Bab 20

241 41 4
                                        

Sorcha berjalan mendahulu Royce, ia anggap lelaki itu tak ada. Sambil melihat beberapa tanaman yang dibutuhkannya, Sorcha berjalan dengan cepat. Toh siapa yang butuh dijaga kalau penjaganya lebih berbahaya.

"Kau masih marah karena ku cium?"

Langkah Sorcha berhenti. Ia balik badan lalu memandang Royce penuh kekesalan. Royce salah bicara kalau membahas kejadian yang memalukan itu.

"Menurutmu?"

"Masih," ujar Royce sambil mengangkat bahu. "Setidaknya kau mau menungguku."

Sorcha tak percaya kalau sudah dikerjai. Royce berada di sisinya. Mereka terpaksa berjalan bersama.

"Kenapa kau marah hanya karena satu ciuman?"

"Kau merasa kalau perbuatanmu itu sangat kurang ajar. Walau kau seorang ksatria, penguasa wilayah kau tidak bisa bertindak seenaknya!"

"Kau kan pelayanku, aku dapat berbuat apa pun padamu."

"Bukan. Aku dibeli Sir Gerald. Aku bukan pelayanmu!"

"Kekuasanku lebih dari Sir Gerald."

"Tapi aku bukan milikmu. Madam Echidna yang bilang begitu."

"Kau punya kekasih hingga pria lain tidak boleh menciummu?"

"Itu bukan urusanmu! Yang jelas kau tidak boleh mencium bibirku tanpa ijinku. Sekali pun kau penguasa dunia."

Sorcha merasa menang karena ia tidak mendengar bantahan dari Royce tapi senyumnya hanya berlangsung sebentar. Ia menginjak sesuatu yang ringan dan malah terjerembap ke jebakan pemburu. Celakanya ia juga mengajak Royce ikut serta.

"Sialan! Ada yang memasang jebakan untuk binatang! Wilayah Hutan ini tidak boleh dipasang jebakan. Aku sudah memerintahkannya! Siapa yang berani melanggar perintahku!"

Sorcha berdiri sambil merapikan gaunnya yang ditempeli dedaunan kering. Walau lubangnya tak begitu dalam, jatuhnya tetap saja sakit.

"Dari pada marah-marah, lebih baik mencari cara untuk naik. Tidak semua orang menuruti perintahmu kan?"

"Rakyatku tentu saja patuh dan loyal. Aku akan naik. Akan kutarik kau kalau sudah sampai di atas. Jaga pedangku!"

Sorcha keberatan mengangkat pedang milik Royce. Pria itu meraih pegangan tanah di atas lalu naik dengan mudah seperti pemanjat ulung. Meski tubuh pria ini besar, tapi gerakannya tampak luwes dan lincah.

"Ayo naik."

Sorcha menyerahkan tas serta pedang Royce dulu baru tangannya terulur. Royce dengan mudah menarik dan mengangkatnya ke atas tapi karena gerakan Sorcha yang terlalu bersemangat, mereka malah terjerembap bersama dengan posisi, Royce yang di bawah. Untuk sesaat mata keduanya bertemu. Sorcha merasakan nafas Royce yang halus, Royce merasakan dada Sorcha yang menempel padanya. Ada debar kurang ajar yang terdengar di telinga mereka. Royce hampir tersesat kalau tidak mendengar suara yang janggal.

"Ada orang datang." Bisik Royce membuyarkan pikiran mereka masing-masing. Pria itu mendengar krasak-krusuk kaki manusia. Sebelum wanita yang berada di atasnya ini protes, Royce sudah menarik Sorcha untuk bersembunyi dibalik pohon besar.

Tebakan Royce benar, ada seorang anak laki-laki datang. Anak itu melongok ke lubang jebakannya yang telah rusak tapi tak ada binatang buruannya di sana.

"Siapa kau!" Anak itu ditodong Royce dengan pedangnya.

"Apa kau tidak tahu bahwa dilarang membuat jebakan di hutan ini?"

Anak itu mengangkat tangannya tanpa mau balik badan. Sorcha miris karena Royce mau menyerang seorang remaja laki-laki yang seumuran Michael.

"Tidak tahu," jawabnya singkat.

Greywolf castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang