~~Happy Reading~~
^^Tandai jika ata typo^^
°°Terima kasih sudah membaca °°
¤¤ Jangan lupa comen dan votenya ¤¤
buk'
'ah'
'aw'
"aws kaki aku..... "
Amora meringis tatkala seorang siswa menimpa kaki cantiknya, bahkan nasgornya hampir tumpah.
Siswa itu bangkit, ia menatap Amora dengan wajah bak orang yang bangun dari tidur.
Sejenak amora tertegun, cowok yang ada di hadapanya ini bisa di katakan masuk ke kategori cowok tampan versi Amora.
Sangking tampanya amora tak bisa menjelaskannya.Cowok itu nampak telah berdiri menatap tajam ke arah Amora. Amora tak takut, di sini ialah yang korban, dengan berani ia menatap tajam cowok tampan itu.
"Lo.... "
"apa? Mau nyalahin hey kamu sendiri yang jatuh dan nimpa kaki cantik aku, ais minta maaf kek" kali ini amora ikut berdiri. Melihat wajah cowok ini amora yakin ia adalah salah-satu siswa sok berkuasa di sokolah ini.
"Lo ganggu ketenangan gue" ucap cowok itu datar.
Amora membulatkan matanya tak terima, ia menetap name tag cowok itu.
Felix Roberto
"Enak aja, kamu yang ganggu kok, jangan memutar balikkan fakta deh" ucap Amora sedikit kesal.
"ck...ini wilayah gue, lo yang ganggu"
"wilayah apanya, ini taman sekolah, bebas dong aku nyantai di sini, lagian emang ini sekolah bapak mu? " ucap amora menggebu-gebu.
"emang"
"terserah, yang penting tanggung jawab, kaki aku sakit ini" ucap amora, ia tak ber bohong kakinya memang sakit.
"punggung gue juga sakit, kaki lo keras" ucap si felix dengan wajah sok cool nya.
"Apaan, kalo gak keras gak punya tulang dong, aneh" ucap amora, meski kesal di bilang kakinya keras namun tentu ia tak akan menyangkalnya. Kaki siapa di dunia ini yang lembek? Kecuali kaki orang-orang yang istimewah.
Merasa si tatap amora yang sibuk mengurut kakinya pun menatap balik si felix tatkala tajamnya.
"pohon ini tempat istirahat gue, dan lo datang dan berteriak, lo ngagetin dan buat gue jatuh.... Siapa yang salah sekarang, hm? " ucap felix penuh tekanan dan datar. Namun amora tak takut akan itu, abangnya lebih menyeramkan dari ini.
"yaa aku kan gak tau nyor, lagian istirahat tu di kamar, bukan di atas pohon....menurut novel yang aku baca, banyak siswa yang cabut ke roftop, atau cafe bukanya di atas pohon.
Aneh deh mas nya" omel Amora, ia merasa sedikit kesal dengan siswa sok dingin bak tokoh-tokoh novel ini."lo..... "
Felix melangkah mendekati amora, amora gugup di buatnya, meskipun kesal dengan tingkah menyebalkan si felix namun sekali lagi. Felix ini telah masuk ke daftar cowok tampan versi Amora.
Amora mundur, hingga ia mentok ke pohon di belakangnya. Pohon yang menjadi saksi atas apa yang terjadi sekarang.
"mau apa sih? Jangan maju terus dong, ini udah mepet, kalo mau romantis-romantisan jangan di sinilah, malu.. Ntar ada yang liat"ucap amora gugup, ah ia mau kencing sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora (END)
General FictionAmora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang berubah 180°. Tak terlalu bodoh untuk berfikir apa yang terjadi padanya, hingga menikmati adalah jalan...