketika tiba-tiba pria bernama Jimmy itu mengambil gelas berisi cokelat panas—terlihat dengan kepulan asap yang mengudara.
 
Sangat tidak memiliki hati nurani kala ingin menumpahkannya ke gadis yang tidak berdaya. Melihat kejadian itu, Jihyo bangkit dengan buru-buru lalu menghempaskan gelas itu yang hingga akhirnya jatuh pecah di atas lantai. Sedikit saja, isi gelas itu mengenai tubuh gadis yang masih berlutut mohon ampun.
 
Tentu saja, kantin mendadak heboh akan aksi superhero Jihyo yang bahkan kini menatap Jimmy beserta kawannya dengan tajam. “Apa kau tidak punya hati, itu panas! Dan lagi, hanya lelaki pengecut yang mempermainkan seorang gadis seperti ini!” hardik Jihyo yang tidak kenal takut.
 
Jimmy yang diapit Jay dan Alexio tersentak dengan itu. Seumur hidup, baru gadis di depan ini yang memiliki nyali kuat. “Ini bukanlah urusan anda, Nona. Lebih baik pergilah sebelum semuanya semakin runyam,” ucap Jimmy yang mencoba untuk tenang walau sebenarnya ia sudah kesal.
 
“Aku tidak mau pergi karena dia adalah temanku! Aku memang tidak tahu kesalahannya, tetapi seharusnya kalian tidak bertindak seperti ini—“
 
“Ini bukanlah urusanmu, gadis bodoh! Pergi sebelum kau merusak rencana kami!” Alexio memekik. Ia tidak bisa menahannya. Beberapa orang yang melihat adegan itu terkejut bukan main, termasuk Hyena yang bergetar ketakutan. Jihyo memang memiliki seribu nyawa—sangat disayangkan.
 
“Tetapi—“
 
“Biarkan dia membantu temannya, Bung!” Itu suara Jungkook, yang menggelegar membuat Jihyo merinding, terlebih kala Jungkook mendekat ke arah mereka—tepat di hadapan Jihyo dan gadis yang kini bangkit di samping Jihyo.
 
Jungkook terlebih dahulu mengamati Jihyo dengan lekat sebelum memberikan  bahasa isyarat melalui ekor mata. “Bawa temanmu dari sini sebelum aku berubah pikiran Nona ....” Jungkook menjeda ucapannya lalu melirik ke arah pin nama Jihyo. “Nona Shin Jihyo, pergilah ....”
 
Ucapan Jungkook yang menimbulkan  banyak spekulasi, tetapi tidak ada yang berniat menyanggah atau membantah. Jihyo yang awalnya tertegun dengan itu, buru-buru membantu gadis asing tersebut lantas meninggalkan area kantin. Hyena yang sejak tadi diam menonton, mengambil kotak makan dan beberapa makanannya sebelum menyusul ke arah Jihyo.
 
Tentu, hal ini akan menjadi bahan pembicaraan mengingat apapun yang dilakukan Jungkook dan Black Dragon selalu menjadi topik hangat.
 
Jimmy yang kesal dengan itu, melirik ke arah Jungkook. “Jung, kau melepaskannya begitu saja demi gadis itu?” Pertanyaan yang mewakili Jay dan Alexio. Ryu yang masih pada posisinya, terlihat enggan untuk bergabung. Serasa ia sudah tahu isi kepada Jungkook—hal yang ingin dilakukannya.
 
Jungkook tersenyum licik atas pertanyaan Jimmy. “Aku tidak sebaik itu, Jim! Karena gadis itulah yang akan mengganti posisi temannya untuk mendapatkan perhitungan,” ucap Jungkook yang membuat semua rekannya tertegun—tidak berpikir sampai ke sana, tetapi Ryu tersenyum kecut setelah mendengarnya.
 
‘Kasihan sekali gadis itu.’ Ryu membatin.

Tbc.

Halo guys! Aku update🥰 makasih banyak udah mau mampir ya, jangan lupa ninggalin  jejak. Tapi btw, aku suka sih karakter Jihyo yang kek gini, nggak takut dan tidak menormalisasikan tindakan bullying. Ya, bakalan ada hal menarik lainnya yang bakalan muncul--perlahan ya.

Sampai jumpa dibab selanjutnya😁

What's Wrong With Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang