Marcus pasti sangat merah karena ia tak ikut berlatih. Michael langsung menurunkan Cherryl dan berlari. "Jangan bilang pada Marcus kalau kau melihatku!" Ia menuju jendela terdekat untuk melompat dan meninggalkan Cherryl yang menangis karena diabaikan.
"Di mana bedebah kecil itu!"
"Bedebah itu punya nama. Michael tidak ada di sini. Cherryl menangis karena mencarinya juga." Namun saudara Garrick itu tak percaya dan langsung menyingkirkan Sorcha untuk melongok ke jendela. Marcus melihat Michael berlari terbirit-birit melintasi padang ilalang di belakang Kastil. Sialan ia terlambat!
"Kau melindunginya lagi!"
"Jangan terlalu berat menghukum Michael."
"Oh lihat saja apa yang akan ku lakukan padanya. Aku akan memberinya hukuman yang sangat berat."
"Kau tidak berhak menghukumnya. Kau bukan Baron."
"Entah ayah atau aku yang menghukumnya. Tidak ada bedanya." Tentu ada perbedaan besar. Ayah mereka menghukum karena sayang, tidak ingin anaknya mengulangi kesalahan sedang Marcus menghukum untuk menuntaskan amarahnya yang susah padam. "Ayah juga akan menghukummu." Bagian ini tentu Marcus akan senang jika diperbolehkan mengambil alih. Ia dan Sorcha bermusuhan sejak lama. Sorcha dibesarkan sebagai perempuan lancang yang memiliki pemikiran serta mulut yang paling berbisa.
"Kita tahu Michael tak pernah suka bertarung. Biarkan saja Michael melakukan apa yang dia mau."
"Biar sainganmu untuk merebut perhatian ayah berkurang satu. Kau pasti sangat senang mengetahui jika Michael lemah. Walau begitu kami akan lebih diperhatikan ayah dari pada kau yang hanya terlahir sebagai seorang perempuan." Hinaan itu seolah menonjok perut Sorcha. Marcus sering mengeluarkan taring jika berhadapan dengannya.
"Aku akan jadi Ratu. Semua orang akan memperhatikanku," jawabnya angkuh.
"Dalam mimpimu sana!" ucap Marcus penuh penghinaan. "kau juga harus menghormatiku. Jangan bersikap angkuh di depanku. Bagaimana pun juga aku kakakmu."
"Kita hanya lahir selisih dua hari. Kau bukan kakakku!"
Sayangnya Marcus sudah melenggang pergi tanpa pamit. Sorcha bisa saja mengejar Marcus, menjambak rambut panjangnya dan memotongnya dengan pisau tapi tangisan Cherryl menghentikan niatnya.
****
"Michael dihukum membersihkan kandang kuda, memberi makan-makan kuda di istal dan hanya diberi bubur gandum encer," lapor Mitya sambil menyisir rambut Sorcha. Ia sudah terbiasa membantu mempersiapkan Sorcha untuk tidur. Membantu gadis itu melepas semua perhiasan, membantu mengganti gaunnya lalu menyiapkan satu wadah penuh air untuk cuci muka dan kaki.
"Ayah cukup bijak. Untungnya bukan Marcus yang menghukumnya." Marcus bisa berubah menjadi tiran. Kalau Marcus yang memberi hukuman. Michael tak akan diberinya makan.
"Di mana Michael sekarang? Sudah tidur atau menghitung bintang?"
"Dia dikurung di penjara bawah tanah." Rupanya ayah pun juga bisa sangat kejam.
Sorcha langsung memutar kepalanya ke samping hingga terjambak sisir yang Mitya pegang. "Dia di penjara?"
"Sorcha jangan bergerak. Aku belum selesai menyisir rambutmu."
"Hentikan! Aku mau ke dapur. Kau tidurlah!"
Mitya mau mengikuti Sorcha namun badannya lelah sekali. Ia menguap dan mengangguk. Kalau pun nanti Sorcha ketahuan mencuri makan. Ia tidak akan dimarahi juga.
"Makanlah pelan-pelan." Sorcha menemui Michael lalu membawakan anak itu roti, apel segar dan juga selai rasberi. Michael seperti orang yang tidak makan selama satu musim. Sorcha masuk dengan menyogok penjaga dengan roti gandum besar dan secangkir besar Ale.
"Aku ingin kabur keluar kastil melihat dunia luar kalau bisa berkeliling dunia. Naik kapal menyeberang samudra. Melihat orang yang kulitnya berbeda dengan kita. Kata buku yang ku baca. Orang di Timur kulitnya lebih gelap dari kita, mereka memiliki sinar matahari sepanjang tahun, tanah mereka subur banyak ditanami buah dan sayur. Ikan-ikan di sungai dan laut juga berlimpah."
Sorcha duduk di dalam sel yang tidak terkunci bersama Michael yang sedang makan roti. Sorcha sangat suka mendengar adiknya menceritakan buku yang dibacanya.
"Mereka tidak perlu baju musim dingin yang berlapis-lapis. Bayangkan andai kita hidup di negeri itu, menikmati musim panas sepanjang tahun. Perut kita kenyang tanpa bekerja terlalu keras."
"Dan jauh dari sang Baron yang tiran dan ibunya yang selalu khawatir. Kau terlalu muda untuk berpetualang mengarungi samudra. Kalau kau tidak betah di sini. Pergilah ke kastil Roch untuk mengabdi menjadi hamba Tuhan. Memasak makanan untuk orang miskin. Kalau kau jadi pendeta, ayah pasti akan membuatkanmu gereja yang besar di sini."
Michael melirik sebal. "Aku masih mau menikah, bercinta dengan wanita dan punya anak. Kau saja sana yang pergi menjadi biarawati."
"Ngomong-ngomong buku mana di perpustakaan yang membicarakan tentang orang timur. Aku tidak pernah membacanya."
Michael berhenti mengunyah. Ia melihat Sorcha dengan tatapan dalam nan lembut. Adik satu ayahnya itu seperti tengah mempertimbangkan sesuatu. "Di ruang kerja ayah ada banyak buku, buku terlarang juga ada. Aku diam-diam membaca buku yang ayah punya. Di sana aku juga menemukan sesuatu. Surat dari Raja untuk ayah."
"Raja John menulis surat untuk ayah? Itu suatu kehormatan. Apakah Raja mengundang kita ke Istana?"
"Tidak. Anehnya ayah menyembunyikan isi suratnya Sorcha."
"Memang apa isi suratnya?"
"Raja memintamu menjadi Ratunya."
Mendengar kabar itu, Sorcha langsung terkejut. Ia kesenangan sampai berdiri lalu berjalan mondar-mondir sambil mengibaskan telapak tangan. "kau tidak bohong atau menggodaku kan?"
"Tidak. Sebenarnya aku tidak mau bilang padamu. Ini akan jadi kejutan besar yang memukul Marcus dan Garrick tapi anehnya ayah belum membalas surat itu. Ayah tak mungkin melanggar kehendak Raja kan?"
Sorcha sudah tak memperhatikan. Kakak perempuan Michael itu malah tersenyum-senyum seperti orang gila. Sorcha tentu merasa gembira mendapatkan impiannya. Ketika wanita ini menjadi Ratu. Sorcha akan mengingat dirinya kan? Raja mereka yang penuh dosa itu tak pantas untuk Sorcha yang baik. Mungkin karena pertimbangan itu ayahnya belum membuat keputusan. Di samping itu terlihat jelas Sorcha akan menjadi sangat antusias. Sang Baron tentu tidak akan tega merusak binar bahagia milik Sorcha kan.
"Makan semua makanannya. Aku harus kembali. Aku takut ketahuan ayah." Michael jadi menyesal karena menyampaikan kabar itu. Sorcha seolah menjadi buta karena ambisinya.
Sorcha melangkah ke luar sel dengan hati mengembang gembira. Ia bahkan tersenyum pada penjaga. Sorcha berjalan santai sambil bersenandung lirih. Sesekali jalannya melenggang gemulai, roknya mengibas-ngibas seiring gerakan tariannya yang ringan. Bulan sedang terang malam ini tapi mana ada yang dapat melihat kegilaannya malam ini.
Akhirnya yang ibunya nanti dan ajarkan ada gunanya. Sorcha akan menjadi Ratu, memakai mahkota, mengatur negara dan bahagia. Ketika Sorcha menjadi Ratu. Ia akan mewajibkan seluruh penduduknya untuk belajar berhitung dan membaca. Ia akan mengubah beberapa hukum. Kata ibunya, Ratu bisa berbisik di atas bantal bersama sang Raja. Hal itu ampuh untuk mengendalikan keputusan-keputusan penting. Sorcha tidak akan mengizinkan anak-anak perempuan dinikahkan di usia belia. Ia juga akan mengatur hukuman untuk suami yang gemar memukul istri. Yang paling penting adalah para perempuan bisa memiliki hartanya untuk dirinya sendiri tanpa diikut sertakan dalam mas kawin sehingga menjadi hak pria yang menikahinya.
Tanpa Sorcha sadari di tengah keheningan malam. Ada beberapa mata mengawasi gerak-geriknya dan siap menyergap seperti beruang. Sorcha terlalu senang berkhayal hingga abai, tidak waspada ketika seseorang memukul tengkuknya, membuatnya pingsan lalu membopongnya seperti sekarung gandum.
****
Petualangan Sorcha di mulai
jangan lupa tinggalkan komen dan like-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Ficção HistóricaSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...