"Sorcha!"
Karena berlari dengan sangat kencang telinganya jadi bermasalah. Telinganya salah menangkap panggilan. Ada yang memanggil nama aslinya.
"Sorcha!" teriakan kedua diiringi suara kaki kuda yang dipaksa berhenti. Teriakkan itu berasal dari arah depan.
"Itu memang kau!" teriak Mitya kegirangan. "Aku tidak akan salah mengenali orang!"
Ia semula berkuda bersama Garrick, Michael dan Marcus tapi ketika melihat di kejauhan Mitya menangkap siluet wanita lari. Postur dan gestur wanita itu mirip Sorcha ketika sedang berlari dan ia langsung melajukan kudanya meninggalkan rombongan. Ternyata firasatnya tidak salah.
"Ya Tuhan, Mitya!"
Mitya langsung memeluk erat sahabatnya sebelum Sorcha direnggut oleh seseorang.
"Akhirnya kena kau."
"Lepaskan aku!" Mitya pun tak kalah panik. Membantu sahabatnya lepas sehingga mereka kelihatan tarik menarik.
"Kau harus ikut denganku!"
"Siapa kau Tuan memaksa temanku untuk ikut denganmu?"
Royce hanya melayangkan pandangan garang, ia tak mau disela bahkan diganggu dan ada rombongan Garrick datang menambah kekesalan Royce. Ia tak mau membuat masalah di tengah jalan.
"Sorcha?" Ketiga saudaranya tersenyum gembira dan langsung turun dari kuda.
"Akhirnya kami menemukanmu." Marcus yang paling gembira. Mereka bertiga ingin memeluk Sorcha sebelum seorang pria asing mengacungkan pedang pada mereka.
"Berhenti. Kalian salah mengenali orang. Dia Eden pelayanku."
"Pelayan?" Garrick dan Mitya sama-sama saling menatap.
"Dia kabur dan aku menangkapnya."
"Beraninya kau mengatai Sorcha pelayan!" Marcus yang paling emosi. Bertemu pertama kali dengan saudarinya tapi Sorcha malah diperlakukan tidak layak. Ia balik menarik pedang dari sarungnya. Royce yang mulai mengerti mengacungkan pedang ke Marcus. Sorcha yang panik karena tahu kalau akan terjadi pertarungan. Para saudaranya bisa kalah, mengingat bagaimana kuatnya Royce.
"Kau kenal dengan mereka?" Royce bertanya sedang Sorcha Cuma mengangguk pelan.
"Jadi kalian kenal dengannya? Siapa di antara kalian bertiga yang calon suaminya?" karena di sini ada tiga pria muda. Kemungkinan besar, salah satunya adalah calon suami Eden.
"Kami bukan calon suaminya. Kami saudaranya." Garrick mulai paham. Menurut keterangan Galia, Sorcha dijual sebagai budak. Kemungkinan pria ini memang tuannya. "Sepertinya ada yang perlu dijelaskan."
"Apa maksudnya ini?" Royce malah tambah bingung. "Kenapa mereka memangilmu Sorcha, namamu Eden kan? Kau tidak pernah cerita punya saudara laki-laki. Mereka bukan Cuma satu tapi tiga."
Garrick mengeluarkan medali lambang kekuasaan Baron Falaise. "Kami putra Baron Falaise. Aku Garrick si sulung, ini Marcus putra kedua, Ini Michael putra keempat dan yang kau pegang itu, Sorcha putri ketiga."
"Apa?" Royce langsung melepas Sorcha dan mengambil medali yang Garrick pegang. Ini memang medali asli yang dimiliki setiap Baron. Medali dengan lambang kekuasaan yang telah resmi Raja beri. Lambang yang digunakan setiap para Baron pergi ke luar wilayah. Itu artinya selama Garrick pergi, ayahnya tak bisa ke luar dari Falaise.
"Kalau anda masih tidak percaya ada surat resmi ayahmu. Surat Tugas dari ayahku. Dengan surat ini kami bisa meminta bantuan pada Baron daerah mana pun yang kami lewati."
Royce juga mengambil suratnya. Di dalam surat, Goldwil mengatakan putrinya Sorcha hilang dan hilangnya harus dirahasiakan. Ia kemudian melempar pandangan tegas pada Eden. Meneliti wanita itu lekat-lekat. Pantas saja Eden pandai membaca, menulis, berhitung. Wanita itu juga pemanah serta penunggang kuda handal. Wajah Eden sekilas memang familiar. Kecantikan Eden perpaduan Goldwil dan Eleanor. Eden seorang putri Baron jadi ia bisa menikahinya secara resmi tapi ada kabar yang terlewat yang membuat Royce geram. Sorcha dalah calon raja John. Wanita ini tidak bisa dinikahi sekaligus terlarang.
"Bisa tidak anda melepaskan saudara saya?"
Sorcha menunduk lalu dengan perlahan bergerak ke sisi Garrick.
"Kalau boleh tahu Anda siapa?"
" Aku adalah Royce d'armar."
"Anda Greywolf? Suatu kehormatan bagi kami bertemu dengan anda." Karena sudah dari lama Garrick mengidolakan Greywolf.
"Eden maksudku Sorcha," Lidah Royce terasa kelu ketika mengucapkannya. "Sudah sebulan lebih menjadi pelayan di Kastilku tanpa membuka jati dirinya."
"Pelayan?" Mitya terkejut. Sorcha di Gerham bahkan tidak bisa menyapu lantai.
"Aku tidak membuka identitasku karena aku takut ditertawakan. Orang pertama yang menolongku saja tidak percaya padaku."
"Kalau yang kau maksud August dan ibunya. Mereka telah dihukum gantung," jawab Garrick karena perlu menjelaskan. "Kami bisa melacakmu karena jubah milik Marcus yang dipakai oleh August."
Sorcha merasa sedih karena ada orang yang harus kehilangan nyawa karena dirinya.
"Yang terpenting sekarang kami sudah bertemu denganmu. Aku merindukanmu Sorcha." Michael, saudara yang paling dekat dengannya langsung memeluknya dengan erat. Kekhawatiran Michael telah hilang karena saudarinya telah ditemukan sedang Royce merasakan kalau punggungnya terasa dingin. Wanita yang sering bersamanya sebulan ini tak lain adalah anak Goldwil. Pria itu tak mungkin menolak lamarannya tapi jika Royce nekat ingin memiliki Sorcha maka keamanan Agrapia akan dipertaruhkan. John tidak akan tinggal diam jika pengantinnya diambil. John juga tidak akan terima kalau calon pengantinya telah Royce tiduri.
"Kalau tidak salah Sorcha ini calon Ratu kan?" Royce hanya kembali memastikan bahwa desas-desus itu salah. Ia ingin meyakinkan diri kalau masih ada kesempatan untuk mereka.
"Anda benar. Sorcha pergi saat kami antar ke Kastil Roch. Kami mengalami salah paham." Hati Royce remuk mendengar jawaban itu.
"Aku tidak salah. Ayah memang ingin membuangku ke Kastil Roch agar aku tidak bisa menjadi Ratu. Ayah juga menyuruh kalian mencariku agar aku bisa dikurung lagi kan?"
Jadi Goldwil sebenarnya tak menyukai gagasan tentang anaknya yang menjadi Ratu. Sikap Goldwil wajar. Baron mana yang mau memberikan putrinya apda Raja John.
"Ayah hanya melakukan yang terbaik."
"Terbaik katamu? Raja sudah memintaku pada ayah dan ayah malah berencana menjadikanku biarawati." Masalahnya jauh lebih rumit. Kesempatan Royce tertutup ketika Raja sudah meminta pegantinnya. Pernikahan Sorcha tak bisa dicegah. Royce dengan terpaksa mengubur perasaan jauh di dasar jurang.
"Kau tahu ayah tidak menyukai Raja John dan tabiatnya. Ayah setia pada Paus, John telah melenceng jauh dari ajaran Katholik."
"Ayah tidak suka aku menjadi ratu. Itu karena harga diri dan ego ayah yang tak mau kalah. Katakan pada ayah aku belum mau kembali. Aku akan ke Joset, meminta perlindungan pamanku!"
"Ya Tuhan Sorcha. Jangan keras kepala. Saudaramu sudah jauh-jauh ke sini mencarimu. Kami hampir sebulan mencarimu dari Tures sampai ke Joset. Ketika kami di Joset, pamanmu hampir membunuh kami. Kalau kau meminta perlindungannya maka perang antara Falaise dan Joset tak akan terhindarkan," ucap Mitya memberi pengertian. Ia yakin Sorcha baik dan cukup dewasa untuk membuat keputusan.
"Aku paham konsekuensinya tapi untuk saat ini aku tidak mau ikut kalian pulang."
"Lalu kau mau ke mana?"
"Aku akan ikut kereta tuanku untuk kembali ke Luwdon."
Royce yang masih bingung hanya bisa mengikuti Sorcha dari belakang. Pilihan wanita itu sudah benar karena mereka berdua harus bicara dan banyak sekali yang harus mereka bahas.
**
Yang di wattpad sampai di sini saja ya. di karya karsa lanjutannya ada di part 37 dan 38...
terima kasih yang sudah setia baca greywolf castle. sampai ketemu di karya historical romance yang akan datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Greywolf castle
Historical FictionSorcha, putri Baron Goldwil dari kastil Gerham di Fraline memiliki impian menjadi ratu Raja John. Sedari kecil Sorcha, diajari ibunya membaca, berhitung, menjadi nyonya rumah yang baik, diberi perbekalan ekstra tentang keterampilan mengatur negara...