Amora menatap Felix puas, tadi setelah ia tertidur di pangkuan Felix Amora memutuskan untuk mengerjai cowok ini seharian, anggap saja sebagai balasan karna membuat seorang Amora merasa yang namanya sakit hati.
Ia menyeret Felix berkeliling mall, tak hanya satu mall bahkan saat ini mereka berada di mall yang ketiga.
Felix nampak lelah namun juga terlihat tetap stay cool, Amora tak peduli, ia yang merasa haus dan lapar segera menyeret Felix ke salah satu restoran.
Di sana tak lupa Amora memesan banyak makanan dan yang pastinya tidak murah.
'huh'
Terdengar Felix bernafas lega, ia menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
Tersenyum puas, Amora segera memotret Felix dengan terang-terangan. Tak seperti dulu, ah mengingat itu Amora malu sendiri.
"Kalo aku minta beliin mall ini, kamu mau?" Tanya Amora asal.
"Hmm"
"Serius??"
"Hmm"
Amora menatap datar Felix yang masih memejamkan mata, tidurkah cowok ini?
Tak lama, makanan mereka datang. Amora Tampa berniat mengajak Felix segera menyantap makanannya.
Felix sendiri hanya diam saja memperhatikan Amora, ia lelah tapi tak berniat untuk makan sekarang ini.
"Mau? Ni..aaaaa"
Amora menyuapi Felix dan di sambut dengan senang hati oleh pria itu.
Sedetik berikutnya, Amora tertawa melihat ekspresi kepedasan dari Felix. Amora memang sengaja memasukka Benyak cabe Tampa sepengetahuan Felix.
"Amora! Hai"
Amora menghentikan tawanya, ia menatap asal suara dan mendapati zaren melambaikan tangan ke arahnya.
Dengan semangat Amora melambaikan tangannya, seakan memerintahkan zaren untuk mendekat.
Pria itu nampak mengerti dan segera melangkah mendekati Amora dan Felix berada.
"Mau kemana mom? Sendirian aja ni" ucap Amora, menyambut kedatangan zaren.
Sedangkan Felix nampak diam menatap datar ke arah Amora.
"Membeli beberapa perlengkapan, dan saya sendiri karna memang tak ada yang menemani" jawab zaren santai sebelum akhirnya menoleh pada Felix.
"Ah, tuan muda Felix, apa kabar?" Zaren mengulurkan tanganya berniat menjabat tangan Felix.
Dengan enggan Felix menyalami zaren sambil menatap tajam pria itu.
Merasa adanya perang dingin di antara kedua pria itu Amora segera melepas tangan keduanya, kalau lama - lama kan bahaya.
"Baik om, tuan muda selalu sehat karna di rawat dengan baik sepert...."
"Silahkan duduk mr.za" potong Felix datar, sambil menekan kata mr.za di akhir kalimatnya.
Amora yang tak bisa melanjutkan celotehanya menatap kesal ke arah Felix.
Kesal selalu membawa ide pada Amora, yah ia sekarang akan membuat Felix merasakan apa yang Amora rasakan.
"Mas zaren, mau pesan apa? Kita udah pesan duluan ni, bahkan udah abis... Hehe" ucap Amora santai tak lupa mengubah panggilannya menjadi 'mas'.
"Saya tidak lapar Mora, hanya sedikit haus... Boleh saya pesan minum?"
"Tentu, gak ada yang larang juga" jawab Amora di akhiri dengan kekehan.
Felix masih setia dengan wajah datarnya, menatap intraksi keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...