'Ini Wendy'
Irene diam di tempat, handphone masih menempel di telinga, bahkan dia gak tau harus bereaksi seperti apa.
Posisi dia masih di Rumah Sakit, ada Seohyun juga yang sedari tadi memperhatikan. Mungkin Seohyun penasaran sama orang yang berani telfon di jam genting dokter forensik.
Gak tau waktu sekali katanya.
'Hallo, ini masih nyambung kan'
'Masih!'
'Owh, oke. Aku udah ada di depan rumah sakit, mau balikin jaket kamu'
Irene langsung lihat jam di handphonenya sekilas, dia berdecak kecil dan lepasin maskernya yang menggantung ditelinga.
'Kamu bisa tunggu
sebentar lagi gak?
Mungkin sekitar satu jam,
kurang lebih?''Okey gak masalah,'
'Sekarang kamu masuk kedai ramen aja, ada di seberang.
Kamu masih ingat kan?
Nanti aku nyusul kesana''Aku masuk sekarang.
Bye''Bye'
Sambungan terputus dan yang pertama kali Irene lihat itu wajah Seohyun yang non ekspresi.
“Siapa?” to the point, Seohyun sekali.
“Wendy.” jawaban asli, gak masalah sama Seohyun yang keluarin lenguhan capek.
“Katamu gak akan repurch dia lagi. Tapi kalau dari obrolan tadi kayaknya kalian makin deket aja nih.”
Kena sarkas sebelum bisa keluar untuk makan siang itu rasanya malu, ditambah laper juga, jadi kayak orang idiot.
Irene gak bisa jawab apa-apa lagi, dia cuma bisa diem—lalu pasang lagi maskernya dan hasrat untuk adu mulut sama si sohib menguap entah kemana.
Ya memangnya kenapa kalau dia beli lagi waktunya Wendy? Orang lain aja bisa beli dia, kenapa Irene enggak. Gitu kan?
Tapi disini mungkin ya, Seohyun itu memang khawatir sama pergaulan Irene yang agaknya kurang bisa disebut bersih, dari hari lalu kan Seohyun udah bilang kalau untuk selalu hati-hati.
“Kali ini aku gak beli dia, tapi dia yang datang sendiri.”
Seohyun ambil posisi berdirinya disamping Irene, lengkap dengan masker di wajah masing-masing.
“Ya aku bilang tadi juga gak salah-salah banget kan. Kalian makin deket.”
Mata Irene langsung kedip beberapa kali, dia akuin kalau hubungannya sama Wendy baru aja naik ke level dua. Mungkin setelah ini mereka mulai saling cerita kehidupan masing-masing.
Secara hari ini Wendy datang bukan karena panggilan, Wendy datang sendiri tanpa diminta. Kebanyakan talent Kumiko gak akan begini soalnya.
Ini kaya sebuah momen dimana Wendy memang secara sengaja ingin membuka diri untuk orang lain selain Kim Taeyeon.
Irene bingung gimana harus menyikapi ini. Irene berusaha untuk gak tertarik sedikitpun, dia usahain itu setiap kali dia sewa Wendy. Tapi Irene mungkin gak begitu kuat nahan rasa tertariknya yang lebih gede.
Suka karena Wendy manis wajar kan? Gak banyak kok itu.
Seohyun tepuk pundak kanan Irene biar sadar, dia mau bicara serius karena Irene diemnya lama. Mereka gak berdua aja soalnya, ada mayat juga.
“Aku cuma mau jelasin aja sama kamu JooHyun, kamu sama Wendy bisa ketemu itu karena saran aku kan—dan nanti di masa yang akan datang kalian punya sesuatu yang lebih intim terus kalian punya masalah, jangan libatin aku.
—karena aku udah cegah kamu dari sekarang buat gak punya masalah sama siapapun.”
Irene terus diam setelah Seohyun ngomong panjang lebar.
Sekarang dia jadi ragu buat nyamperin Wendy diluar sana.