5. Setelah Malam Kelam

23.9K 978 2
                                    

"Papa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa?"

"Pa!"

"Papa!"

Anak berusia sepuluh tahun itu mengelilingi rumahnya mencari keberadaan sang Ayah yang ia ketahui sudah pulang namun tak nampak di rumah.

Melihat Ibunya berdiri di depan ruangan jarang terbuka, membuat anak itu mendekat.

"Mama," panggilnya seketika membuat wanita itu berbalik cepat.

Menghapus sisa air matanya, dia membekap mulut putranya agar tidak bersuara.

Mengisyaratkan anaknya untuk diam, wanita itu membawa putranya agar menjauhi ruangan tersebut.

"Mama nangis?" tanyanya polos digelengi oleh Ibunya.

"Mama gak nangis kok. Zino mau beli ice cream? Di toko depan ada ice cream"

Mengangguk semangat, anak itu menerima uang pemberian Ibunya dan berjalan pergi setelah mendapatkan elusan singkat di kepalanya.

Setelah membeli ice cream, Zino kecil kembali pulang ke rumah guna mengembalikan kembalian uangnya pada sang Ibu.

Tapi sampai di ruang tengah, Zino justru melihat Ibunya menangis di hadapan seorang wanita yang tubuhnya terlilit selimut.

"Jangan ganggu keluargaku. Ku mohon_ jangan tunjukkan kebusukan kalian di rumah ini. Biarkan anak-anakku hidup bahagia"

"Kalian tidak bisa terang-terangan seperti ini di rumah yang menjadi tempat tinggal anak-anakku"

Itulah yang Zino dengar dari mulut sang Ibu yang menyatukan kedua tangannya di hadapan wanita itu.
___

Melenguh pelan, Zino terbangun sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Beralih melihat sekitar setelah sadar, Zino mengucek matanya berulang kali ketika menyadari bahwa ini bukanlah kamar kos'nya.

"Kina_" gumamnya teringat kejadian tadi malam.

Menjambak rambutnya frustasi. Zino menyesali perbuatan brengseknya pada gadis itu.

Seharusnya Zino tak datang dan melampiaskan amarahnya pada gadis itu. Andai saja Zino menuruti perkataan Dalta untuk tak membuka ponselnya, mungkin ia tak akan semarah itu tadi malam. Hingga berakhir di tempat ini.

Memakai kembali pakaiannya, Zino keluar dari kos'an putri itu dengan menggunakan tudung hoodie. Sebab ia malu jika harus bertemu mahasiswi lain, apalagi jika ada yang mengenalinya.

Hal pertama yang harus Zino lakukan adalah membeli ponsel baru, sebab ia ingat jelas jika benda berharga itu telah rusak tadi malam karena dirinya sendiri.

Tapi sebelum itu, tentu Zino pulang terlebih dahulu untuk membersihkan tubuhnya. Masalah motor Rian yang diambilnya, akan ia pulangkan nanti sore.

Sampainya di kos'annya, Zino segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang