I reckon it's again my turn

383 59 17
                                    

Yang katanya menghabiskan tiga jam di rumah sakit itu ternyata meleset.

Irene pasang cengirannya waktu dia kembali masuk kedalam rumah setelah satu jam setengah dihabiskan di sana.

Ada Wendy yang duduk rapi di meja makan, sendirian dan hanya ditemani roti panggang sisa Irene tadi sebelum manusia itu pergi.

“Kok cepet, bahkan ini belum dua jam.”

Irene diem sebentar, lantas dia tarik kursi disebelah Wendy yang masih tatap dia penasaran.

“Masalah kecil, ada seniorku di sana. Jadi aku cuma setor muka.”

Kepala Wendy manggut dan berseru oh pake nada panjang. Aslinya dia gak begitu ngerti, karena rotinya enak—pake selai strawberry pula. Mood jadi lumayan bagus hari ini.

Matanya melirik sekilas kesamping, lihatin botol infused water ditangan Irene yang sisa setengah. Kemarinan dikasih satu botol dan dikembalikan lagi masih utuh, katanya terlalu kecut.

Memang waktu itu Wendy kasih lima slice lemon, dan Irene bilang gak suka. Lupa kalau Irene itu ya Irene, bukan Taeyeon.

Wendy selalu kasih infused waternya dengan lima slice lemon untuk Taeyeon, dan sekarang dia gak bisa menerapkan apa yang Taeyeon suka ke keseharian Irene.

Mereka berdua berbeda, jelas. Dan Irene cuma butuh dua slice lemon, gak lebih.

Tapi Irene butuh banyak campuran buah  di airnya dibandingkan Taeyeon.

Wendy simpan lagi rotinya diatas piring kecil, dan biarin Irene simpan kepalanya di bahu sebagai sandaran.

Irene ambil ponselnya di saku celana, kamera ponsel dinyalakan, lalu pasang senyumnya paling manis—dan lidah sedikit menjulur keluar jadi pose yang Wendy buat.

Keduanya reflek ketawa waktu Irene kasih lihat potret mereka di ponselnya.

“Nanti kirimin.”

Alis Irene naik sebelah, tapi fokusnya ada di ponsel. “Kirim ke siapa.”

“Ke aku lah.” wajah Wendy merengut lucu, Irene terkekeh aja responnya.

Dapat waktu santai sebelum datangnya petang, apalagi ditemani gadis lucu yang sekarang asik taruh dagunya di lengannya dia santai sekali, memonitor kemana aja jemari Irene bergerak dilayar ponsel.

Gimana wanginya rambut Wendy langsung tercium, Irene senyum sekilas.

“Ayo kirim kak!”

Celetukan frustasi, Irene ketawanya puas dan Wendy tambah merengut.

Kesal, Irene main ponselnya kesana kemari gak jelas. Hidungnya dijepit terus ditarik kebawah, Irene mode iseng dan Wendy pukul lengannya sebagai balasan.

Mereka menikmati waktu berdua, santai dan tanpa beban. Walaupun disini Wendy masih lihat Irene itu sebagai Taeyeon versi pengertian.

Wendy dorong tubuh Irene menjauh, setelah tadi sempat saling peluk iseng kebanyakan bercanda.

“Badanmu bau mayat, jauh-jauh.”

Mata Irene sedikit membulat kaget, dia tarik lagi tubuh Wendy, dan yang ditarik itu reflek teriak karena kepalanya diketekin, dijepit kuat bahkan kepalanya kena gasakan.













;

Sekarang mereka berdua ada diluar,

Beberapa menit setelah Tatjana pulang ke rumah, Irene langsung bawa Wendy pergi. Awalnya gak punya tujuan, di mobil kebanyakan diam, dan Irene memutuskan beli makanan drive thru untuk dimakan berdua.

Habits (Wenrene) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang