Chapter 40

1.6K 224 19
                                    

- Happy Reading -

Pagi menjelang dihiasi mentari hangat menyorot dan masuk ke rumah mereka melalui celah-celah.

"Istriku seksi banget pake daster gini, jadi pengen-"

Tangan Chika lebih dulu meraup mulut Aran, "masih pagi."

Aran mengecup pipi dan tengkuk Chika berkali-kali sembari memeluknya.

Hingga Chika berjalan ke kanan kiri pun Aran tetap menempeli istrinya. Wanita itu mengaduk cokelat panas yang ia buatkan untuk Aran.

"Sayang, aku pulang telat ya,"

"Kamu suka banget ninggalin aku lama-lama," ketus Chika.

"Ada makan malam sama kolega, dia bela-belain tunda kepulangannya ke Semarang demi makan malam ini, sayang. Kamu ikut aja deh," ucap Aran.

"Gak ah, kamu aja ya. Aku lagi gampang capek akhir-akhir ini jadi ngantuknya cepet," jawab Chika.

Chika memberikan satu mug cokelat panas itu untuk Aran.

"Kasian, kamu kurangin kerjaan di bakery dong sayang. Aku gak tega liat kamu kecapekan,"

Percakapan itu akhirnya berlanjut di taman rumah mereka dan duduk menghadap kolam. Hujan rintik-rintik membuat udara begitu dingin, Aran sibuk menyelimuti Chika yang hanya berbalut daster itu.

Hari berlalu berganti jadi malam, Aran merapikan jasnya sebelum ia duduk di kursi restoran itu. Ia mungkin akan menunggu kolega beserta istrinya datang untuk makan malam.

"Selamat malam Pak Aran,"

"Malam Pak Frans, silakan duduk,"

"Sudah menunggu lama pak?" tanya laki-laki bernama Frans itu.

"Belum lama, sendiri saja pak? Gak jadi bareng istri?" tanya Aran.

"Eh, istri saya masih di toilet. Sebentar lagi ke sini,"

Selanjutnya Aran dan Frans mengobrol dan mengubah bahasa mereka menjadi lebih santai. Apalagi karena mereka juga seumuran, mereka memutuskan untuk saling memanggil nama tanpa embel - embel 'Pak'.

"Eh ini dia istri gue,"

Aran mematung melihat wanita yang datang itu.

"Selamat malam," sapa istri Frans.

"Malam," jawab Aran.

Sebegitu sempitkah dunia ini? Hingga Aran tanpa sengaja bertemu wanita itu lagi.

Fiony duduk di samping Frans dan mereka mulai menyantap makanannya. Aran dan Fiony bersikap normal selayaknya tidak mengenal satu sama lain. Sesekali Aran melirik ke arah Fiony yang sibuk menyuapkan makanan ke mulutnya. Wanita itu terlihat lebih sehat dan bahagia.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang