gadis baik

40.5K 2.1K 70
                                    

Amora menatap dengan serius tv yang sedang menayangkan kartun kesukaannya. Apalagi kalau bukan ejen Ali.

Ia sekarang sedang menjadi gadis baik dengan duduk manis di kamar Felix sambil menonton tv dengan beberapa cemilan yang berserakan di sekitarnya.

Sedari pagi Amora habiskan waktu di kasur, menonton makan dan minum.

Felix memang melepaskan borgolnya tapi tidak dengan membebaskannya keluar dari kamar tersebut.

Felix mengatakan, jika Amora menjadi gadis baik dan penurut maka ia akan di lepaskan sore nanti.

Lagipula Amora akan bersekolah esok, mau tak mau Felix pasti akan melepaskannya kan.

"Kenapa aku tak mencoba menggeledah kamar Felix ini" .

Sadar akan itu, Amora segera turun dari ranjang lalu mulai berkeliling, mencari sesuatu yang sekiranya menarik.

Amora menatap beberapa foto yang tepajang di dinding dan di atas nakas.

Di sana hanya ada foto Felix dari kecil hingga ia dewasa. Amora menatap foto- foto tersebut, Felix kecil sangat imut dan menggemaskan, ia lalu beralih ke foto Felix yang kira-kira berusia 5 tahun.

Foto tersebut berlatar belakang pemanandangan pedesaan yang amat Amora kenali, itu desanya.

Amora beralih ke foto Felix  yang nampak mulai tumbuh menjadi bocah SD, terlihat senyum manis masih terukir di bibirnya, bahkan Amora ikut tersenyum saat melihat foto tersebut.

Amora lalu menoleh pada foto Felix yang nampak tak ada senyum lagi di sana, begitupun foto seterusnya. Hanya ada tatapan datar dan raut keterpaksaan yang Felix tampilkan.

Amora mengangkat bahu acuh, ia penasaran namun juga enggan mencari tau.

Amora beralih pada nakas di samping ranjang, ia membuka satu persatu laci. Tak ada yang menarik di sana, hanya beberapa benda yang tak penting, seperti pulpen dan buku-bukuan. Amora beralih pada laci paling bawah, lalu membukanya.

Amora mengerutkan kening saat melihat sebuah benda kecil berisikan obat-obatan  dan sebuah pistol kecil tergeletak di laci tersebut.

Tangan Amora terulur mengambil obat-obatan tersebut, ia ingin tau obat apa itu namun karna bahasanya  terlalu sulit di mengerti Amora hanya mengambil gambarnya saja menggunakan ponselnya.

"Felix gak mungkin pake narkoba kan?"

Amora meletakkan kembali obat-obatan tersebut, lalu beralih pada pistol mungil namun Amora yakin itu cukup berbahaya.

"Jadi....apakah si kecil ini yang melukai betis cantikku" fikir Amora.

"Aku pernah melihat punya bapak, tapi besar dan perlu di pompa hingga bisa menembak rusa saat berburu......ini kayak di film -film gak sih....kerenn" Amora terkekeh pelan, mencoba berlagak seakan menembak seseorang dengan pistol kecil tersebut.

"Di jual mahal gak ya?" Fikir Amora dan kembali membuatnya tertawa.

.....

Danil, cowok berusia 17 belas tahun itu menatap beberapa orang yang berlalu lalang di hadapannya. Sekarang ia berada di sebuah taman di bawah pohon, tempat ia bersantai dengan gadis manis bernama Amora.

Danil sangat ingin lebih dekat dan berteman dengan seorang Amora, atau bahkan lebih dari teman. Daniel tertarik dengan gadis itu, sangat.

Amora gadis aneh yang mengaku - ngaku jadi pacarnya, Amora gadis lucu namun Amora sangat tak bisa ia gapai..

Daniel akui, ia terlalu lemah untuk melawan pria yang mengaku sebagai kekasih Amora itu.

Daniel teringat dengan beberapa hari yang lalu, sebelum ia bertemu yang kedua kalinya dengan Amora.

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang