Sorcha mengalami mimpi indah. Mimpi datang ke istana dengan menggunakan kereta mewah lalu menikah dan dinobatkan sebagai Ratu. Namun mimpi itu menjadi buruk ketika terjadi penyerangan di dalam istana. Sorcha dikejar pasukan berpakaian hitam, Tubuhnya sampai terguncang-guncang di atas kuda. Eh tunggu soal terguncang rasanya seperti sangat nyata.
Perlahan mata Sorcha terbuka. Yang pertama matanya tangkap adalah ruangan sempit serta gelap. Di mana dia berada? Terlalu dalam berpikir, Sorcha malah diserang pusing. Ia ingat kepalanya terpukul. Siapa gerangan yang berani menculiknya dari Kastilnya sendiri. Sorcha menyadari sedang berada di kereta yang tertutup rapat. Ia menengok ke samping. Ada jendela kecil yang dipasangi jeruji. Ia melihat ke luar. Tampaknya kereta ini berjalan menjauhi Kastil Gerham.
"Marcus!" teriaknya ketika melihat Marcus menunggang kuda di samping keretanya.
"Kau sudah bangun Sorcha? Bagaimana tidurmu pasti nyenyak sekali."
"Apa yang kau lakukan padaku? Kau berani menculikku! Akan ku adukan perbuatanmu pada ayah."
Marcus tersenyum mengejek. Dengan pelan ia mendekat ke arah jendela kereta. "Adukan saja. Ayah yang menyuruhku membawamu ke Kastil Roch. Kau akan diamankan di sana."
Dahi Sorcha mengerut. Dia bukan penjahat atau manusia penderita penyakit menular. Kenapa ayahnya membuangnya ke Roch. Sorcha ingin menjadi Ratu bukan biarawati.
"Kau Bohong!" Tentu itu kebohongan keji. Ayahnya sudah menerima surat dari Raja. Sorcha akan menjadi Ratu. Kenapa ia malah dibuang ke Kastil Roch. Marcus pasti yang merencanakan penculikan ini sendirian lalu melempar kesalahan pada ayah mereka supaya aman.
"Aku tidak berbohong. Aku disuruh mengantarmu ke Kastil. Sesampainya di sana, kau akan dijaga ketat. Lihat orang sekitarmu. Ada beberapa pengawal ayah yang ikut serta."
Sorcha tak ingin percaya namun matanya dipaksa melotot saat salah satu Ksatria kepercayaan ayahnya ada di depan Marcus. Apa benar ayahnya ingin menyingkirkan Sorcha. Apa benar yang ibunya dulu katakan jika Baron Goldwill tidak pernah setuju jika putrinya menjadi Ratu. Sang Baron akan merasa anak laki-lakinya akan di pecundangi kekuasaan Sorcha tapi kenapa ayahnya melakukan hal yang sejauh ini agar ketiga putra Morna tetap mendapatkan kehormatan. Ayahnya tidak mencintai ibunya. Apa perasaan itu juga berlaku untuk Sorcha. Padahal ia juga darah daging sang Baron.
"Ayah sendiri yang memberi perintah padamu? Lalu kenapa aku ditempatkan seperti tawanan."
"Karena ayah tahu kau akan melawan. Kau akan berusaha kabur." Itu yang sekarang Sorcha sedang usahakan. Perjalanan ke Kastil Roch butuh waktu dua hari. Dalam waktu sesingkat itu ia akan berusaha melarikan diri.
"Kenapa ayah tak bilang saja terus terang padaku. Kenapa ayah tega?" pertanyaan itu pelan namun Marcus masih bisa mendengar. Entah kenapa nada bicara saudarinya yang sarat akan luka membuat Marcus juga ikutan sakit hati.
"Kau kira ayah bisa mentolerir semua kesalahanmu. Menghalangi pernikahan Edward lalu mengajari semua wanita di kastil membaca. Belum lagi ulahmu yang lain. Ayah muak, kau bertindak melampaui kekuasaannya. Kau mengganggu kedaulatan di dalam Kastil. Kami para pria yang harusnya lebih berkuasa merasa seperti keledai dungu ketika mendengar wanita bisa menghitung perkalian."
Sorcha diam karena masih mencerna semua. Sang ayah tak bisa memaafkan sikap semena-menanya. Sorcha bahkan dianggap lebih berbahaya dari pada pemberontak. Bukan Maksud Sorcha bertindak semena-mena. Ia hanya tak tahan ketika melihat para pelayan wanita atau ibu-ibu di dalam kastilnya direndahkan hanya karena lemah tak bisa maju ke medan pertempuran. Sorcha diajari jika wanita dan Pria bisa memiliki kedudukan sejajar bahkan jika diberi kesempatan wanita dapat juga memimpin. Apa mungkin pemahaman ibunya salah. Bahwa selama ini pengetahuan yang didapatkannya harusnya disimpan di dalam tempurung kepalanya yang kecil. Wanita diam dan penurut lebih dihargai dari pada wanita yang senang ikut campur dan mengeluarkan pendapat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Ficción históricaSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...