Amora menghentikan taxi yang ia tumpangi tak jauh dari rumahnya, suasana rumahnya cukup nampak ramai dengan beberapa warga yang berdatangan. Amora juga bisa melihat bahwa ada beberapa keluarganya yang datang."Wah ada apa ini" ucap amora antusias, sekarang pikiranya adalah dengan tubuhnya. Apakah para warga lagi melayatnya?.
"aduh pak jangan parkir sembarangan dong, orang lagi rame ini" seorang ibuk-ibuk nampak kesusahan melewati cela antara pagar dan taxi yang amora tumpangi. Hah padahal di samping sebelah kiri jalanya masih lapang.
"Ada acara apa emang bu? " tanya amora mengeluarkan kepalanya di kaca mobil.
"Aduh, bukan acara neng.... Itu tu anaknya mbak intan meninggal kesamber petir? " ucap si ibuk dengan sedikit berbisik. Ah amora tau ibuk ini, ia adalah salah satu pasukan gibah di komplek ini.
"Lah, kok bisa bu? Aduh kasihan" ucap Amora mencoba memancing jiwa-jiwa pergibahan ibuk ini.
"iya neng, katanya sih dia lagi tidur tapi hp nya hidup, nah makanya di samber petir, padahal anaknya sedikit cantik, ibu aja rencananya pengen jadiin mantu bulan depan"
Mendengar penjelasan si ibuk Amora nampak meringis, ah dia tau siapa anak ibuk ini. Salah satu temanya, ganteng sih tapi sedikit oleng tu cowok.
"Haha, oke deh bu kita putar balik aj, terima kasi buk"
"iya neng, ibu juga mau melayat" si ibuk pergi dengan lenggangan emak-emaknya.
"Pak kita putar balik aja" ucap Amora sopan, kepada bapak taxi yang sudah beruban itu.
"siap neng"
👽👽👽👽💸
Amora menyesap dengan pelan kopinya, sekarang ia berada di sebuah cafe yang tak terlalu ramai.
Tadi setelah menyuruh si bapak taxi putar balik ia meminta si bapak mengantarkan ke salah-satu cafe yang tak terlalu berisik.
Dan yah, si bapak merekomendasikan ini, suasananya tenang, para pengunjung juga nampak di sibukkan dengan urusan mereka.
Amora tersenyum, di sampingnya sekarang ada pemandangan jalanan yang sudah mulai ramai. Ada beberapa mobil dan juga pejalan kaki.
Tak jauh darinya nampak beberapa sisiwi yang memakai seragam sama seperti seragam sekolah amora mereka sedang berbincang sambil tertawa. Namun tawa mereka tak terlalu mengganggu ketenangan.
Byur
'aw'
"Eh? Kamu kenapa?"
Amora yang sedang bersantai itu di kagetkan dengan seorang gadis yang terjatuh di dekatnya, gadis itu nampak membawa sebuah nampan berisi beberapa makanan.
Semua mata tertuju pada mereka, posisi gadis itu tak menutup kemungkinan jika Amora akan menjadi tersangka.
"Aku--"
'Plak'
"gak punya hati ya lo mor, bahkan diluar sekolah pun tetap aja kalian gangguin Nadira"
Amora melongo saat seorang wanita menamparnya. Apalagi mendengar si wanita menuduhnya mengganggu gadis yang sedang bersimpuh di lantai itu.
Kekagetan Amora bertambah tatkala ada seorang cowok datang membantu gadis itu berdiri, cowok itu menatap tajam ke arahnya.
"Apa? Kaget ada kita di sini? Hmm Amora-amora, lo itu cuma gadis bodoh yang di mafaatin Alina" ucap si wanita lagi, gadis lemah itu duduk di salah satu kursi dengan wajah tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...