Chapter 30

1.5K 202 5
                                    

- Happy Reading -

"Selamat sore bu Yessica,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat sore bu Yessica,"

"Sore. Oh iya, ini buat kalian," Chika tersenyum hangat dan memberikan paper bag berisi makanan untuk dua orang itu.

"Wah terima kasih banyak bu. Mau ketemu pak Aran, bu?"

"Iya, ada di ruangannya kan?"

"Ada bu, silakan,"

Chika bergegas menuju ruangan Aran. Wanita itu menenteng beberapa paperbag makanan dan cemilan untuknya dan Aran.

"Heh goblok, ada bu Fiony di ruangan pak Aran!" pekik salah satu di antaranya.

"Astaga, gue lupa,"

"Mampus,"

Chika meletakkan ibu jarinya di smart handle pintu tersebut yang menggunakan fingerprint sebagai password untuk membukanya. Wanita itu masuk dengan senyuman manisnya.

"Aran," panggil Chika. Tak ada siapa pun di ruang tamu.

Chika pun masuk ke ruang utama dimana biasa Aran duduk dan bekerja dengan laptopnya.

Kakinya mendadak berhenti melangkah.

Deja vu.

Apa Chika harus patah hati dengan cara yang sama seperti sebelumnya?

Dua orang dewasa itu, ada Aran yang duduk di sofa membelakanginya. Ada Fiony yang sedang mencumbu Aran. Mereka, mereka sedang bercumbu.

Kaki Chika terasa gemetar, napasnya menggebu, matanya tiba-tiba terasa panas dan memerah.

Persetan dengan semua itu.

Kejadian itu benar-benar masih melekat dalam pikiran Chika. Wanita itu mengerjapkan matanya kembali dan mengedarkan pandangan ke seisi ruangan. Ia juga menggeliat, membenarkan posisi baringnya. Sekujur tubuhnya terasa pegal, apa lagi di bagian leher. Kedua matanya juga terasa sakit. Entah berapa jam ia terlelap di sofa ini setelah tangisan itu membuat kantuk yang sangat berat.

Jam bundar yang tergantung di salah satu sisi ruangan itu menunjukkan pukul 11.00 malam. Chika duduk dan menekuk lutut di atas sofa itu.

Matanya melirik pada paperbag yang penuh dengan makanan, sama sekali tak tersentuh.

Chika lalu bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Wanita itu menggosok giginya, setelahnya ia diam, mengusap wajahnya dari pantulan cermin.

"Kamu kangen nangis ya? Emang harus gini caranya?"

Setelah Chika membersihkan diri, ia mengeluarkan makanan yang ia beli dan menyantapnya seorang diri. Menangis butuh banyak energi. Mami sedang tidak di rumah, sisanya ia masukkan ke dalam kulkas.

***

Setelah malam panjang bagi Aran, laki-laki  yang sedang tidak berkenan menjalani hari ini tengah mengetik sesuatu untuk dikirimkan ke Chika. Wanita itu tak ada kabar sejak pesan terakhirnya yang mengatakan akan datang ke kantornya setelah bekerja. Namun, hingga jam pulang Aran menunggu tidak ada kemunculan Chika yang membuat Aran tersenyum. Ia telepon juga tak diangkat. Aran jadi merasa khawatir.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang