Final Chapter

1.5K 200 7
                                    

- Happy Reading -

"Amiimm! Mau makan yang lain, gak mau makan telur,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Amiimm! Mau makan yang lain, gak mau makan telur,"

"Gak apa-apa Amim, telur kan sehat,"

Sudah bisa menebak siapa yang berdialog?

"Keil gak jadi makan ya Amim,"

"Kenapa Keil? Tadi waktu mau tidur bilangnya laper, Amim udah masakin buat Keil," ujar Chika.

"Maaf Amim, tapi Keil udah ngantuk," jawab Keil lagi. Kepalanya sudah tergeletak di meja.

Jam dinding besar itu menunjukkan pukul 20.30, waktu seharusnya anak-anak berusia empat tahun itu tidur.

Sedangkan Kal sudah menghabiskan makanannya. Ia membawa piring kotornya ke wastafel dapur, meski sulit dan harus menjinjit, Kal selalu melakukannya.

"Sayang, yuk bobo," ajak Chika.

"Amim, tadi Keil pukul Kal di sini," adu Kal menunjuk lengan atasnya saat mereka mulai meninggalkan dapur.

"Eh? Kenapa nak? Kalian bertengkar?"

"Kal gak sengaja patahin tangan dinonya Keil,"

"Kal udah minta maaf sebelumnya?"

Kal mengangguk, "tapi Keil gak terima, Keil akhirnya pukul Kal."

"Apa Kal balas pukul?"

"Iya, sedikit," jawabnya sembari mencontohkan jarinya.

Chika menghela napasnya dan membatin, "kenapa jadi saling pukul?"

"Besok pagi kalau Keil sudah bangun, kita bicara sama Keil juga ya," ucap Chika.

"Masih sakit bekas pukulnya?" lanjut Chika.

"Enggak Amim,"

"Yaudah, bobo,"

Chika merebahkan tubuh Keil dari gendongannya saat sudah sampai di kamar, anak satu itu benar-benar mengurungkan niatnya untuk makan dan tertidur lebih dulu.

Chika pun ikut tidur di tengah mereka, Chika belum bisa meninggalkan mereka saat hendak tidur karena salah satunya pasti akan menangis mencarinya.

Selain itu, dulu sekali, Chika sempat membiasakan mereka untuk tidur tanpanya, namun hal buruk terjadi yaitu Keil dan Kal mengalami demam yang hebat tanpa sepengetahuan Chika maupun Aran.

Maka dari itu, Chika maupun Aran selalu menemani anak kembarnya sebelum terlelap.

Chika menepuk-nepuk kedua pantat bayi usia 4tahun dengan tangan kanan dan kiri, keduanya sudah hampir terlelap.

Chika menoleh ke arah pintu saat terdengar bunyi khas pintu terbuka.

"Anak-anak Apip sudah bobo?" ucap Aran lalu mengecup kepala Kal dan memeluk Keil.

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang