"Hai Beby"
Amora terlonjak kaget, ia yang fokus Selfi dengan handphone mahalnya tak menyadari Felix datang dengan baju yang kembali di penuhi dengan darah.
Siapa lagi?
Itulah yang Amora fikirkan saat ini, yahh siapa lagi manusia yang Felix singkirkan dari dunia ini? Siapa lagi manusia yang mati secara menggenaskan di tangan pria itu?
"Abis main darah-darahan yah?"
Felix tersenyum miring, menduduki dirinya di samping Amora dan kembalid mengangkat gadis itu dengan santai ke pangkuannya.
Amora yang kaget dengan sigap memegangi kedua bahu Felix.
"Mau ikut mainnya?"
Amora menggeleng, ia penasaran....masih. namun Amora juga tak lupa saat ia pingsan hanya gara-gara darah.
Amora tak phobia darah atau apapun, namun saat itu darah yang ia injak begaikan genangan air setelah hujan. Sangat banyak."Kamu harus terbiasa sayang" ucap Felix menyeringai, tanganya sibuk menyibak helaian anak rambut yang sedikit menutupi wajah Amora.
"Ehem.....jangan gini dong El, salting ini" ucap Amora menatap ke arah lain, kemanapun asalkan jangan ke wajah Felix. Demi apa.....Amora lebih suka Felix yang datar tidak dengan senyum mengerikan itu.
Felix terkekeh pelan, ia mengecup singkat pipi tembam Amora "gantilah bajumu, pergilah ke kamar di mana pertama kali kau bangun di rumah ini.....itu kamarmu"
Amora membulatkan matanya tak percaya "serius? Jadi di sana ada baju buat aku?" Tanya Amora semangat.
"Hmm"
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang...."
Amora turun dari pangkuan Felix, namun saat ia hendak melangkah tanganya di cekal oleh Felix. Amora yang menyadarinya menatap Felix bingung.
"Tunggulah di depan, aku akan datang 20 menit lagi"
Amora menghela nafas, ia sempat tegang mengira ada yang lebih penting dari hanya sekedar menyuruhnya menunggu di depan.
Amora menganggukkan kepalanya lalu keluar dari pintu tersebut, ia menaiki tangga mencari kamar yang masih terekam di ingatanya.
Namun saat ia hendak membuka pintu tersebut sebuah deheman menghentikan Amora. Menatap ke samping Amora mendapati Nadira sedang berdiri bersedekah dada menatapnya.
Amora yang tak mau kalah ikut melipat kedua tanganya di dada mantap angkuh ke arah Nadira.
"Apa?" Tanya Amora sedikit ngegas.
Nadira terkekeh, maju beberapa langkah mendekati Amora.
"Tak di sangkah ya....gue kira Lo cewek baik-baik, ternyata gak lebih dari seorang jalang"
Amora mengerinyit bingung "jalang kok teriak jalang, kenapa sih nad? Aku gak pernah Lo mengusik kehidupan kamu"
"Hahahah, apa tadi? Gak pernah? Hmmm...Amora yang imut ini ternyata sedang berpura-pura bodoh ya....heh Lo mantan kendri dan Lo berusaha merebut dia dari gue dan Lo......juga membuat Felix lupakan gue .......padahal sebelum ada Lo di hidup Felix ...dia....dia masih mengingatku" ucap Nadira memelankan suaranya di akhir kalimat.
Amora semakin bingung mendengar gadis ini, tadinya marah-marah trus di akhir kalimat menciut. Apa tadi? Amora membuat Felix lupa pada Nadira?
"Tambah aneh deh ni orang, heh kalo kamu bilang aku mantan kendri, ya jelas ...tapi aku gak minat tuh rebut kendri, bekas soalnya. oh satu lagi, Felix....lupa sama kamu karna orang kek kamu pantas di lupakan, bukan karna aku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...