Chapter 36

1.5K 212 16
                                    

- Happy Reading -

"Aran apa aku bilang?! Itu kan baru aku pel belum kering, astagaa!" tangan wanita itu menengadah menunjukan kemarahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aran apa aku bilang?! Itu kan baru aku pel belum kering, astagaa!" tangan wanita itu menengadah menunjukan kemarahan.

"Eh, maaf Chik aku lupaa,"

"Aku capeek, bantuin keek," ucap Chika memelas.

Chika menatap Aran, laki - laki itu tampak berkeringat karena baru saja selesai merapikan ruangan yang selesai direnovasi untuk ruang kerjanya.

"Sini aku bantuin, kamu duduk dulu," ujarnya merebut tongkat pel itu. Tak lama akhirnya mereka telah selesai berkemas.

Weekend pagi yang melelahkan, tapi Aran menyukainya karena ia habiskan waktu bersama Chika.

"Sayang, aku boleh instal app di hp kamu? Buat aku sambungin ke cctv ruangan aku di kantor dan rumah," tanya Aran pada Chika yang tengah menenggak jusnya.

"Buat apa?"

"Biar kamu bisa pantau aku, kamu bisa lihat siapa pun yang keluar masuk ruanganku,"

Dengan kata lain, Aran ingin Chika mengetahuinya bahwa ia tidak pernah lagi menemui siapapun selain staff atau kilennya, apalagi masa lalunya.

Chika menyerahkan ponselnya pada Aran dan lanjut menikmati jusnya. Wanita itu masih bersikap seolah tak peduli pada laki-laki yang kini menjadi suaminya.

"Nih udah," Aran memberikan ponselnya.

"Hari ini kita mau makan malam bareng di rumah bunda. Kamu gak lupa kan?" tanya Aran.

"Iya inget," jawab Chika singkat.

Sejak sore tadi, Chika dan Aran sudah berada di rumah Shani. Ada Indah dan keluarga kecilnya juga. Chika bersama kakak ipar dan bundanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Mereka memasak untuk makan malam bersama.

Makanan siap dihidangkan dan disantap oleh keluarga besar Gracio. Mereka banyak bicara satu sama lain, mata Chika berbinar menatap interaksi keluarga ini. Hangat sekali.

"Sepertinya Arrash umur dua tahun, uncle Aran dan aunty Chika sudah punya anak, Frey. Kamu yang harus bantu jaga ya," ucap Gracio pada Freya saat mereka membahas pertumbuhan Arrash yang cepat.

Aran dan Chika saling menatap, Aran dapat melihat wajah gugup Chika. Ia pun menggenggam tangan wanita itu, sangat menyayangkan ucapan Gracio baru saja.

"Freya mau adik lagi? Minta papa," ujar Aran. Hal itu disambut gelak tawa oleh Oniel.

"Gak perlu tunda punya anak ya, Chik. Kan kalian juga sudah sukses, sudah dewasa, sudah pantas jalan pagi bertiga," ujar Gracio lagi.

"Iya Yah," jawab Chika mengangguk.

"Doain aja lah Ayah sama Bunda," timpal Aran.

Pukul 21.45
Pasangan tidak akrab itu memasuki rumah mereka dengan hening.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang