jujur

47.2K 2.4K 16
                                    


Amora tersenyum menatap danau kecil di hadapannya, hari ini adalah akhir ujian anak kelas tiga. Yang mana akan menjadi akhir juga Felix berada di sekolah tersebut.

Amora tak tau Felix akan langsung berangkat ke luar negri atau masih menunggu kabar kelulusan di sini.

Seminggu ini Amora bisa di katakan tak pernah bertemu Felix, dan tak pernah berkomunikasi dengan pria itu. Terakhir Amora hanya mengirim pesan seminggu yang lalu, pesan yang hanya di balas 'oke' oleh felix.

'untuk seminggu ini...aku bakal ikut mommy ke Singapura dan gak jadi liburan bareng Alin...dan semangat ujianya"

Begitulah kira-kira pesan Amora seminggu yang lalu, pesan yang jelas ada kebohongan di sana.

Amora tak pernah menempuh Singapura bersama mommynya Amerta, dia hanya di apartemen dan sesekali pulang kerumah Daddy nya meminta uang sekalian mengunjungi ibu tiri julidnya itu.

Ternyata walau mulutnya dan sering menyindir wanita itu baik juga.

Dan untuk masalah Nadira yang keracunan...ah gadis itu ternyata alergi terhadap udang dan mang kantin hari itu memasak bubur bertoping udang kecil-kecil, Nadira yang melihatnya tak sengaja memakainya.

Sera sendiri sudah mendapatkan hukuman atas tuduhan sembrononya.

Amora tertawa kencang ketika melihat wajah kesal Sera saat pak Adam menghukumnya.

Orang-orang yang kebetulan lewat menatap Amora heran karena gadis itu yang tertawa sendiri secara tiba-tiba. Namun Amora tak peduli, ia terlalu sedih memikirkan Felix namun tak sanggup menahan tawa jika mengingat Sera.

Ah ngomong-ngomong, liburan Amora juga di habiskan dalam mencari fakta hubungannya dan kendri. Tak jarang Amora berteriak kencang dalam kesendirian memanggil Amerta, gadis pemilik tubuh ini...atau bisa di bilang mantan pemilik tubuh ini.

Usaha Amora selama seminggu ini hanya di hadiahi informasi kecil yang untung saja mendekati fakta seperti apa yang Amora karang pada Gea dan Alin.

Amora memang di paksa oleh kendri untuk berpacaran dengannya, Amora di ancam namun bukan ancaman ngomopol di samping toilet....ancaman yang sekarang masih menjadi teka-teki bagi Amora.

Dan untuk masalah coblos mencoblos.......Amora yakin ia tak pernah melakukan itu. Ia masih tersegel sempurna.

Jangan tanya bagaimana Amora membuktikannya.

....

"Liat deh"

Alex memberikan tablet miliknya pada Felix yang kini duduk manis di kursi kebesarannya.

"Jadi....dia mantan dari kekasihku?hmm, menarik"

Felix menyerahkan kembali benda pipi nan lebar tersebut pada Alex.

"Selidiki lagi Lex, gue butuh informasi lengkap"

Felix berdiri dari duduknya, menepuk pelan bahu Alex berlalu pergi dari sana.

Tujuanya adalah mengunjungi gadisnya yang seminggu ini ia biarkan bebas berkeliaran dengan kebohongannya.

Felix terkekeh pelan, gadis itu...ah Felix tak akan meninggalkannya apapun resiko yang akan ia ambil nantinya.

Gadisnya itu akan aman di tanganya, jikalau ada yang berani mengusik miliknya maka bersiap untuk bertemu Pencipta lebih dahulu.

"Halo, siapa?"

"Di mana?"

"FELIX?? OH...aku di taman dekat apartemen...."

'tut'

Amora (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang