Edo si anak baru

68.5K 3.3K 12
                                    

Amora dan Gea menatap Alina geli,  sebab sahabat mereka ini nampak lebih mengerikan dari pada saat mengejar Kendri.

"Siapa sih anak tu anak baru,  keknya lebih wahh dari si kendri"

"Mungkin aja iya,  kalo gak gak mungkin si Alina sampai senyum-senyum kek orgil, nama kita di cuekin lagi"

Gea dan Amora terus saja bergibah,  tadi setelah mengetakan bahwa ada anak baru trus manis Alina senyam senyum sendiri mengabaikan kedua sahabatnya bahkan saat mereka sudah sampai di kelas.

"Well,  mungkin Alina mengalami yang namanya 'Jatuh cinta pada pandangan pertama'"

"bisa jadi,  tapi masa baru sekali pandang udah gitu,  liat deh Mor bahkan satu kelas natapnya aneh"

Amora hanya terkekeh menanggapi Gea hingga bel masuk berbunyi tapi Alina masihlah senyum-senyum sendiri.

"Pagi Semua"

Seorang guru memasuki kelas dengan wajah tegasnya, namun ada yang beda pagi ini.

Seorang siswa nampak mengikutinya dengan senyum manis,  ah bahkan bisa di katakan sangat manis.

"Stt stt mor..... Itu dia, aaa manis banget kan"

Amora dan gea kembali saling tatap lalu mengangguk.

"pantas aja si Alin begitu orang cowoknya cakep gini,  gue aja naksir ini" bisik gea

Amora menoyor kepala gea, ah kalo sampai terjadi bakal ada perpecahan ini.

"Ingat si Alin udah bilang kalo tu cowok targetnya" bisik Amora tajam.

.....

"gue gak nyangka satu kelas bareng lo"

Amora yang sibuk memasukan bukunya ke dalam tas menatap asal suara.

Di sana Edo sedang menatapnya,  menghrla nafas malas Amora mengangkat bahu acuh.

"bantuin dong mor,  gue anak baru ini"

Amora kembali menatap Edo datar ah jika begini bukan perpecahan antar gea dan Alin saja bisa jadi dia ikut juga ini.

"Mor!!"

"Ais, jangan sok kenal deh"

Amora menatap kedua temannya yang pastinya juga menatap ke arahnya.

"Dia--sepupu aku,  jadi santai lin ini bakal jadi mudah, hehe"ucap Amora kikuk.

"hah?  Serius mor,  ah kok lo gak bilang-bilang kalo punya sepupu cakep"

Gea kembali mendapatkan toyoran dari Amora dan tatapan tajam dari gea.  Edo yang bingung hanya diam saja sambil menggaruk kepalanya,  hah apa ada yang salah?  Kenapa ketiga gadis ini seperti ada sesuatu. Dan kenapa Amora berbohong?

"Do, aku mau ngomong sama kamu cepat sini"

Amora melangkah mendahului Edo,  ia akan menyelesaikan ini,  setidaknya jika mereka berpecah Amora bisa jadi penengah nantinya.

Mereka sampai di taman belakang tak jauh dari pohon 'keramat'tempat Amora dan Felix bertemu.

"jadi....kenapa lo ngaku-ngaku sepupu gue?  Hmm gue tau gue tampan dan manis tapi jangan ngaku sepupu dong,  kenapa gak pacar aja?"

Hah inilah kenapa Amora dan Edo dulu selalu bak kucing dan anjing, Edo itu menyebalkan.

"Hahh,  sahabat aku naksir kamu,  plis yahh jangan sakitin dia,  dia udah cukup di tolak terus.... Plis do"

Amora akan melakukan ini,  dia akan membuat Alina bahagia..yah mungkin itulah salah satu tujuanya berada di tubuh ini.

"Hmm tapi keknya gue naksirnya ke lo"

Edo si cowok menyebalkan,  sungguh Amora ingin sekali mencakar wajah manis itu,  kalo perlu mencabuti satu persatu kumis tipis itu.

"Oke, tapi aku udah punya pacar"

"gue gak percaya, mana pacar lo? "

Amora terdiam,  ya gak mungkin kan dia nyari Felix.

"gue pacarnya"

Ah,  layaknya cerita dan film roman,  seorang pria datang dengan gagahnya mengaku pacar si cewek yang sedang tersudutkan.

"Ah sayang kamu ngapain di sini,  gak ke kantin?"

"Aku mencarimu baby"

Felix merangkul pinggang amora mesrah,  yah seperti biasa selalu mencari kesempatan.

"Sorry yah,  ini tadi teman aku tiba-tiba narik ke sini,  aku gak nyangka dia bilang naksir aku" Amora menatap Felix sedih.

Edo yang mendengarnya menatap Amora bingung,  ah pandai sekali gadis ini berbohong jelas saja ni cewek yang mengajaknya ke sini.

"no problem,  sekarang ayo ke kantin"

Amora mengangguk, ia segera pergi dari sana dengan tangan di genggam Felix.  Tak lupa tatapan mengejek Amora keluarkan.

Hah dia suka Edo,  tapi itu dulu sekarang ada Felix.  Biarlah jika cowok itu hanya mempermainkan saja setidaknya Amora bisa merasakan pacaran ama cogan.

.....

"Jadi lo beneran sepupunya akang Edo?  Ah bantuin ya mor yayayay"

Amora menatap jengah Alina,  gadis ini yang awalnya sibuk sendiri kini malah sangat suka berdempetan denganya lalu memasang wajah memelas.

Tampa Alina mintapun sudah pasti akan Amira bantu namun masalahnya si Edo katanya tertarik pada Amora,  bagaimana caranya agar cowok menyebalkan itu menyukai Alina?

"Aku bantuk lin,  tapi kamu harus mau ikutin arahan aku, jangan membantah"

Alina mengangguk riang,  ah demi akang Edo sayang semuanya akan di lakukan Alina.

"Jadi hal pertama yang harus kamu lakukan adalah jangan gerpek-grepek si Edo,  bersikaplah layaknya cewek cuek sok jual mahal"

Amora yakin Edo menyukai cewek yang seperti itu,  buktinya dulu si Edo suka sama dia walau sering berdebat. 

"yahh gak bisa gitu dong,  ntar bisa-bisa Edo gak buka hati buat gue kalo gak berusaha" Alina protes, hah nampaknya Alina lupa akan apa yang di katakan Amora tadi.

"hah,  Edo itu suka cewek yang menantang,  ayolah kamu juga kemaren berjuang ke kendri, apa kendri buka hati utuk kamu?  Enggak kan?"

Alina tersenyum nyengir, yang di katakan Amora benar adanya.  Oh Alina mana tahan bersikap begitu pada cowok yang ia suka.

"Kedua kalo Edo baperin kamu jangan cepat meleleh,  jual mahal Alin,  anggap Edo musuh yang harus di jinakkan"

Alina hanya bisa mengangguk,  ah apakah ia menyerah saja?

"itu aja sih dulu, ntar kalo ada yang lain bakal aku kasih tau oke"

Alina mengangguk untuk kesekian kalinya, ah sekarang gadis itu lebih seperti anjing patuh dari pada Alina si ratu bully.








Terima kasih sudah membaca

Jangan lupa vote and comen

Jujur otak ku buntu makanya gak publis2 jadi comen dan vote banyak2 yah,  biar atakku encer. Heheh

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang