"Pulang Ama siapa mor?""Sendiri"
"Wah parah ni bocah berdua, yang satu cemberut Mulu yang satu sok kalem sok dingin....CK, gak seperkuensi lagi ini njrot"
Amora diam saja dengan Gea yang sedari tadi merutuki dirinya dan Alin.
Alin sendiri sekarang sudah pergi entah kemana bersama Edo, dan saat ini hanya ada Amora dan Gea sedang melangkah menuju parkiran.
"Mau nebeng gak? Kebetulan keknya mantan gue mau jemput pake Supra"
Amora tak menanggapi, ia tak percaya yang Gea katakan dan tak akan pernah.
"Aku di jemput"
Setelah mengatakannya Amora melangkah sedikit cepat, bukan karna dia sendang marah atau apa dengan Gea hanya saja Amora ingin cepat pulang menuju kamarnya, tidur dan mimpi indah.
Sejak kedatangan mami nya Amora merasa mood nya benar- benar turun. Entah kenapa Amora benar- benar kesal dengan wanita itu, tidak...
Amora hanyalah jiwa asing di tubuh Amerta, jadi Amora tak akan di sebut durhaka kan?
Amora yang sudah sampai di pintu gerbang di hampiri oleh sebuah mobil taxi yang tadi ia pesan.
Setelah memastikan itu adalah taxi pesananya Amora segera masuk kedalam mobil tersebut..
....
Amora sekarang sudah sampai di rumahnya,namun suara tawa wanita dan beberapa lelaki menghentikan langkahnnya
"Siapa?" Pikir Amora, penasaran dengan itu Amora segera membuka pintu.
Sekelompok remaja dengan sampah cemilan dan minuman di mana-mana menjadi pemandangan Amora saat ini. Amora yang terkejut menutup mulutnya, menatap penuh tanya pada Deri, namun cowok itu hanya mengangkat bahu acuh.
"Kaget neng?"
Seno menatap remeh ke arah Amora, Amora yang sadar segera merubah ekspresi nya menjadi datar.
"Biasa aja"
Amora menatap datar Sera dan Nadira, kedua gadis itu ternyata tak sekolah hari ini pantas saja di sekolah tadi hidup Amora tenang.
Amora menggelengkan kepala 'baru kelas satu udah nge bangsat aja ni bocah' begitulah kira2 fikiranya sekarang.
'ehem'
"Tolong yah, jadi tamu tau diri....bi saroh dah berumur soalnya kasihan harus mungutin tu sampah" Amora dengan wajah songongnya melangkah menuju kamarnya, tak peduli dengan tatapan permusuhan Nadira dan Sera.
"Kan ada Lo, yang beresin"
Terdengar suara Sera, Amora yang sudah berada di tengah tangga menghentikan langkahnya, berbalik menatap tepat ke arah Sera.
"Aku? Bersihin itu? CK...aku suka bersih-bersih tapi untuk bersihin sampah dari sampah....cih menjijikan"
Amora berbalik melanjutkan langkahnya, ia sempat tertawa puas. Sebenarnya Amora sendiri merasa bingung dengan yang ia katakan 'sampah dari sampah?' emang ada?
Tak mau peduli dengan itu Amora segera memasuki kamarnya, membersihkan tubuhnya dengan cepat.
Perut Amora tak bisa di ajak kompromi sekarang, dia lapar tapi juga harus mandi.
....
Selesai dengan mengganti pakaian sekarang Amora sudah duduk di tepian ranjang, memainkan handphonenya. Rasa laparnya saat ini sedikit hilang karna ada pesan dari Felix.
Pesan yang sebenarnya hanya sebuah foto yang mampu membuat Amora tersenyum senang.
Sebelum ini Felix tak pernah membalas pesannya, dan hari ini cowok itu tiba-tiba mengirim pesan sebuah foto. Yah fotoh Felix dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...