Aya berdiri di ambang pintu, tubuhnya bersandar dan berkacak pinggang memperhatikan anak gadisnya berkemas.
"Cuma empat hari aja kan?" tanya Aya memastikan.
"Iyaa,"
"Terus kenapa bawa baju banyak amat?" Aya masih heran mengapa Chika memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper kecil.
"Enggak mih ini cuma beberapa set baju," sangkal Chika.
Setelah kejadian di kantor papinya dua hari lalu dimana ia mendapatkan kejutan tak terduga dari Gito, Chika menceritakan semua kepada Aya. Tentu saja, sedikit banyaknya Aya menunjukkan rasa puas akhirnya Chika memutuskan hubungannya dengan Gito. Jangan menghujat, Aya juga turut merasa sedih karena Chika jadi banyak diam dan murung.
Berkat bujukannya lah, Chika akhirnya mengikuti tawaran Pucho.
Hari ini, Chika akan ikut Pucho menghadiri acara Family Gathering bersama perusahaan milik sahabat Pucho. Perihal kejadian Chika dan Gito, Pucho pun mengetahuinya dari Aya. Dengan begitu, Gito mendapatkan sanksi. Tak mau putrinya larut dalam kesedihan, Pucho akhirnya berusaha menghibur Chika.
Chika memasukkan koper berisi keperluannya ke dalam mobil. Ia pun segera bersiap untuk berangkat menuju rumah Pucho. Chika tampak antusias dengan kegiatannya, karena kata Pucho mereka akan melaksanakan kegiatan tersebut di pantai Nusa Dua, Bali. Meski agak repot mendapatkan izin dari manajer di kantor, karena Chika termasuk orang penting, maka semua dapat dipertimbangkan hingga ia berhasil mendapatkan izin selama 4hari.
"Mami are you okay? I'm gonna be there for 4days," tanya Chika sebelum berangkat.
"Do anything what makes you feel better sayang," ucap Aya.
Chika tersenyum dan mencium sekilas pipi maminya. Chika selalu tak tega meninggalkan Aya sendirian di rumah. Itulah kenapa Chika sering meminta Eli atau pegawai Bakery kepercayaannya untuk menemani Aya, jika perlu menginap hingga Chika pulang ke rumah.
Selang beberapa waktu akhirnya mereka berangkat menuju Nusa Dua, Bali.
***
"Sayang banget dedek dan mama gak ikut pih," ucap Chika pada Pucho.
Kini Chika dan Pucho tengah duduk di balkon kamar Chika yang menghadap hamparan pantai indah ini. Sayangnya, Christy tak turut serta karena tengah menjalani ujian di sekolahnya, tentu saja Lena pun tak mungkin meninggalkan Christy sendiri di rumah.
"Betul, padahal ini acara besar. Tapi gak apa-apa, yang penting anak cantik satu ini jadi happy," ujar Pucho merangkul putri pertamanya.
Chika tersenyum tipis, "makasih pih."
Sementara di kamar yang lain, laki-laki berkulit putih dengan postur tubuh yang atletis itu menarik selimutnya setinggi bahu. Kakinya meringkuk kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUPER TEACHER (CHIKARA)
Roman d'amour🔞ALERT🔞 pls be wise ~ "Take me home, please," pinta Chika. "You've been already at home," jawab Aran merengkuh Chika ke dalam dekapannya.