"Ada apa ini?"
Amora terkejut mendengar suara seorang pria dari belakangnya, Amora berbalik mendapati Edo sedang berdiri menatap bingung ke arah mereka, di susul dengan Alin dan beberapa siswa.
Bukan karna apa, suara teriakan Nadira saat menjatuhkan dirinya cukup keras membuat beberapa siswa yang berada di dekat sana mungkin mendengarnaya.
"Kamu kenapa Nadira?"
Seorang siswa melangkah mendekati Nadira membantunya untuk berdiri.
"Amora...hiks...mendorongku....hiks"
Amora tak heran lagi dengan itu, sudah pasti gadis gila ini akan memfitnahnya. Hah, kenapa tak memintanya saja, jadi Nadira sedikit mengurangi dosa karna menyampaikan fakta bukan memfitnah gadis baik nan polos seperti Amora.....ck.
"Amora?"
Amora menoleh pada Alin yang sudah berdiri di samping Edo, semua orang menatapnya sekarang.
"CK, gila Lo ........gak ngajak-ngajak yagak Wee"
"Tau tu, ayo-ayo mulai lagi"
Amora menatap datar Gea dan Alin "dia nyiksa diri sendiri setelah nampar aku, tau gitu biar aku tampar aja sekalian tadi"
Perkataan Amora mendapat tepuk tangan dari Alin dan Gea, kedua gadis itu hebo tapi tidak dengan siswa lainya. Mereka sibuk berbisik- bisik mengasihani Nadira yang menangis, ah tak sedikit juga yang mencaci Nadira.
"Gak berubah ya kalian, tetap aja pembully, oh atau kalian diam selama ini cuma mau pencitraan aja di depan kendri? CK, gue juga gak nyangka...gue kira Lo baik mor....ternyata gak ada bedanya Ama dua jalang itu"
Amora menatap seorang gadis yang baru saja datang di kerumunan itu.
"Kurang ajar, Lo tu yang jalang"
"Jalang teriak jalang"
Sera sahabat Nadira itu menatap Amora dengan tajam, tak peduli dengan teriakan tak terima Gea dan Alin.
"Hajar aja Lin"
Amora mengangkat tanganya, menatap kedua sahabatnya memberi kode untuk tak gegabah, kedua gadis itu nampak merenggut tak terima namun tak urung kembali ke tempat mereka, menyatu dengan para siswa.
"Aku gak tau, apa masalah kamu ke aku....tapi yang jelas mau aku baik atau buruk, mau aku jalang atau apapun, itu bukan urusan kamu"
"Memang bukan urusan gue, tapi... lo udah nyakitin sahabat gue, dan gue bukan sahabat yang buruk untuk membiarkan sahabat gue di bully"
Amora menutup mulutnya menahan tawa, namun tak kuasa akan itu... tawa Amora lepas, ia tertawa kencang dengan wajah yang sedikit memerah.
Menyeramkan, mungkin itulah yang dirasakan para siswa yang melihat tawa bak ratu iblis itu.
"Sera- Sera, sahabat .....Atau cuma alat, hm?"
"Apa maksud lo"
"Ayolah jangan munafik, aku tau adik manis, kamu memperalat Nadira kan? Hanya untuk membalas dendam padaku dan hanya untuk menyalurkan rasa iri mu itu"
"Lo......"
"Kamu gak mau mengotori tangan mu, dan menjadikan Nadira sebagai alat untuk kehancranku, kan? hahahah"
"Bacot Lo"
Amora kembali tertawa, dengan santai keluar dari kerumunan. Para siswa menyingkir memberi jalan pada Amora dan dibikuti kedua sahabatnya.
Semua orang terdiam, tak ada yang berani pada Amora saat ini, selain gadis itu cukup menyeramkan sekarang Amora jugalah pacar seorang Felix anak pemilik saham terbanyak di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...