Hari berikutnya Sorcha seperti tak kuat bangun. Pekerjaan kemarin menguras tenaga. Ia tak sanggup mengurus kebun seluas itu sendiri. Kemarin ia hampir mengganti semua tanaman sayuran yang rusak. Jumlahnya sangat banyak sampai punggung dan tangannya sakit. Sorcha ingin mengistirahatkan diri lebih lama tapi ia tak bisa seenaknya. Sorcha seorang pelayan bukan putri.
"Hari ini kau punya tugas lain. Kau tidak akan ku tugaskan ke kebun. Kau akan ke Hutan untuk mencari beberapa bibit tanaman."
Sorcha seperti orang dungu ketika mendengar permintaan Echidna. Ia tak kenal hutan di sekitar Kastil dengan baik. Sorcha bisa tersesat tapi ada sisi baiknya, seharian ia bisa santai sebentar.
"Saya?"
"Iya tapi tenang kau akan ditemani salah satu prajurit suamiku."
Sorcha mengangguk paham lalu mengambil catatan yang Echidna buat dari kulit kayu.
"Apa di Hutan ada binatang buas?"
"Tentu saja ada. Namanya juga hutan makanya kau akan ditemani prajurit."
"Boleh saya minta anak panah dan busur untuk melindungi diri. Kalau tidak ada, belati juga boleh."
Echidna belum menjawab. Ia menatap Eden dengan tatapan yang aneh. "Kau bisa menggunakannya?"
"Bisa Madam."
"Akan ku minta suamiku untuk menyiapkannya." Seorang wanita bangsawan tidak menggunakan senjata atau benar yang suaminya bilang kalau Eden bukan bangsawan namun wanita yang dibesarkan oleh bangsa Viking hingga tidak diajari batasan.
Sir Gerald datang bersama seorang pemuda kurus, tinggi,berkulit pucat dan berambut merah. Pemuda itu mungkin seumuran Garrick. Pria tua itu juga membawakan Socha anak panah dengan busur berikut juga teman.
"Nah ini Elias. Orang yang akan menemani Eden."
Echidna langsung berwajah masam. "Tidak ada prajurit lain?"
"Kau sendiri yang meminta seorang prajurit yang tidak tertarik pada kecantikan Eden," jawab suaminya pelan. Yang tidak tertarik tentu pria tolol yang penakut serta lemah. "Pria sopan yang bisa memperlakukan wanita dengan baik. Kau mengirimnya ke Hutan untuk menghindari masalah di Kastil kan?" Ini namanya mencari masalah baru.
"Ya sudah berikan Busur dan panah padanya."
"Elias saja yang membawa."
Echidna malah berkacak pinggang. "Berikan itu ke Eden." Kalau Echidna yang meminta mana berani suaminya menolak.
"Kalau begitu kami pergi." Echidna menyerahkan tas rotan yang berisi bekal makanan. Tas itu Eden yang harusnya membawa tapi Echidna malah menyerahkannya ke Elias.
"Hati-hati."
Kedua orang paruh baya itu melepas mereka seperti melepas anaknya sendiri.
"Semoga di Hutan tidak ada binatang buas yang kelaparan."
"Iya. Daging Elias tak cukup untuk mengenyangkan seekor serigala," sahut Sir Gerald sambil tertawa.
"Oh iya. Kau tidak boleh terlalu lama di sini. Royce akan mencarimu."
"Royce tidak ada. Ia berkunjung ke makam Sella."
"Kenapa kau baru bilang sekarang?" Hutan yang akan Eden kunjungi sama letaknya dengan bukit tempat Sella dimakamkan. Tahu begitu ia akan menyuruh Eden ke bagian Hutan yang lain.
"Memangnya kenapa?"
Echidna hanya melotot karena tak berminat menjelaskan. Semoga saja Eden baik-baik saja. Royce bahkan lebih berbahaya dari pada binatang buas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Historical FictionSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...