Peluh sebiji jagung sudah nampak di kening Jihyo. Kedua tangannya bahkan gemetar tak karuan karena hari ini ia hampir terlambat mengikuti sesi ujian untuk masuk kedokteran--sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal itu karena Jihyo sangat keasikan dipesta, lalu sepulangnya, ia langsung belajar--mencoba memahami beberapa materi yang akan diujiankan. Mana tahu, ia malah tertidur dan matahari sudah berada di sisi timur.
Beruntung, ada Jungkook. Sesuai kesepakatan, Jungkook memang ingin mengantar dan menemaninya ujian. Itulah kenapa saat ini mereka berboncengan--di atas motor. Jungkook mengantisipasi dengan tidak menggunakan mobil--takut terkena macet.
Jihyo sendiri tak melakukan banyak persiapan. Bahkan ia tak sempat sarapan, tetapi dengan penuh perhatian, Jungkook ternyata membuat sarapan sederhana dengan bahan yang ada--roti panggang isi telur yang dimakan Jihyo tanpa pikir panjang.
"Untung, ada kau, Jung. Jika tidak, aku bisa melewatkan ujian pertama ini," kata Jihyo ketika motor telah melaju dengan kecepatan sedang--membelah lautan jalanan Seoul.
Jungkook tersenyum, diusapnya punggung tangan Jihyo yang mengalun di pinggang. "Aku sudah janji datang, bukan? Aku tidak menyangka juga dan aku paham, kau kelelahan, Baby," ucap Jungkook yang masih di dengar Jihyo.
Senyum sontak melebar dibibir Jihyo. Pelukannya semakin erat, bahkan kepalanya ikut tenggelam dalam punggung kekar itu. Demi apapun, Jihyo begitu menyayangi Jungkook--sangat dalam. Ia sangat berharap, hal-hal manis seperti ini tidak akan berlalu begitu saja.
Nyatanya, Jihyo yang melamunkan masa indah di masa depan, bersama dengan Jungkook, harus tersentak ketika motor sport yang Jungkook kendarai terhenti. Mereka telah sampai di Seoul University.
Kedua mata Jihyo berbinar. Ini kali pertamanya ia berada di kampus yang menjadi impiannya setelah kemarin hanya dititahkan untuk mengisi formulir secara online.
Jihyo tersenyum manis. Dengan cepat ia menghadap pada Jungkook. "Aku ujian dulu. Tidak akan lama. Mungkin sekitar dua jam. Kau bisa meninggalkanku--"
Jungkook menggeleng cepat. "Aku akan menunggumu, Baby. Bahkan sekalipun disuruh menunggu selama bertahun-tahun, akan kulakukan untuk bersamamu," kata Jungkook dengan tulus, berhasil membuat kedua pipi Jihyo merona.
"Jung, ini masih pagi!"
Jungkook ingin tertawa. Sangat manis melihat sang kekasih merona seperti itu. Ia memilih mengulurkan kedua tangan, meminta pelukan dan Jihyo meladeni. "Aku akan menunggu di kafe yang ada di sana. Tidak jauh dari sini, hanya berjalan kaki. Sehabis ujian, datang saja ke sana atau hubungi aku. Oke?"
Jemari Jungkook menunjuk sebuah kafe berwarna peach--Lilacy Kafe yang tampak cukup ramai. Tanpa berpikir panjang. Jihyo mengangguk. "Oke, aku yang akan langsung ke sana. Kalau begitu, aku pergi ujian dulu. Sudah tidak lama lagi, nanti terlambat." Perlahan, pelukan mereka sementara waktu harus dihentikan. Jungkook tidak rela, tetapi ini demi masa depan kekasihnya.
Sangat lucu melihat ekspresi Jungkook seperti itu. Dengan gerakan cepat, Jihyo melangkah maju dan memberikan kecupan ringan di pipi. Lantas, Jihyo langsung berlari, meninggalkan Jungkook yang cukup terkejut.
"Aku akan kembali, Jung. Aku ujian dulu, ya!" ucap Jihyo yang menyeru, tangannya melambai dengan senyum lebar. Jungkook membalas lambaian tangan sang kekasih yang akhirnya perlahan masuk ke dalam kampus tersebut.
"Astaga, kekasihku kenapa makin hari makin membuatku jatuh cinta seperti ini?! Aku bisa gila! Dia sangat cantik dan manis, Ya Tuhan!"
***
Ujian Kedokteran begitu mengerikan. Kepala Jihyo serasa ingin pecah dengan berkutat pada layar monitor komputer dengan duduk yang harus tegap--tidak boleh menoleh ke kanan dan ke kiri. Bahkan, di dalam ruangan terdapat tiga pengawas yang matanya cukup tajam, akan menegur jika terdapat pergerakan yang mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...