50. Tekanan

21.3K 1K 80
                                    

"Dulu Tante itu mau ngenalin kamu sama Zino, ternyata Zino'nya udah sama yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dulu Tante itu mau ngenalin kamu sama Zino, ternyata Zino'nya udah sama yang lain. Coba aja kamu lebih dulu. Tapi kamu ini dulu temen deketnya Zino kan ya? Halah,, jodoh gak mungkin ketuker. Yang sekarang mungkin cuman jodoh sementaranya"

Kekehan tanpa beban terdengar setelah wanita berkepala lima itu berucap.

Andai Kina datang lebih lambat, mungkin ia tak akan mendengar kalimat menyakitkan itu secara langsung.

Zelka sendiri sudah mendidih mendengar dan melihat bagaimana Ibu tirinya itu berbicara pada teman-teman Adiknya.

Kemana Zino? Kenapa bukan Adiknya itu saja yang menemui teman-temannya.

"Mbak, aku di kamar aja ya," pelan Kina berbalik, melepas pegangan tangan Zelka begitu saja sebelum melangkah pergi tanpa berniat berbalik.

Dadanya terasa sakit dan sesak melihatnya. Orang-orang yang merendahkan serta menghancurkan mentalnya saat remaja, ternyata masih dianggap teman oleh Suaminya.

Dan yang lebih menyakitkan lagi, ketika anggota keluarga Suaminya secara terang-terangan mengatakan ketidaksukaannya padanya. Bahkan secara terbuka memberikan dukungannya agar Zino bersama gadis lain.

Zelka sedikit berteriak memanggil dan menyusul Kina yang telah menjauh, membuat mereka yang sebelumnya mengobrol santai menyadari keberadaan orang lain diantara mereka.

Zino yang dari kejauhan melihat semuanya segera datang menghampiri Nenek sihir itu.

"Pergi!"

"Siapa yang undang situ ke sini?" tajamnya pada orang yang berstatus sebagai Istri Ayahnya itu.

Keempat orang yang baru saja datang terkejut dengan perkataan Zino yang dinilai mereka tak sopan pada orang yang lebih tua. Padahal wanita itu bisa dikatakan adalah Ibunya jika menurut status. Meskipun hanya sebatas Ibu tiri, wanita itu tetaplah Ibunya.

Menggeram kesal, Zino mengambil anaknya dari box bayi yang dijaga oleh Kakak ipar Kina, lalu membawanya ikut masuk ke dalam kamar menyusul Istrinya.

Wanita dewasa itu sempat tak percaya jika sosok yang berkata kasar itu merupakan Suami Adik iparnya yang dikenal sopan. Tapi mendengar langsung bagaimana satu anggota keluarga Zino menghina iparnya di hadapan teman-temannya, wanita itu bisa mengerti. Dirinya tadi bahkan ikut emosi mendengarnya.

Sesampainya, Zino bisa melihat Zelka berdiri ragu di depan pintu kamarnya yang tertutup. Wanita itu pasti tak tahu harus mengatakan apa pada Kina yang harus mendengarkan ucapan tak berbobot dari anggota keluarganya.

"Biar aku aja," kata Zino membuat Zelka mundur sambil mengangguk mengerti.

Zelka membantu Zino membukakan pintu kamarnya, lalu membiarkan pria itu masuk bersama bayi di gendongannya.

"Bunda..."

"Mana ya Bundamu nak? Hari ini aku belum minum asi lho bund..."

Zino berjalan menghampiri Kina sambil menirukan suara anak kecil.

Sepasang Sepatu Tanpa Arah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang