12. Detak Jantungnya

23.1K 1.2K 5
                                    

"Udah gak ada yang ketinggalan ini?" tanya Zino memastikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah gak ada yang ketinggalan ini?" tanya Zino memastikan.

Kina mengangguk, semua barang bawaannya saat menginap di rumah sakit sudah dikemas oleh Zino.

Pria itu ijin tak masuk kuliah agar bisa menemaninya di rumah sakit, juga membantunya saat membutuhkan sesuatu.

"Langsung pulang'kan?" tanya Kina berusaha mengikat rambutnya.

Melihat Kina kesulitan mengikat rambut dengan satu tangannya yang pasti masih nyeri karena infusnya baru saja dilepas, membuat Zino tergerak mendekat untuk membantu wanita itu.

Seolah biasa melakukannya, Zino berhasil mengikat rambut lurus tipis itu dengan sempurna.

"Kata Dokter disaranin untuk usg dulu"

"Buat apa?"

"Lihat bayinya"

"Gak guna, toh nanti bakal disingkirin juga"

Suasana seketika menjadi sunyi setelah Kina mengatakannya. Sang pria yang ingin marah tapi itu benar, sedangkan sang wanita yang merutuki perkataannya.

Zino menghela pelan, menundukkan kepalanya sebentar sebelum menatap dalam sosok di depannya yang masih terduduk di atas brankar rumah sakit.

"Setidaknya untuk pertama dan terakhir kalinya kita lihat dia"

Kali ini Kina yang merasa sesak. Tangannya meremas sprei rumah sakit membentuk kepalan kuat.

Meneguk kasar ludahnya, Kina tak mampu membalas perkataan Zino selain dari anggukan pelan.

Zino membimbing Kina sampai di ruangan pemeriksaan kandungan.

Selama di dalam ruangan Kina hanya diam dan Zino'lah yang menjawab setiap pernyataan Dokter.

Hingga tiba waktu Kina dipersilahkan untuk berbaring agar mereka bisa melihat janin dari layar yang akan segera ditampilkan begitu alat yang di arahkan Dokter bergerak di atas permukaan perutnya.

Zino terpaku melihat layar di depannya. Jantungnya berdetak kencang, dan tanpa sadar tangannya menggenggam erat tangan Kina yang kini menatap ke arahnya.

"Mau dengar detak jantungnya?" tawar Dokter pada mereka yang dirinya kira pasangan muda.

"Bisa?"

"Iya, udah bisa dengar detak jantungnya ini," kata Dokter lalu memperdengarkan detakan yang membuat dua orang yang menghadirkan janin itu hadir meneteskan air mata.

Kina memalingkan wajahnya, menyembunyikan air matanya dengan menghapusnya menggunakan satu tangannya yang tak digenggam oleh Zino.

Selesainya serangkaian yang membuat perasaan mereka jadi tak karuan, akhirnya Kina meminta diantara pulang. Tapi sebelum itu Zino mengajaknya untuk mengisi perut terlebih dahulu.

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang