Chapter 42

1.7K 208 23
                                    

- Happy Reading -

Kehamilan Chika sudah memasuki trimester ketiga atau sekitar usia 36minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kehamilan Chika sudah memasuki trimester ketiga atau sekitar usia 36minggu. Hal ini artinya Chika akan segera melahirkan anak pertamanya bersama Aran.

Kehamilan yang pertama bagi Chika, tentunya membuat wanita itu cukup kaget dengan kebiasaan-kebiasaan baru, kondisi perasaan hingga kesehatannya yang tidak stabil juga membuatnya sering merasakan penat. Namun, Chika menikmati setiap waktu yang ia habiskan demi merawat anak kembar di kandungannya. Macam-macam jenis mengidam juga sudah Chika lalui.

Yah, seperti beberapa bulan lalu, Chika tiba-tiba terbangun tengah malam dan sibuk membongkar isi lemarinya, ia pun membangunkan Aran.

"Araan, bangun dong,"

"Hmm? Mau apa sayang?"

"Kamu tidur pake ini,"

Aran membelalakan matanya melihat lingerie brukat warna hitam yang biasa Chika pakai itu.

"Sayang ah apaan sih, gak muat di aku," sangkal Aran.

"Muaat! Ini kan atasannya cuma kayak kimono aja,"

"Kamu bangunin aku cuma buat ini?"

"Gak ada yang cuma-cuma buat anak-anak kita,"

Aran menggaruk tengkuknya frustasi, "yaudah tapi atasannya aja ya. Bawahannya pake punyaku sendiri."

"Yah nanggung dong. Sekalian Araan, aku pengen banget liat kamu pake ini," desak Chika.

Aran merengek, tapi tetap menuruti kemauan Chika malam itu dan melanjutkan tidurnya hingga pagi dengan lingerie brukat.

Tak hanya itu.

Yang paling parah menurut Aran adalah Chika meminta Aran memotong rambutnya cepak di salon pinggir jalan dan mencium waria di sana. Tapi Aran tetap melakukannya demi siapa?!

Demi istri tercinta dan bayi kembarnya.

"Mau dipotong apanya, ganteng?" goda waria membawa gunting dengan meliuk-liukkan tubuhnya.

"Ya rambutnya lah," ketus Aran.

"Rambut yang mana sih?" tanya waria itu lagi.

Aran bangkit dari duduknya dan menyingkirkan kain pelindung tubuhnya.

"Araan, jangan galak-galak dong," ucap Chika.

"Tau nih ah, duduk lagi manis," ujar si waria.

Aran sudah menekuk bibir memperlihatkan kekesalannya. Sedangkan Chika? Wanita itu mengulum senyumnya sembari mengusap perutnya yang sudah membesar.

"Amit-amit,"

"Jadi mau potong model apa?"

"Sayang," panggil Aran.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang