orang aneh

41K 2.2K 47
                                    

Sudah hampir setengah tahun Amora hidup Tampa Felix, Amora kira jika hidup Tampa Felix ia akan mati.

Namun apa yang Amora bayangkan tentunya hanyalah hayalan semata, buktinya sekarang ia masih hidup sampai sekarang, hanya saja sekarang Amora tidaklah sama seperti dulu.

Ia yang ceria hanya sekali dua kali terlihat, Amora lebih sering kali murung. Yah murung....murung karna rasa rindu dan galau yang tak tertahankan lagi.

Ah Amora memang lebay, tapi jujur ia memang rindu akan Felix. Belakangan ini Felix tak pernah lagi menghubungi Amora.

Apakah Amora benar- benar di lupakan oleh pria itu?

"CK, babi"

Amora mengacak rambutnya kesal, ia begitu tak ingin memikirkan hal buruk namun fikiranya itu selalu saja berkelana di otak kecilnya.

"Mora, belikan mommy salad dong di depan"

Amora yang sekarang berada di dalam kamar kembali mendesah kesal, melangkah ke arah pintu dengan wajah datarnya.

"Salad apa mami? Buat sendiri aja deh"

Amora menatap ibunya dengan kesal,  durhaka? Jelas...tapi sekarang yang  Amora fikirkan tubuhnya yang anak wanita bernama Dwina itu bukan jiwanya.

Wanita ini mengatakan sementara tinggal di apartemen Amora namun sementara yang ia katakan hampir setengah tahun begini.

Amora tak masalah sih, tapi tak hanya suka menyuruh Amora sana sini, Dwina juga kerap kali membuat apartemennya seperti kapal pecah, dan lebih parahnya wanita itu tak mau membersihkannya.

"Please, mami lagi pengen banget kalo buat sendiri juga gak pande....."

Amora menghela nafas kasar, tak ingin panjang lebar berdebat Amora menganggukkan kepalanya. Menutup pintu kamar tersebut.

Ia mengenakan hodie dan mengikat asal rambutnya, setelah di rasa tak terlalu memalukan Amora segera melangkah ke luar kamarnya.

Dengan uang merah yang ibunya sodorkan tadi, Amora mengayuh sepeda nya, mencari penjual salad yang terdekat.

Sepeda Amora terhenti di tempat yang lumayan sepi, ia lelah mengayuh sepedanya mencari di mana ada yang jualan salad terdekat.

"Mana sih? Perasaan kemaren jualan di ujung deh" ucap Amora kesal.

Matanya sedikit menyipit kala sebuah mobil berhenti tak jauh di depannya. Mobil hitam yang nampak masih kinclong yang Amora yakini harganya tidaklah seribu dua ribu.

Seorang pria dengan kaca mata hitam menuruni mobil tersebut, Amora sedikit panik...bukan karna ketampanan pria itu namun karna pria itu sedang melangkah ke arahnya sekarang.

Amora ingin kabur namun karna pria tersebut ganteng jadi sayang di sia -siakan, kali aja dia mendekati Amora ingin melamar nya, atau ingin menjadi simpanan Amora atau ingin menjadikan Amora sugar baby mengingat pria berjas itu lebih mirip dengan seorang pria dewasa.

"Siapa nama mu?"

Amora menelan ludah kasar, masih dengan wajah bengongnya mendongak menatap pria yang menjulang di hadapnya.

"Ada urusan apa om nanyak nama saya? Omnya --- gak nagih pinjol kan? Sumpah deh om, saya gak pernah pinjol  atau apapun, pasti ada yang mengatasi nama saya, yakan?" Ucap Amora panjang lebar. Ia sadar, posisinya sedang tak aman sekarang.

Di belakang mobil pria itu ada dua mobil yang baru datang, dari dua mobil itu keluar lima orang pria berbadan besar, mereka mirip penculik yang Amora bayangkan di saat kecil bedanya mereka nampak lebih ganteng dari bayangan ya.

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang