Psikopat ganteng

80K 3.7K 22
                                    

Amora menatap Felix dengan marah,  ia bersykur di bantu dan sangat berterima kasih,  tapi tidak untuk kata 'pacat gue'yang cowok itu ungkapkan.

Hey,  jangan karna tampan dia bisa berlaku seenaknya.  Amora bukanya tak tertarik tapi dia juga jadi takut Alin dan Gea mengetahui kalo dia berbohong, dan nanti pasti dia akan menjadi bulan-bulanan fans nya Felix.  Secara, dia kan ganteng,  anak pemilik sekolah lagi,  kaya ya pasti.

"Mor?  Serius? "

"lo bohongin kita"

Hah,  baru saja Amora memikirkanya kedua gadis itu lansung menyerangnya.

"Gak,  jangan di percaya"

Amora melambaikan tanganya santai,  ia lalu melangkah ke mejanya dan mengambil bekal yang ia buat untuk Felix.

Tampa peduli dengan tatapan tak percaya kedua temannya Amora segera menarik tangan Felix.

Berbelok ke kiri menyusuri koridor hingga sampailah mereka di tempat awal mulanya mereka bertemu.

Felix sedari tadi diam saja,  ia fokus menatap apa yang di bawa Amora.

"ck... Kok ngaku-ngaku gitu sih?  Apa kata siswa lain coba?  Trus.... "

"Siniin"

Amora melongo,  cowok itu dengan santainya merebut kotak nasi goreng yang ia bawa tampa peduli marahnya Amora.

"is,  dengerin aku El, eh eh malah makan dianya" Amora kesal,  ia ikut duduk di samping Felix menatap tajam cowok itu.

Menunggu adalah hal yang membosankan bagi Amora,  tapi demi melanjutkan Amarahnya Amora rela menunggu Felix yang sedang makan menikmati nasgor buatanya.  Huh untung saja tadi Amora tak lupa membawa minuman.

Amora sengaja, ia tak mau mengganggu Felix yang makan dengan lahap.

"Bilang makasih kek"

Amora protes saat Felix yang meletakkan kotak bekalnya di pangkuan Amora.  Gadis itu segera merapikanya dan memasukan ke dalam tempatnya.

Setelahnya ia menatap Felix,  cowok itu masih santai sambil menikmati angin yang berhembus.

"Ingat ya,  jangan pernah mengatakan kita pacaran aku gak suka, tugas ku di sini cuma buatin nasgor un......"

Amora menengang tak sanggup melanjutkan ucapanya. Felix cowok berparas tampan itu dengan santainya mencium sudut bibir Amora....

"Lo milik gue, gak ada bantahan atau betis satunya jadi korban berikutnya"

Setelah mengatakan itu Felix melangkah pergi, meninggalkan Amora yang masih menegang.

Bahkan saat ini mata Amora sudah mulai berkaca-kaca...

"Mak,  aku gak pernah di cium cowok, sekali di cium ama cogan lagi.... Huwaaa aku terharu"

Amora tak berbohong akan itu,  tapi harusnya ia tak memikirkan itu.  Felix, cowok itu dengan santainya mengatakan 'lo milik gue'. 

"Hey,  dia kira aku barang,  kalo mau aku jadi miliknya ya belik,  nikahin.... Ah kalo aku nikah sama Felix yang ada seluruh tubuh aku penuh perban, Ais dasar psikopat gila"

Amora segera beranjak dari duduknya,  ia akan ke kelas dan bersiap memberikan penjelasan yang masuk akal pada gea dan Alin. 

..........

"kalian kenapa?"

Kendri menatap cowok yang sedang santai mengemili kacang di sofa sambil menoleh ke arah tv.

Ia ikut duduk di sifa yang kosong,  begitu juga dengan Deri dan Seno.

"Kenapa woy?  Yaelah, pada cosplay jadi bisu?"  ucap cowok itu lagi,  terdengar nada kesal.

"ck,  diam deh ren, si bos gak mood itu" ucap Seno kesal menendang pelan kaki sahabatnya.

"Sakit no,  emang gak mood kenapa lo bos? Di gentayangin si Alina lagi?  Alah habisi aja udah,  jangan di tahan" ucap cowok bernama reza dengan santai.  Dia adalah salah satu into dari geng yang kendri pimpin, dulu dia adalah siswa tapi tidak dengan sekarang.  Dia di keluarkan karna ketahuan mengonsumsi barang haram,  narkoboy.

"bukan masalah Alina aja kali ini re" Deri yang sedari tadi diam ikut menimpali.

Kendri yang kesal mendengar percakapan temanya itu mendengus pelan lalu pergi melangkah memasuki sebuah kamar yang ada di markas mereka.

"Trus masalah apaan?" tanya reza mulai penasaran.

"Amora,  cewek pendiam itu berubah jadi singa betina,  trus di tambah dengan sosok singa jantan yang melindunginya" ucap seno kesal,  walau sedikit berlebihan dalam menjelaskan kepada reza. Hey,  kanapa ia Bawa-bawa singa jantan singa betina.

"Apaan dah,  yang jelas lo ceritanya"

Deri yang mendengar Seno bercerita juga sedikit kesal,  lalu ia pun menjelaskan yang terjadi saat di sekolah tadi.

..

"gila!!  Benaran ini?  Si Felix ikut campur hanya karna cewek aneh itu?" reza berteriak.

"Ck gue juga mikirnya gitu,  gue gak yakin tu cewek emang pacar Felix,   lagian si Amora biasanya diam aja tu kalo dua jalang bully nadira" ucap Seno kesal, dia juga sangat jarang ikut campur masalah percintaan kendri, walau hatinya juga sering greget sendiri ingin ikut-ikutan.

"Si Felix lebih mengerikan dari bokap gue, gue gak ikutan  yaa" ucap Reza mengangkat kedua tanganya sedetik berikutnya mengaduh karna kepalanya yang di tepuk Deri.

"keknya kita harus siap-siap deh,  kendri gak mungkin ngalah gitu aja sama Felix" ucap Deri

Reza mengangguk,  saat di ceritakan seno tadi dia juga mikirnya gitu.   Jika Felix terlalu kuat untuk di lawan maka cara liciklah yang akan Kendri pilih.

.......

"kali ini lo gak bohong lagi kan mor?  Gue capek lo bohongin terus"

Amora menatap gea merasa bersalah,  tadi setelah sampai di kelas dia lansung menjelaskan ke kedua gadis ini dengan jujur. 
Dan mereka nampak mengangguk tapi tak sepenuhnya percaya.

"Gak ge,  serius... Maafin yah--" ucap Amora memelas.

"Ehem"

Amora dan gea kompak menatap Alin yang sedari tadi diam saja.

"Lo beda mor,  Beda banget" ucap alin dengan raut serius.

Amora yang mendengarnya merasa sedikit gugup, ia takut Alin mengetahui kalo dia bukan Amora, sahabatnya yang asli.

"lo lebih ceria dari dulu,  lo lebih terbuka dari dulu,  penampilan lo juga berubah,  dan selera lo juga berubah....... Sejak hari itu,  hari di mana lo dan gea cabut ninggalin gue.  Sebenarnya apa yang terjadi?  Lo emang Amora kan? "

Amora yang tadi habis berkeringat kembali berkeringat dingin mendengarnya,  ia mau jujur tapi pastilah akan di katakan gila. 

"gak, aku emang Amora dan gak terjadi apa-apa" jawab Amora mencoba untuk santai.

"Tapi lo seakan ngelupain hal-hal di sekitar lo,  bahkan lo juga awalnya kek gak ngenalin gue,  lo serius kejedot? Ke jedot apa sampai berubah kek gini.... "

"Udah deh lin,  gue ngerasa Amora sama aja.  Tapi kalo masalah kejedot gitu keknya emang kejedot deh,  soalnya gue nemuin dia lagi nangis kek orgil di ujung koridor" ucap Gea

Amora menatap gea tak terima,  namun itu tak penting sekarang.  Biarlah kedua sahabat nya ini berkata apa.  Yang jelas ia tak akan mengatakan yang sebenarnya. 






Jangan lupa vote and comen

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang