"Kau menungguku lama?" Eden berdiri di depan kamar Annelis tanpa berani masuk kalau pemiliknya belum membukan pintu.
"Tidak Nona. Saya pelayan yang dikirimkan untuk membantu anda menata peti."
"Baiklah. Ayo kita masuk," ucap Annelis yang langsung membuka pintu. "Peti yang ku bawa tidak banyak. Bajuku hanya sedikit, perhiasanku juga tapi aku punya barang berharga."
Annelis menunjuk peti kayu yang ukurannya lebih kecil dari peti lain. "Ini hartaku yang paling berharga." Annelis membukanya, peti isi berisi aka-akar tanaman, daun yang dikeringkan dan ada beberapa cairan yang ditaruh dalam botol.
"Anda mengoleksi obat-obatan?"
"Kau tahu?"
"Ini akar rumput teki, akar mandrake, bunga camomil, lavender, Thym, Echinacea. Anda memiliki banyak sekali tanaman obat. Apakah anda memiliki penyakit tertentu?"
Annelis menggeleng sambil tersenyum. "Tidak. Aku sehat. Aku menggunakan tanaman untuk mngobati orang."
"Anda tabib?"
"Bisa dibilang begitu."
"Wah anda juga punya guci kecil yang berwarna biru. Isinya apa?"
Annelis langsung menyimpan guci itu ke tempat yang aman. "Bukan apa-apa hanya tanaman langka. Salah satu obatku yang berharga. Aku senang bertemu dengan pelayan yang mengerti obat-obatan. Siapa namamu?"
"Saya Eden."
"Kau dikirim sebagai pelayanku?"
"Saya dikirim untuk membantu anda kalau siapa pelayan anda, saya tidak tahu."
"Bisakah ku memintamu untuk menjadi pelayanku?"
"Bukan kuasa saya untuk mengiyakannya."
Annelis cukup mengerti kalau Kastil ini tidak memiliki nyonya kalau masalah pelayan pastilah diurus Echidna, istri Sir Gerlad.
"Baiklah. Aku mengerti. Kalau kau sudah selesai membantuku. Kau boleh pergi."
**
Eden sudah menduga bahwa perintah untuk menjadikan ia pelayan Annelis sudah dikeluarkan oleh Royce sendiri. Apakah ia bisa bersikap patuh dan tenang jika nanti melihat kemesraan Royce dan Annelis. Sorcha tahu hatinya sedang diuji, prinsip hidupnya sedang digoyahkan. Ia harus kuat karena ke depan jika ia ingin menjadi Ratu ujiannya lebih berat dari ini, mengingat Raja John pria bejat.
"Apakah kau perna tidur dengan Royce?"
"Apa?" pertanyaan pertama yang membuat Sorcha kaget.
"Bukan rahasia umum kalau ketampanan Royce sangat tersohor di kalangan para pelayan. Banyak pelayan yang membicarakannya. Aku punya telinga dan aku tidak buta."
"Apa Anda akan terima kalau Sang Ksatria punya perempuan lain di Kastilnya?"
"Sekarang memang iya tapi setelah kami menikah. Aku tidak mau diduakan. Kau pernah tidur dengannya?"
"Tidak."
"Syukurlah. Setidaknya aku akan punya pelayan yang setia padaku."
Oh tidak Annelis salah paham. Sorcha tidak akan bisa setia karena tempatnya bukan di sini. Hatinya juga tak sanggup berbohong, ia memiliki ketertarikan dengan Royce. Annelis meminta kesetiaannya sedang kesetiaannya berarti ia harus mengorbankan perasaannya.
Sorcha melakukan pekerjaannya, menyisir Annelis dan memberi rambut ikal indahnya pita. Annelis tidak cantik namun gadis ini akan menjadi pasangan yang sangat pas untuk Royce. Annelis pasti juga akan menjadi Nyonya yang bijak dan baik. Wanita ini cerdas bisa mengobati para penduduk Kastil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Historical FictionSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...