Amora memasuki rumah Felix Tampa permisi seperti biasanya, ia melangkah lansung menuju dapur.
Amora menghentikan langkahnya ketika melihat ada Nadira di sana, gadis itu nampak melamun sambil mengaduk masakannya.
Penasaran, Amora melangkah perlahan mengintip apa yang di masak oleh Nadira.
Nadira nampak tak terusik, ia seperti hanyut terlalu jauh dengan fikiranya hingga tak menyadari kedatangan Amora di sisinya.
"Nadira!!"
Amora dengan teganya meninggikan suaranya membuat Nadira yang tak menyadari keberadaanya tentu kaget, gadis itu menjatuhkan sendoknya dan syukur saja pancinya tak ikut jatuh.
Tertawa puas Amora segera melangkah menuju kulkas, menuntaskan niatnya yang memang ke sini untuk mengambil minuman gratis.
"Lo kurang ajar ya, gue udah baik ajong, masih aja di zolimi"
Amora terkekeh pelan, ia tak peduli dengan celotehan Nadira. Ia sekarang fokus mencari minuman yang sekiranya sesuai dengan seleranya.
Mata Amora tertuju pada sebuah minuman kemasan coklat, Tampa fikir panjang Amora segera meraihnya.
Ia membawa minuman tersebut ke salah satu kursi di meja makan, lalu mulai menikmatinya.
Nadira sendiri telah selesai memasak supnya, gadis itu meletakkan semangkok sup di meja lalu ikut duduk tak jauh dari Amora.
"Nih, spesial buat sarapan Lo"
Amora menatap Nadira curiga, tak biasanya gadis ini sebaik ini. Walau curiga Amora tetap meraih mangkok sup tersebut.
"Santai, gue butuh teman gibah kali ini, jadi anggap aja ini bayaran kalo lo mau gue ajakin gibah, gak ada racunnya kok"
Amora menatap aneh Nadira, sungguh Nadira yang polos manis serta lemah lembut itu telah hilang entah kemana.
"Boleh deh, mumpung belum sarapan" ucap Amora pada akhirnya.
Nadira tersenyum senang, gadis itu menggeser kursinya mendekati Amora.
"Makannya sambil dengerin gue yah"
Amora menganggukkan kepalanya, menatap Nadira siap untuk mendengarkan gibahan gadis itu.
"Si Eca makin menjadi, hari ini dia subuh2 bangunin gue cuma buat di masakin sup, CK padahal itu masih subuh. Gue coba tolak pelan tapi dia kek anjir lah, CK. Selain itu di rumah suka banget tu cewek make yang sexy2 kek emang sengaja godain Felix mor, serius gue. Lo boleh pukul gue kalo gue boong"
Amora mengangguk, wajahnya kini serius mendengarkan cerita Nadira.
"Terus"
"Dia kalo Felix gak ada, suka banget teriak - teriak minta ini itu, bahkan bi Imah hampir pingsan kemaren gara - gara tu cewek gak tau diri"
"Serius, terus gimana bi Imah sekarang?" Tanya Amora khawatir.
"Lumayan baik kah, dia lagi ke pasar.... Tunggu.... Menurut perkiraan gue, tu cewek akan datang dalam dua menit lagi..... CK, mending lo ngumpet, biar tau gimana kelakuan tu cewek"
Amora menggeleng kuat saat Nadira menariknya untuk memasuki kolong meja, sungguh ia penasaran, tapi bukan di sini sembunyinya.
Kegiatan tarik menarik itu berlangsung secara sengit, dengan Nadira yang tak mau di bantah dan Amora juga tak mau mengikuti Nadira.
"Kalian ngapain?"
Suara lembut nan merdu, menghentikan kegiatan dua gadis itu. Kompak mereka menoleh pada asal suara, di mana seorang gadis dengan baju yang cukup terbuka sedang berdiri menatap mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
Narrativa generaleAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...