2. Beban Hidup Seseorang

26.4K 1.2K 18
                                    

Gadis kecil itu menajamkan penglihatannya saat  dari kaca jendela ia bisa melihat segerombolan anak laki-laki pulang Jumatan terlihat mencuri mangganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis kecil itu menajamkan penglihatannya saat  dari kaca jendela ia bisa melihat segerombolan anak laki-laki pulang Jumatan terlihat mencuri mangganya.

Keluar secara tiba-tiba dari rumahnya, ia bisa melihat semua anak berlari kecuali satu orang yang ditugaskan untuk memanjat.

Turun dari pohon dengan beberapa buah di sarungnya yang terikat, anak laki-laki itu mendekati anak dari sang pemilik mangga.

"Ini buat kamu, tadi aku mau ijin tapi pintunya ditutup," ujarnya memberikan mangga paling besar dan sudah matang pada gadis kecil itu.

Bukan menerima, gadis itu justru berlari terbirit-birit memasuki rumahnya. Tak menyangka jika salah satu pencuri mangganya adalah Kakak kelasnya.
___

"Zino bocil sama Zino dewasa beda banget, padahal satu orang yang sama. Kok bisa ya?"

Menghela pelan, Kina kembali memasukkan nasi kecap dengan tempe goreng ke dalam mulutnya.

"Gue dulu nerima Zino karena dia waktu SD dingin, polos. Waktu jadi Kakak kelas dia polos, waktu gak naik kelas dan jadi temen sekelas dia pendiem banget sampai gue gak pernah denger suara dia sekalipun. Tapi kenapa SMAnya begitu?"

Kina memukul pelan kepalanya. Apa sebenarnya yang ia katakan sekarang?! Kenapa memikirkan mantan pacarnya itu? Ini adalah suatu hal yang seharusnya tak ia pikirkan.

TING...

Mengechek ponselnya yang baru saja mendapat notif pesan masuk, Kina melihat nama bossnya'lah yang tertera.

Boss Toko Kain

Kina kamu sibuk nggak? Tante tahu kamu kerjanya cuman hari libur, tapi ini mendesak. Bisa minta tolong dateng ke toko bantuin Tante nggak? Dua karyawan Tante gak berangkat. Toko lagi rame banget.

Dengan semangat Kina membalas pesan itu dan menyanggupi permintaannya. Bagaimanapun ini rezeki. Minimal pasti hari ini ia akan mendapatkan uang langsung tanpa harus menunggu sebulan lagi meski jumblah yang akan diberikan nanti sedikit.

Menyelesaikan makannya dengan cepat, Kina bersiap menuju tempat kerjanya yang tak jauh dari kos-annya. Di tempuh dengan berjalan kakipun tak masalah bagi Kina. Untuk saat ini yang terpenting ia tak mengeluarkan uangnya terlebih dahulu sebelum ada penggantinya.

Sampai di toko Kina langsung melayani pembeli.

"Kain yang ini Mbak, tiga meter aja," kata pembeli diangguki paham oleh Kina yang segera mempersiapkannya.

"Mbak warnanya bagusan mana ya?" tanya pembeli lain menunjukkan dua kain di hadapan Kina.

"Coba dicocokin ke kulit Mbak," pinta ramah Kina dituruti oleh pembeli.

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang