51. Goresan Masa Lalu

22.4K 1K 58
                                    

Pandangan Kina kosong ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pandangan Kina kosong ke depan. Perempuan itu mencoba kembali mengingat-ingat masa kecilnya.

Apa yang biasa dilakukan oleh orang tuanya ketika dirinya menangis waktu kecil...?

Bagaimana cara mereka menghentikan tangisannya...?

Itulah yang terpikirkan olehnya meskipun rasanya air matanya kini sudah kering tak bersisa.

Sudah lebih dari dua bulan semenjak dia melahirkan anak pria itu. Namun hidupnya terasa semakin menyakitkan.

Tak ada tetesan air mata, namun rasanya sangat menyakitkan. Rasanya seperti dibunuh secara perlahan.

Tak ada satupun orang yang menanyakan bagaimana keadaannya.

Seolah semua yang ada pada dirinya milik pria kecil yang menghisapnya seperti monster. Meski begitu, Kina masih dituntut untuk melakukan berbagai hal demi kenyamanan dan memastikan agar nutrisi bayinya terpenuhi melalui tubuhnya sebagai perantara sumber makanan.

Tak cukup dengan keberadaan bayinya yang membuat Kina tersiksa, orang-orang disekeliling Zino justru menambah lukanya dengan terus menilai dirinya seolah mereka sudah paling sempurna.

Video kejadian tak terlupakan saat SMA itu kembali dikirimkan oleh orang yang sangat setia pada sahabatnya yang padahal menjadi duri dihubungan seseorang. Teman sekelasnya yang menjadi orang pertama penyebab kekacauan masa remaja Kina.

Ah...

Sekarang Kina teringat...

Dulu Ibu ataupun Ayahnya selalu memukul ataupun memberikannya cubitan saat dirinya menangis keras untuk menghentikannya.

Menatap ke depan, Kina menemukan pantulan dirinya pada cermin yang terpajang di tembok kamar mandi.

Dipecahkannya cermin itu dengan alat mandi yang berada di sekitarnya hingga menghasilkan suara bising yang disusul tangisan dari sosok kecil berusia dua bulan yang berada di luar kamar mandi, tepatnya di kamarnya.

Berjongkok mengambil serpihan kaca yang terjatuh, satu tangan Kina bergerak menggores pergelangan tangan satunya.

Saat warna merah itu nampak lalu mulai meneteskan cairannya, hal itu membuat Kina mendapatkan kepuasaan tersendiri.

Akhirnya terulang kembali...

Tangan yang selama ini selalu bersih setelah dia lulus SMA, akhirnya kembali tergores oleh orang yang sama.

Sakit...

Tapi melegakan.

Dengan begini rasa sakit pada batinnya akan tergantikan.

Setidaknya dengan ini ia bisa fokus pada sakit di luar, dan mengabaikan sakitnya di dalam untuk sementara waktu.
___

Sedangkan di dapur, Zelka yang selama dua bulan ini berada di rumah Adiknya dari pagi hingga sore untuk membantu Kina mengurus bayinya langsung berlari menuju kamar begitu mendengar tangisan Keponakannya.

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang