Bab 2

342 46 2
                                    


Matahari sudah terbit namun kabur belum mau menghilang. Kabut menambah dinginnya cuaca di pagi hari. Burung-burung kecil mulai berbunyi, menandakan jika alam mulai terjaga dan membutuhkan siraman cahaya mentari. Royce menguap, meregangkan otot, diam sejenak di tempat tidur lalu menoleh ke samping.

Wanita yang menghangatkan ranjangnya semalam telah pergi. Itulah aturan yang diperlakukan Royce. Ia hanya butuh wanita untuk memenuhi kebutuhan birahinya. Setelah diberi uang dan digunakan, wanita itu pergi tanpa menyebutkan nama. Royce juga tidak peduli. Ia punya kegiatan pagi. Mempersiapkan prajurit untuk mengasah kemampuan bertarungnya.

Royce berada di utara Behle. Menahan serangan Normadia. Bangsa itu ingin lepas dari kekuasaan John namun itu tidak akan terjadi ketika Royce masih bernafas dan hidup. Seorang Prajurit masuk membawa air serta baju zirah diikuti Ksatria kepercayaannya, Sir Gerald. Royce segera mencuci muka, mengenakan baju zirah dibantu seorang prajurit dan mengambil beberapa lembar kulit kayu dari tangan Gerald.

"Apakah pasukan lawan sudah mundur?"

"Ku rasa belum namun pertarungan kita dua hari lalu cukup membuat pasukan Normadia kalang kabut. Kita menunggu kabar baiknya petang nanti."

"Kita harus tetap siaga. Perketat perjagaan di beberapa titik," ujarnya sambil mengambil tali kulit untuk mengikat rambutnya yang panjang dan berwarna abu. Warna rambut abunya bukan uban akibat penuaan. Warna Abu di dapatnya dari lahir. Royce memang memiliki warna rambut berbeda dari para saudara serta ayah dan ibunya. Seolah warna Abu itu hadiah langsung dari Tuhan sebagai pertanda jika Royce adalah manusia terpilih. Karena ketangkasannya dalam perang, serta kekuatannya ketika menghadapi musuh. Royce dijuluki sebagai Greywolf. Sang serigala abu. Si ksatria yang sangat setia pada Raja.

Ia menggambarkan beberapa titik dari letak pasukannya berada untu saat ini. Mata serta pikirannya menjadi tajam ketika menghadapi pertempuran. Tidak ada yang lebih penting dari urusan negara. Bahkan sampai usianya yang hampir tiga puluh tahun ia belum memikirkan untuk menghasilkan pewaris. Padahal raja John menjanjikan gelar jika pertarungan ini berhasil Royce menangkan.

Ia menyuruh Gerald melaporkan bagaimana keadaan prajuritnya yang luka-luka, berapa sisa prajuritnya sekarang dan kira-kira berapa hari pasukan Normadia bisa bertahan. Laporan-laporan itu dianalisis dengan baik. Royce unggul secara fisik maupun pikiran. Setelah pekerjaannya menganalisis laporan gerald usai. Ia mau melakukan latihan fisik.

"Ambilkan perisai dan pedangku." Perintah Royce lalu memakai helm penutup muka yang terbuat dari besi. Royce melatih kekuatannya dengan menunjuk dua prajurit terkuat untuk menyerangnya. Royce tangguh, tak kenal takut. Ia berputar, bergerak dengan lincah seolah berat zirah tak mengurangi kekuatan yang tubuhnya miliki. Royce mengayunkan pedang seolah pedang itu hanya seringan bulu. Dengan matanya yang berwarna biru keabu-abuan, Royce waspada, Instingnya menjadi tajam. Mengenali gerakan lawan. Dua prajurit itu bagai anai jika berhadapan dengan sang penjagal Normadia. Satu prajurit tumbang lalu menyusul yang satunya lagi.

Sir Gerald sangat bangga pada anak asuhnya. Royce telah banyak melalui kegetiran hidup. Orang tua Royce dibantai oleh bangsa Normadia, semua saudaranya dikirim ke medan perang lalu pulang hanya tinggal nama. Hanya Royce seorang yang bertahan. Ketika Sir Gerald mengambilnya, Royce kurus dn murung. Royce sulit didekati bahkan anak itu sering menyendiri. Royce tidak takut tapi anak itu dulu menyimpan amarah. Amarah besar pada bangsa Normadia. Royce getir, karena kasih sayang ibunya terenggut hingga jiwanya menjadi kesepian. Penderitaan mengubahnya menjadi Ksatria kuat serta pahit. Saat ia berusia belasan. Ia pernah bertempur pada perang Salib di bawah Panji Raja Richard the lion heart. Setelah pulang dari medan penuh darah. Royce menikah dengan Sella, putri teman Sir Gerald. Sella mencairkan sebagian kebekuan hati Royce. Membuat pria itu menjadi lebih hangat namun Sella meninggal bersama anaknya ketika melahirkan. Royce kembali menjadi getir dan menyalahkan Tuhan. Sekarang Royce menjadi semakin dingin dan tidak memiliki belas kasihan. Royce tidak percaya Mukjizat Tuhan. Di setiap pertempuran ia menantang Tuhan untuk mengambil nyawanya. Gerald semakin khawatir. Royce kesepian, masih marah, masih mendendam. Royce butuh dicintai dan mencintai, Royce butuh mempercayakan hatinya namun siapa wanita yang dapat menembus dinding pertahanan Royce jika pria itu hanya menggunakan mereka untuk tempat memuaskan nafsu birahi tanpa mau memberikan hati.

Greywolf castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang