Chapter 33

1.5K 200 9
                                    

- Happy Reading -

nb:play the music video during reading this chapter for the better experience🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nb:
play the music video during reading this chapter for the better experience🥺

"Baru juga masuk gue, udah ada privat baru," ucap wanita berambut panjang dengan vest casual dan celana longgar panjangnya. Ia sibuk merapikan riasan pada wajah cantiknya.

Chika melirik jam di pergelangan tangannya, lima menit lagi kelas akan dimulai. Chika lalu segera mengambil alat yang ia butuhkan untuk mengajar.

Chika telah menanyakan letak kelas yang akan ia masuki pada Tasya, ruang privat apalagi untuk adults biasanya berukuran tidak terlalu besar dan berada di lorong dekat ruangan kerja Chika.

Ia berjalan dengan santai, ia mengatur napas dan ekspresi wajah agar terlihat tidak kaku. Sayang, peserta didik itu duduk membelakangi pintu saat Chika membukanya.

Laki-laki itu berdiri kemudian menoleh ke arah derap langkah kaki di belakangnya. Bunyi heels itu terdengar renyah di telinganya.

Demi Tuhan, dua manusia ini tiba-tiba membeku saling menatap.

Dua tahun tanpa saling bertukar cerita dan perasaan. Dimana letak kerinduan itu? Aran dapat merasakan cinta yang memenuhi hatinya seperti dua tahun lalu. Wanita pujaan yang menghantui tidurnya dalam mimpi berhari-hari setelah kepergiannya itu berdiri hanya beberapa jengkal di depannya.

Bunda sungguh tidak pernah berbohong, Chika benar-benar semakin cantik dan menawan.

Begitupun wanita itu, jantungnya berdegup kencang. Ia sedikit berjalan mundur, siapa sangka laki-laki yang ia hindari selama ini menjadi siswa privat pertamanya di sini.

Aran segera menghadang Chika saat dirinya hendak pergi dari sana. Aran merebut buku dan alat tulis Chika dan meletakannya di meja. Ia menarik Chika untuk dipeluknya dengan erat.

Tak ada satu patah kata yang keluar dari mulut keduanya. Aran mendekap Chika, kepalanya tenggelam di bahu Chika. Ia dapat merasakan betapa rindu itu menyiksanya bertahun-tahun. Aran tak pernah melupakan wanita itu sedikitpun.

Bahkan, wangi seorang Yessica yang tak pernah Aran temukan pada sosok lain.

Tanpa membalasnya, Chika mendorong tubuh Aran untuk kedua kalinya. Aran jauh lebih kuat dan keras kepala dari apa yang ia bayangkan.

"Lepas,"

Aran menggeleng.

"Lepas! Kamu sudah lancang!" Chika mendorong Aran lagi. Kali ini Chika juga berusaha keras.

Akhirnya, Aran melepaskannya dan tetap berdiri di dekat pintu.

"I miss you,"

Ya Tuhan, hidung dan mata Aran sudah memerah. Dasar cengeng.

"Saya ajukan tutor lain untuk mengajar kamu," ujar Chika.

"Chik," Aran kembali menggenggam tangan Chika yang sontak langsung Chika hempaskan.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang