Chapter 23

1.7K 225 7
                                    

- Happy Reading -

"Kenapa sih ini mobil, astaga," Fiony memukul setirnya saat mobil yang ditungganginya mendadak berhenti dan tidak dapat ia hidupkan kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih ini mobil, astaga," Fiony memukul setirnya saat mobil yang ditungganginya mendadak berhenti dan tidak dapat ia hidupkan kembali.

Wanita itu turun lalu membuka kap mobil. Ia memang tak tau banyak tentang mesin mobil, namun barangkali ia menyadari hal yang salah pada mobilnya.

Beberapa kali Fiony menelisik mesin-mesin itu namun nihil, ia sungguh tidak mengerti.

"Apa aku telpon Aran aja ya? Gak ada yang bisa bantu selain dia, jalan ini juga gak jauh dari kantor Aran,"

Wanita itu masuk ke dalam mobil dan mencari ponsel di tasnya. Ia mulai menghubungi Aran.

"Halo?"

"Aran, aku bisa minta tolong?"

"Kenapa?"

"Mobil aku mati, gak bisa hidup lagi. Aku bingung harus hubungi siapa,"

"Bawa bengkel aja,"

"Gimana caranya Aran, hidup aja gak bisa,"

"Share loc,"

Aran mematikan teleponnya. Ah, laki-laki itu masih kokoh pada pendiriannya, selalu bersikap dingin terhadap Fiony. Tapi, lihatlah, Aran masih peduli meski sedikit. Orang bilang bahwa itu hanyalah sikap baik manusia, Fiony tak peduli saat ia menganggapnya sikap Aran begitu karena masih belum mampu melupakannya.

Fiony lalu mengirimkan lokasi terkini dimana ia berada pada Aran.

Membutuhkan sekitar 10menit Fiony menunggu, akhirnya Aran datang dengan mobilnya yang parkir tepat di belakang mobil Fiony. Bersyukurlah karena mobil ini mogok tau tempat, di jalan yang tak terlalu ramai kendaraan berlalu lalang.

Aran datang tanpa menyapa Fiony, laki-laki itu langsung menuju permesinan dan fokus memperhatikan mesin-mesin.

"Coba hidupin," perintah Aran.

Fiony mencobanya. Bukan berhasil yang mereka dapatkan, mesin itu malah mengeluarkan asap yang mengepul dan berbau.

Aran terbatuk dan menjauh dari sana, sedangkan Fiony langsung turun dan melihat kondisi mobilnya.

"Gak pernah diservis ya mobilnya?"

"Jarang Ran, aku lupa kalo harus servis," jawab Fiony.

"Huh, apa aku bilang, jangan nyepelein ginian Fio. Bahaya kalo kamu sendirian, mobil bisa sampe overheat gini," omel Aran.

Seperti ucapan Aran saat mereka bersama dulu, laki-laki itu mengomel saat Fiony tak bisa berangkat kuliah karena ceroboh terhadap mobilnya.

"Sudah lima tahun lalu Aran," batin Fiony.

"Kalo udah gini ya harus dibawa ke bengkel," imbuh Aran.

Aran terlihat mengeluarkan ponselnya dan berbicara dengan seseorang. Tak lama, hanya beberapa cakap saja lalu mematikannya.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang