Chapter 8

1.8K 209 11
                                    

Malam ini terlalu dingin, lebih dingin dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini terlalu dingin, lebih dingin dari biasanya. Angin semilir meniup poni panjang Chika yang sudah membelah itu. Menerbangkannya hingga membuat gadis itu sesekali menyelipkannya ke belakang daun telinga. Chika duduk di bean bag sage menghadap kerlap kerlip lampu kota.

Pandangan Chika menerawang jauh, melamun memang sangat menenangkan. Entah apa yang Chika pikirkan, hatinya terasa sepi sekali meski sekitar satu jam lalu ia dan keluarga papinya makan malam bersama.

Ya, ada Chika, Pucho, Lena, dan juga Christy. Mereka menyantap makanan yang Chika dan Lena masak. Bukan pertama kalinya bagi Chika, ia sudah sering melakukan aktifitas bersama Lena dan Christy hingga terasa keluarga sendiri. Malam ini ia menginap di rumah Pucho, sesuai dengan permintaannya beberapa hari lalu.

Tok tok tok...

Chika menoleh ke arah pintu kamarnya, kepala Christy dapat ia lihat meski hanya setengah mengintip.

Christy pun masuk dan merebahkan dirinya di ranjang Chika.

"Aku tidur sama kakak deh, boleh ya?" pinta Christy.

"Di karpet ya," sahut Chika.

"Jahat banget, kakak aja tuh tidur di balkon,"ujar Christy yang menyusul kakaknya duduk di bean bag.

"Ya Tuhan, dingin banget coy! Kak masuk ih, ntar enter wind,"

Chika mengerutkan keningnya, "hah enter wind?"

"Masuk angin," pungkas Christy.

Chika tertawa geli mendengarnya, "gue punya exit wind."

"Dih hahaa,"

Christy akhirnya menyeret kakaknya untuk masuk ke kamarnya dan menggeser pintu kaca besar itu hingga tertutup.

"Kak, lo pengen punya adek lagi gak?" pertanyaan itu keluar dari mulut Christy.

"Enggak, kan udah punya. Nih," jawab Chika menoel bahu Christy.

"Maksud gue adik keciil yang lucu gitu bisa dikantongin, gue pengen deh,"

"Enggak, kalo pengen juga gak bakal bisa."

Christy terdiam sesaat, pertanyaan paling salah besar yang pernah ia tanyakan pada kakaknya. Bagaimana mungkin Chika bisa memiliki adik kecil kalau Papinya saja sudah menikahi mamanya. Kasarnya, Mami Aya tak akan punya anak lagi karena Papa Pucho sudah bukan miliknya lagi, melainkan milik Mama Lena.

Melihat Christy memandang ke arah lain dan wajahnya terlihat khawatir, Chika segera buka suara.

"Kalo mau adik kecil, gue bisa bikin sendiri ntar sama suami gue," ujar Chika enteng.

"Lima cukup sih," lanjutnya.

Christy mulai tersenyum dan matanya menatap ke atas seperti orang yang sedang memikirkan hal serius.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang