Bab 23

245 40 3
                                        

Eden keluar pagi sekali dari rumah Elias. Pria itu tidak kembali, mungkin berpatroli hingga pagi. Eden seperti biasa melaksanakan tugasnya mengisi bak mandi milik Royce tanpa dibantu pelayan lain.

"Semalam kau tidur di mana? Eh bukan itu pertanyaannya. Semalam kau tidur bersama siapa?" tanya Celia sambil tertawa. Wanita ini sengaja mengejeknya dan Sorcha tak mau menanggapinya.

"Kau pandai memanfaatkan tubuh dan wajahmu tapi jangan berani-berani kau bertingkah di depanku!"

"Jadi kau yang tidak mengizinkanku masuk ke kamar?"

"Apa maksudmu?"

"Aku menggedor pintu kamar pelayan tapi tak satu pun dari mereka yang mau membuka pintu. Ku tebak atas perintahmu kan? Aku tahu kau sangat ditakuti di kalangan para pelayan."

Celia malah tertawa keras. "Ya ampun ternyata kau cukup pintar. Mereka takut padaku, ku harap kau juga."

"Aku tidak takut padamu. Apa sikapmu ini ada hubungannya dengan Ro... Ksatria Agung?"

"Memang iya. Ku harap kau tidak terlalu dekat dengannya dan tidak berusaha menarik perhatiannya."

"Aku tidak melakukan itu. Aku hanya melaksanakan semua perintahnya."

Celia melotot murka. Ia mengintimidasi Eden, mendesak Eden ke dinding. "Kau mau melawanku? Sekarang pergilah dari sini setelah selesai dengan tugasmu."

"Baiklah. Aku akan pergi tapi aku tidak takut padamu." Ia pergi karena memang diperintahkan mengisi bak. Untuk masalah menggosok punggung Royce selama pria itu tidak memerintahkannya. Sorcha bersedia pergi dengan senang hati.

**

Sorcha berada di ruangan perbekalan ketika dipanggil. Royce akan berburu beberapa prajurit. Selain menangkap binatang. Mereka juga akan memburu orang-orang Tures yang bersembunyi di dalam hutan. Royce sangat tegas menanggapi masalah penyusup di wilayahnya. Sorcha berharap pria itu tidak menjatuhi hukuman yang cukup keras. Para pengungsi hanya menginginkan tempat baru yang stabil dan tenang.

"Eden!" panggil Royce ketika ia meletakkan bekal makanan.

"Iya?"

"Ikutlah denganku untuk berburu. Ambil panahmu dan pilih kuda yang bagus."

"Kau mengajakku untuk ikut?"

"Aku memerintahmu bukan mengajakmu. Bersiaplah dengan cepat."

Sorcha menggaruk rambut karena bingung tapi langsung berbalik mematuhi perintah Royce.

**

Sir Gerald memilih menghindari istrinya dengan mengambil tugas Royce untuk memimpin latihan. Permintaan Echidna belum Gerald iyakan. Rasanya janggal memiliki pemikiran bahwa Eden anak Eleanor dan Goldwil. Ia memang belum pernah melihat Sorcha dewasa secara langsung. Gerald pernah melihatnya sekali saat berusia empat tahun, saat mengunjungi istana bersama sang kakak laki-laki. Kalau dipikir, jauh sekali sosok Eden dengan Sorcha kecil yang berambut kepirangan dan giginya tanggal. Mereka tidak memiliki kemiripan.

Eden jauh lebih cantik dari Eleanor. Goldwil memang tampan tapi Eden pun hanya mirip rambut gelap kecoklatan pria itu. Hidung mereka memang mirip tapi semua orang punya hidung dengan bentuk begitu.

Gerald berdiri di atas bukit mengawasi para prajurit saling bertarung untuk mempertajam kemampuan. Dari sini, Ia dapat melihat Pasukan Royce bergerak dengan kecepatan tinggi menuju ke tempat perburuan. Sir Gerald juga melihat siluet wanita yang mengenakan jubah abu sedang berkuda, mengimbangi kuda Royce. Wanita itu Eden. Eden penunggang yang andal. Wanita itu selain pandai juga handal berkuda dan memanah. Kemampuan langka yang bahkan wanita bangsawan sulit peroleh.

Greywolf castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang