Chapter 4

2K 225 4
                                    

- Happy Reading -

"Makasih yaa sayang," ujar Chika saat mobil Gito berhenti di gerbang rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Makasih yaa sayang," ujar Chika saat mobil Gito berhenti di gerbang rumahnya.

"Iyaa, gih masuk," jawab Gito mengusap kepala Chika.

"Kamu gak mau mampir dulu? Kemarin mami nanyain kamu,"

"Lain kali aja ya, aku masih harus ke rumah temenku. Dia tanya - tanya mobil gitu, kan lumayan kalau dia jadi beli," ucap Gito.

"Yaampun, semangat ya. Semoga temen kamu jadi beli,"

"Yaudah aku turun ya," lanjut Chika. Ia mendekat ke arah Gito dan ingin mengecup pipinya, namun Gito malah menghindar darinya.

"Kenapa?" tanya Chika.

"Ehmm... Aku kurang suka parfum kamu hari ini," Gito beralasan.

Chika mengendus dirinya sendiri, ia tak pernah mengganti parfumnya ke parfum lain hampir selama 2tahun. Kenapa malam ini Gito baru bilang tak suka?

"Bohong," ucap Chika.

"Kayanya karena aku kurang enak badan jadi sensitif sama wangi-wangian,"

"Yaudah,"

Chika langsung turun dan masuk ke gerbang rumahnya tanpa mengucapkan hal lain pada Gito. Laki-laki itu aneh malam ini, saat makan bersama Gito menyimpan ponselnya dan tak mengizinkan Chika meminjam, dan saat pulang pun Gito menghindar dari kecupan Chika. Bukan karena Chika gadis sembarangan, tapi terkadang Gito pun melakukan hal yang sama dengannya. Chika jadi ingat, minggu lalu juga Gito seperti ini.

"Love you sayang," ucap Gito, suaranya sedikit nyaring.

"Bullshit," lirih Chika.

"Iya sayang tunggu dong, marah-marah terus sih," ucap Gito mengirim voice notes pada seseorang. Lalu ia pergi dari pekarangan rumah Chika.

Bagaimana dengan Chika? Wanita itu masih menggerutu dengan kejadian barusan. Sedikit banyak ia jadi kepikiran tuduhan Olla terhadap kekasihnya. Mengingat banyak sikap yang berubah pada Gito.

Chika menghempaskan tubuhnya di ranjang empuk kebanggaannya itu.

"Yaahhh, mana gue harus nemuin bokapnya Freya lagi,"

***

Aran melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya lagi, sudah 5menit sejak dirinya duduk di cafe ini tak ada seorangpun yang menghampirinya kecuali waiters.

"Permisi," suara wanita itu akhirnya muncul bersamaan dengan tubuhnya. Berdiri di hadapan Aran yang tengah mengangkat sebelah kakinya karena bosan.

"Terlambat 10 menit," ucap Aran.

"Gak sebanding dengan bapak yang terlambat lebih dari 1jam," pungkas perempuan itu.

Aran menatap tajam Chika yang sibuk mengambil amplop dari tas bahunya. Wanita itu memberikan amplop yang berisi beberapa lembar uang kemerahan itu pada Aran.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang