Hari pernikahan Elias tiba. Walau semula agak malas tapi Sorcha sudah menyiapkan hadiah untuk Elias. Mereka berteman, sekarang pun masih itu pun kalau istri Elias tidak keberatan. Sorcha mengenakan gaun sutra merah jambu yang dibelikan Royce. Ia dibantu Mae yang membuat gaun ini dari minggu lalu. Sorcha sebenarnya tak mau menyimpan benda pemberian Royce sebagai kenang-kenangan termasuk gelang yang dipakainya.
Dengan penuh rasa percaya diri, ia berangkat ke gereja tempat diadakan pemberkatan.
"Kau sangat cantik memakai gaun itu." Suara Royce mengejutkannya. Pria itu sudah ada di gerbang masuk.
"Kau belum juga masuk?"
"Aku menunggumu."
"Menungguku untuk apa?"
"Hanya berjaga-jaga kalau kau sampai diserang ibu Elias dan para wanita di sini. Selama kau bersamaku, berjalan di belakangku kau akan aman."
Yang Royce katakan benar. Kalau ia bersama tuannya, tidak ada yang berani macam-macam termasuk menggunjingnya dengan kata-kata keji.
"Ayo masuk. Acaranya akan dimulai sebentar lagi."
Benar yang Royce katakan. Orang-orang yang ada di sana memandangnya tapi hanya sekedar melihat tanpa membuka mulut. Elias sangat tampan dengan baju pangeran dengan rompi kulitnya sedang calon istrinya yang cantik memakai gaun panjang berwarna hijau lembut. Royce mengambil duduk di bagian paling depan sedang ia di barisan kedua.
Elias melambaikan tangan pada Sorcha dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari ibunya. Orang yang semula diam kini mulai berbisik. Memang Elias pandai membuat masalah.
Upacara pemberkatan dimulai. Sorcha tidak bisa melihat wajah calon istri Elias dengan jelas. Calon istri Elias ditutup kerudung sampai wajahnya tidak kelihatan. Adat Agrapia menutup wajah calon pengantinnya sampai malam pengantin mereka. Akan ada pesta kecil setelah janji pernikahan di gereja. Sorcha tak mungkin bertahan di sini. Di tempat orang-orang yang memusuhinya dengan kentara.
"Kau mau langsung pulang dan tidak menikmati hidangan yang Elias sediakan. Kau tadi juga membawa bungkusan. Kau tidak memberi Elias hadiah pernikahan?" tanya Royce yang membuntutinya padahal Sorcha sudah diam-diam melipir pergi.
"Aku merasa tidak terima di sini."
"Sudah ku bilang kau cukup berjalan di belakangku. Kita akan mengucapkan selamat ke Elias dan berikan hadiahmu."
Annelis datang terlambat bersama Echidna sehingga ia tidak dapat menyaksikan upacara pernikahan ala Agrapia padahal Annelis sangat penasaran. Apakah ia dan Royce akan melakukan pernikahan dengan cara yang sama atau lelaki itu memperbolehkannya menikah dengan adat sang mamah.
"Setiap pernikahan ada Kue-kue manis. Kue Gulot salah satu kue Agrapia. Kue gandum yang dicampur daun stevia dengan susu lalu dipanggang di atas pemanggang dari batu."
"Jika aku menikah nanti bolehkah aku memakai penutup kepala bunga, seperti ibuku dulu saat menikah."
"Tentu saja. Royce pasti mengijinkannya. Bahkan saat Sella menikah dengannya, wanita itu tidak memakai penutup kepala," ujar Echidna menjelaskan. Keadaan dulu berbeda dengan sekarang. Ada berbagai perang, hingga Royce mempercepat upacara pernikahannya.
"Bolehkah aku menentukan menu di pernikahanku nanti?"
"Tentu. Itu pernikahanmu. Kau berhak menentukannya." Senyum Annelis langsung mengembang sempurna.
"Kita tidak boleh menikmati hidangan sebelum mengucapkan selamat pada pengantinnya."
Echidna menggandeng tangan Annelis untuk mencari Elias. Di Agrapia, pihak lelaki dan keluarganya yang berhak menyambut tamu sedang wanita disembunyikan di kamar pria sampai malam pengantin mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/348685977-288-k587328.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Ficción históricaSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...