Chapter 17

1.8K 224 2
                                    

- Happy Reading -

- Happy Reading -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas, ini hasil dari tes DNA Freya, belum sama sekali dibuka," ucap Gabriel meletakkan amplop putih dari rumah sakit. Gabriel duduk di seberang meja Aran. Di sampingnya, ada Oniel yang juga siap mendengar Aran membaca hasilnya.

"Tolong buka Gab," pinta Aran.

Gabriel pun menuruti kata Aran. Dengan perlahan ia keluarkan kertas berisi data yang selama ini mereka tunggu. Gabriel membukanya dan membaca informasi penting itu.

Sedangkan Oniel dan Aran menunduk dengan raut wajah cemas.

Gabriel tampak mengamati isinya.

"Di sini dijelaskan kalau Darren bukan ayah biologis Afreya Palupi Harlan, DNA mereka tidak cocok,"

Oniel maupun Aran mendongak mendengar ujaran Gabriel. Apa katanya? Jadi, dugaan mereka selama ini salah?

Oniel merebut kertas tersebut dari tangan Gabriel, ia tak percaya. Bahkan foto dan fakta yang mereka kumpulkan saat ini sangat mirip dengan Darren. Ini sungguh tak mungkin.

Braakkk!!

"Aaaarrrgghh!" Aran menggebrak meja lalu menjambak rambutnya sendiri. Ia benar-benar sudah muak dengan semua ini. Ia pikir ini adalah titik terakhir yang bisa membuatnya lega karena telah menemukan yang selama ini mereka cari. Namun nihil. Apa-apaan ini?

"Ran, tapi Darren dan Freya masih satu garis keturunan,"

***

"Ran, hp lo dari tadi bunyi itu,"

Aran tak menggubris ucapan Oniel karena sedang sibuk mengamati foto-foto yang selama ini mereka kira itu Darren.

"Lo inget arah sisiran rambut Darren?" tanya Aran.

Oniel terdiam sebentar mengingat Darren dan style rambutnya.

"Ke kiri,"

"Di foto ini arahnya ke kanan," ucap Aran.

"Yaelah, gue juga bisa tiap hari ganti style sisir rambut Ran,"

"Beda Niel, lo harus liat ini dan bandingin sama Darren,"

Yang benar saja, style rambut Darren dan orang yang ada dalam foto sangat mirip. Hanya arah sisiran rambut mereka yang berbeda.

"Ini gak bisa selesai di sini," ucap Aran.

"Oke, kita usut sampe tuntas,"

SUPER TEACHER (CHIKARA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang