sahabat kecil

40.9K 2.4K 70
                                    

Amora menarik nafas dengan perlahan, ia duduk manis di ruang tamu mengatur nafasnya yang tak beraturan.

Bi Imah nampak memasuki rumah dengan tas belanja, mendekati Amora dengan tergopoh-gopoh, Amora segera memperbaiki posisi duduknya, menyalami bi Imah seperti biasanya.

"Kata pak Agus nona mau di culik ya?"

Amora menghela nafas, ia sudah menebak wanita yang nampak panik ini akan menanyakan ini padanya.

"Nggk bi, cuma sengaja biar pak satpam cepat bukain pintu" jawab Amora. Ia terpaksa berbohong, Amora tak ingin wanita ini mengkhawatirkan Amora dan menambah beban hidupnya. Cukup adanya Nadira di rumah ini menambah beban wanita paru baya ini.

"Nona serius?" Tanya bi Imah nampak tak percaya.

"Serius bi" jawab Amora seadanya.

"Trus kenapa keringetan gini?"

"Panas bi"

Bi Imah menghela nafas pasrah, ia tak akan memaksa gadis ini lagi, terlalu lama menunggu Amora bercerita jujur.

"Nadira...buatkan jus wortel sama cemilan" teriak bi Imah kencang.

Amora tersenyum mendengarnya, ini juga salah satu tujuan Amora kesini. Untuk mengerjai Nadira.

"Yaudah, bibi mau ke belakang dulu....kamu mau ke kamar atau ke ruang...."

"Di sini aja bi"

Setelah mendapatkan jawaban Amora bi Imah pamit kebelakang meninggalkan Amora yang masih sedikit berkeringat.

"Siapa ya mereka? Apa sendikat penjualan organ? Atau....iii ngeri bah"

Amora menyandarkan tubuhnya, menatap langit - langit ruangan yang begitu nampak kokoh sertah indah.

Haruskah ia menceritakan semua ini pada Felix? Ah tapi cowo itu sangat susah di hubungi belakangan ini.

Dengan pertimbangan yang matang Amora mengambil ponselnya yang berada di saku, mencari kontak Felix lalu mulai menghubungi pria itu.

Sedetik - sepuluh detik berikutnya Felix tetaplah tak mengangkat ponselnya dan berakhir suara operator yang membuat Amora kesal sendiri.

Hp Felix aktif, namun cowok itu menolak panggilan ya. Mencoba berfikir positif Amora kembali menghubungi nomor Felix.

Namun hasilnya masih sama, Felix tak bisa di hubungi ah bukan tak bisa melainkan menolak panggilan.

Kesal akan itu Amora membanting hp nya pelan ke atas meja.

"Lo gak sepenting itu untuk Felix....hah bahkan sekarang dia sedang asyik berduaan dengan sahabat lamanya"

Amora sedikit kaget dengan kedatangan Nadira, tak mau terlibat hat menyedihkan Amora menormalkan ekspresinya.

"Silahkan di minum calon mantan nyonya....hahahah"

Amora mengerinyit menatap Nadira "kamu...."

"Amora...ah kak Amora cantik,imut... Ini nasehat dari gue  yah, mending lo sekarang belajar lupain Felix... Lo gak tau yah sama apa yang Felix lakukan di luar negeri sana? CK menyedihkan"

Amora menatap Nadira datar " emang Felix lakuin apa di sana? Selingkuh...cih aku gak peduli, aku sadar diri kok...emang kamu?"

"Gue? Gue gak sadar diri gitu? Hmmm benar yang Lo katakan kak, tapi perlu Lo tau... Sejak kembalinya Eca Kumala sekarang gue mencoba untuk sadar, rasa gue mungkin akan tetap untuk Felix cuma yah...gue gak akan berusaha lagi buat dekatin dia"

"Jadi-- Kamu berhenti berjuang untuk Felix hanya kedatangan sahabat lamanya? CK lemah.... Kalo emang cinta lawan dong"

Nadira tertawa pelan mendengar ucapan Amora "dia licik kak Amora, Felix melupakan aku karna dia, Felix tak tinggal bersama orang tuanya karna dia....Felix....Felix banyak berubah karna dia" ucap Nadira pelan, ia tak berbohong untuk ini, di mata Nadira Eca memanglah gadis berbahaya.

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang