💀💀💀
Oke, walau comenya dikit karna sudah 50 vote, bahkan lebih...dan karna aku lagi senang
........Happy reading gaes
"Bang Deri ganteng, antarin aku dong...abangkan baik"
Setelah ia dan Felix berduaan di taman besoknya cowok itu menghubungi Amora untuk datang rumahnya. Entah untuk apa tapi Amora tak berniat menolak, mengiyakan apa yang Felix mau.
Dan karna semalam ia pulang ke rumah Daddy nya maka Amora dengan senang hati mengganggu Abang tirinya yang sedang tidur agar pria itu mau mengantarnya.
Deri....yang kesal dengan Amora yang sedari tadi mengelilingi kamarnya dengan berteriak-teriak memekakkan segera bangun dari tidurnya. Dengan wajah bantalnya pria yang bary menyelesaikan ujian akhir itu melangkah menuju kamar mandi, menghiraukan Amora yang berteriak kegirangan.
Pintu kamar mandi terbuka, Deri keluar dengan wajah basah akibat mencuci muka.
Deri menatap tajam Amora yang kini sedang duduk di kasurnya dengan wajah Tampa bersalah menatap Deri dengan binar.
Gadis itu nampak sudah rapi, sederhana namun juga terkesan imut.
Deri menghela nafas, sejak libur karna anak kelas tiga ujian gadis ini selalu berkeliaran di rumah ini. Padahal dulunya dialah yang meminta untuk tinggal di apartemen karna tak menyukai Deri dan ibunya, tapi lihatlah....bahkan gadis ini sudah hampir beberapa hari di rumah ini.
"Cepat bang,bentar aja kok...ntar aku beliin es krim deh...."
Deri tertegun sedetik berikutnya ia mengangguk setuju, bukan....bukan karna tawaran es krim...ingat dia bukan bocah lagi bahkan sebentar lagi ia akan menjadi seorang mahasiswa.
Wajah bahagia itu...Deri sangat jarang melihatnya sebelumnya, bahkan tak jarang jika berkunjung ke rumah gadis itu menatap Deri tak bersahabat.
Namun, baru-baru ini wajah itu selalu hadir di hadapannya. Deri tak bisa menolak itu.
Sebenci apapun Amora padanya namun entah kenapa Deri malah menyayangi adik tirinya itu. Ingat menyayangi sebatas Abang pada adik bukan berlebihan.
"Ntar juga aku atur deh kalo Abang mau ketemu Gea...kasian bang jomblo Abang kan juga jomblo, lumayan....Gea cantik kok, percaya deh gak akan nyesel"
Deri yang sedang berganti baju di walk in closed mendengar celotehan Amora yang malah membuat Deri malu sendiri mendengarnya.
Sejak di mana Deri membantu Gea sahabat adiknya itu, Amora terus saja mengejeknya dengan Gea membuat Deri yang memang jarang berinteraksi dengan perempuan selain ibunya dan Amora merasa sedikit salting.
Deri keluar masih mendapati Amora yang duduk di kasurnya. Melihat sang Abang keluar Amora segera berdiri, dengan semangat gadis itu menarik tangan Deri Tampa memberi kesempatan pada pria itu untuk sekedar bercermin atau merapikan rambutnya yang masih berantakan.
Mereka sampai di depan rumah besar itu, Deri melangkah ke bagasi untuk mengambil mobilnya sementara Amora kini duduk di samping ibu tirinya dengan sesekali mencuri cemilan ibu tirinya itu.
"Mau kemana kalian?" Wanita yang masih terlihat kencang itu bertanya Tampa menoleh pada Amora, dan sibuk dengan laptop di pangkuannya
"Ada deh, Tante kepo" ucap Amora jahil
Wanita itu menatap Amora tajam "kamu jangan menguras anak saya ya"
Amora terkiki geli mendengarnya"tentu saja tidak, pacarku kaya raya Tante ada dia yang harus ku kuras abis uangnya, anak Tante pengangguran sih...jadi gak tega deh nguras uangnya"
Sedetik berikutnya Amora berteriak karna sebuah tangan menarik kuping cantiknya dengan sedikit keras.
"Adu...sakit Tante.."
"Kamu mau saya potong uang jajan, HM? Ingat ya sekarang uang mu mommy yang pegang"
"Iya....iya....ampun deh maaf....kan bercanda tadi...bang Deri pengangguran tapi beruang terus kok....aduhhh lepas dong Tante..."
Jeweran tersebut terlepas bersamaan dengan datangnya mobil Deri di hadapan mereka.
"Tante nyeremin kalo marah, cantiknya ilang tuh...hati-hati kerutanya bertambah....hahahah"
Amora berlari cepat memasuki mobil Deri menghindari amarah wanita yang menjadi ibu tirinya itu.
"Awas saja kamu Amora.....mommy hajar pulang nanti"
Terdengar teriakan wanita itu mmbersamaan dengan melajunya mobil Deri.
Deri menggelengkan kepalanya, ia yang hendak pamit pada sang ibu malah di tahan adiknya itu dan dengan tatapan tajam meminta Deri melajukan mobilnya, bukanya takut namu Deri tak mau gadis ini kembali di jewer sang ibu seperti tadi.
......
Amora kini sudah berada di simpang untuk memasuki kawasan rumah Felix, ia sengaja meminta kendri menurunkannya di situ.
Ia hendak membeli eskrim dan berjalan sambil mencuri buah-buahan hasil kebun yang mengelilingi rumah besar Felix.
"Oh iya, rumah yang satu itu rumah siapa sih..."
Amora yang berjalan santai sambil memakan es krim nya kini sibuk memikirkan tetangga rumah Felix yang Amora belum ketahui siapa penghuninya.
Rumah itu selalu nampak rapi dari balik gerbang, namun tak ada tanda-tanda makluk hidup di dalamnya. Ah sepertinya ia akan menanyakan pada Felix nantinya.
"Ayo non...silahkan"
Amora tersenyum sedikit membungkukkan kepalanya pada satpam ganteng penjaga gerbang rumah Felix.
"Jalan aja non?"
"Iya om, mau sekalian olahraga soalnya..."
Amora cekikikan mendapati tatapan heran dari pak satpam, ini sudah jam 10 siang dan Amora memegangi dua es krim di tanganya....apakah benar gadis itu berolahraga? Mungkin itu yang di fikirkan satpam tersebut.
Amora yang sudah berada di depan pintu rumah Felix segera membukanya, ia sedikit terkejut dengan kehadiran Nadira di ruang tamu sedang membersihkan meja.
Namun Amora memilih tak peduli, dia calon nyonya nya di sini dan Nadira ......CK...hey siapapun hilangkan fikiran jahat di otak kecil Amora.
"Maaf kak, apa tak bisa mengetuk pintu dulu...ingat ini rumah orang"
Amora menghentikan langkahnya, berbalik menatap bingung Nadira. Gadis itu nampak berani menatapnya dengan senyum manisnya namun...Amora bisa melihat tatapan benci dari mata itu, mata gadis yang ia kira gadis baik itu.
"Oh ya? Aku sedang terburu-buru, maaf kalau begitu...emm rumah ini memang rumah orang, orang yang kini adalah pacarku dan...aku bisa dengan mudah membuat rumah ini menjadi rumah ku....hehe"
Setelah mengatakan kalimat yang Amora sediri meragukanya ia melangkah menjauh masih di hiasi tatapan aneh dari Nadira.
"Gadis itu aneh" ucap Amora lalu menggeleng pelan.
Ia sudah berada di pintu Kramat yang berkedok ruang keluarga itu, dengan santai Amora kembali membuka pintu tersebut.
Memasukinya setelah tak mendapati seorang pun, Amora memilih santai di sofa menunggu Felix datang.
....
Nadira menatap dengan wajah kesalnya pada pintu yang terakhir kali Amora masuki, pintu yang semua pelayan tak boleh memasukinya selain bi Imah dan Felix sendiri.
Lihatlah gadis itu dengan santai memasuki pintu tersebut Tampa ada kepanikan ataupun ketakutan di wajahnya.
Nadira kesal sendiri melihatnya.
Ia pernah mencoba diam-diam mengintip ruangan tersebut namun di dalamnya tak ada yang spesial, hanya ruangan biasa.
Lalu kenapa ia dan para pelayan lain di larang memasuki ruangan itu??
Vote comen gaes
50 VOTE OKE
50 VOTE BARU AKU LANJUT....
![](https://img.wattpad.com/cover/347675537-288-k608806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...