Layar monitor yang berada di bagian utama, di samping mading menjadi topik utama hari ini. Banyak orang sudah berada di sana menantikan nama-nama kelulusan yang tidak lama lagi. Bahkan, sisa beberapa detik--terlihat dari layar monitor itu.
Tak ayal, Jihyo dan Hyena sudah berdiri di depan layar monitor--tak lupa terdapat Jungkook, Alexio, Jay, Ryu dan Jimmy. Para lelaki mulanya enggan untuk ikut menyaksikan, toh akan tersebar sendiri dan bahkan kita mendapatkan notifikasi langsung dari forum seolah yang memang telah terkoneksi.
Namun, dalang dari yang terjadi adalah Jungkook--memaksa untuk ikut. Bahkan, Alexio dan Jay saja yang tidak berkepentingan harus ikut juga. Takdir yang teramat pelik, pikir Alexio.
Jungkook sendiri hanya ingin menyemarakkan apa yang akan terjadi. Melihat antusias sang kekasih, energi itu ikut terkirim padanya. Jungkook hanya melakukan apa yang dianggapnya baik. Teman-temannya saja yang selalu berprasangka buruk.
"Astaga, lama sekali! Aku sudah pasti tidak masuk sepuluh besar. Intinya lulus, aku lapar rasanya," sahut Jimmy dengan nada sinis. Berharap Jungkook paham. Namun, Jungkook tetaplah Jungkook yang tidak peduli jika bukan mengenai kekasihnya yang bahkan di pegang sangat erat. Seperti ingin mengajak untuk menyeberang.
"Sabar, Jim. Itu tidak lama lagi. Lima ... empat ... tiga ... dua ... satu!"
Satu persatu nama dari peringkat pertama mulai menampakkan diri. Dengan huruf agak besar beserta foto, tiga kandidat yang memiliki nilai terbaik seangkatan ditampilkan.
Peringkat Pertama - Choi Jungkook/Jackson Garfield
Peringkat Kedua - Shin Jihyo
Peringkat Ketiga - Ryu Mitsuya
Langsung saja, kedua mata Jihyo semakin membulat karenanya. "Apa itu? Peringkat kedua?"
"Jihyo! Itu namamu!" pekik Hyena.
Semua orang yang berada di sekitar mereka jelas tertarik dengan nama yang tertera--tiga kandidat yang tiba-tiba mengisi pion. Jungkook sang master tetap pada posisinya. Lalu, Jihyo nyatanya naik selangkah dan Ryu yang membuat orang cukup terkejut. Pasalnya, ujian kemarin ia berada di peringkat lima. Jelas sekali, mereka telah berjuang banyak soal ini.
Suara tepuk tangan langsung terdengar bergemuruh. Jihyo menangis, tak kuasa menahan air mata haru. Lekas ia menoleh pada Jungkook yang tersenyum bahagia dengan berkata, "Kau sangat luar biasa, Baby. Kau berhasil naik lebih tinggi lagi."
Tak menunggu waktu lagi, Jihyo menghamburkan tubuhnya pada Jungkook--mencari kenyamanan lebih dalam lagi dan menangis.
"Jung, ini seperti mimpi!"
Di sela pelukan Jungkook mengangguk. "Mimpi yang sangat nyata. Batu loncatan untukmu, Baby. Kau ... semakin maju ke depan untuk mencapai mimpimu."
Sementara Jimmy yang melihat drama kecil terjadi, merotasikan bola mata dengan malas. Ia pun sudah menduga. Ia berada di peringkat lima belas, tidak ada hal yang perlu ia banggakan. Intinya ia lulus dan akan mendaftar di perguruan tinggi sesuai yang telah ditentukan oleh kedua orangtuanya.
Lalu Hyena, ia bangga pada dirinya. Dengan kapasitas otaknya yang lumayan, ia bisa berada di angka sebelas. Tak pernah ia duga sama sekali.
"Selamat Kak Hyena. Kau benar-benar hebat," kata Alexio yang memecah lamunan bahagia Hyena. Karena Hyena sedang bahagia bukan main, ia memgangguk dengan senyum lebar. Bahkan, tangan Alexio yang dulunya sering ia abaikan, kini diraihnya.
"Terima kasih. Aku sangat senang sekali." Hanya perkataan dan interaksi kecil, Alexio merasa aneh pada dirinya sendiri. Tiba-tiba saja, jantungnya berdetak tidak karuan. Ada apakah dengan dirinya? Alexio masih bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Me?
Teen FictionBEST COVER BY @INAGAEMGYU Kepindahan Shin Jihyo ke salah satu sekolah terbaik di Seoul, nyatanya mengubah seluruh alur hidupnya menjadi sangat sial. Niat membantu teman sebangku yang ditindas, malah membuatnya harus berhadapan dengan salah satu muri...